Long Time No See

179 21 3
                                    

07.00

Tok tok tok
"Hei Yeoni bangun! Kau tak mau menyambut kedatanganku hah?"
Teriak seorang lelaki di balik pintu kamar Seungyeon.
Cklek suara pintu terbuka.
"Wah dia benar-benar masih tidur? Kebiasaan yang tak bisa diubah." Ucap lelaki itu.
Blug blug pukulan bantal terasa ditubuh Seungyeon.
"Yakk sakit. Yang benar saja!"
"Kau sekarang mulai berani berteriak padaku hah?"
"A-apa? T-Tunggu" ucap Seungyeon sambil mengusap kedua matanya.
"Memang aku disuruh menunggu untuk apa?"
"Eh kapan kau sampai disini?"
"Wah apa ini caramu menyambut kedatangan kakak sepupumu?"
"Tentu saja tidak. Kau kan kakak sepupu tersayangku, Jiminnie" sambil memeluknya.
"Bahkan kau tak memanggilku kakak? Wah sungguh tak bisa dipercaya."
"Hahah kau ini sama sekali tak berubah ya?"
"Memang aku mau berubah seperti apa? Sepertimu yang dingin dan mudah marah itu hah?"
"Aish kau ini selalu saja mengejekku seperti itu" ucap Seungyeon sambil memutar bola matanya.

Mereka memang sudah lama tidak bertemu, sekitar 1 tahun. Saat itu Jimin terpaksa pergi meninggalkan Seungyeon karena masalah yang sedang terjadi. Jadi mereka sama sekali tak pernah bertemu selama itu.

"Sudahlah sana mandi! Kau sungguh bau yeonnie"
"Apa kau bilang? Dasar menyebalkan!" Sambil melempar bantal ke arah lelaki yang di panggil Jiminnie itu.
"Yakk! Sudahlah mandi sana!"
"Iya aku tau. Tapi bukankah kau juga harus pergi"
"Aku? Pergi ke mana?"
"Yakk keluar dari kamarku!"
"Iya aku keluar. Tak perlu teriak. Kau ini sama sekali tak berubah"
"Biarkan saja. Toh ini hidupku"
"Aku tau ini hidupmu. Ishh sudahlah aku turun. Oh ya kau harus mandi dengan cepat, jika tidak maka aku akan meninggalkanmu. Paham?"
"Memang kita akan ke mana?"
"Apa kau bodoh? Kita harus ke kampus memang kemana lagi"
"Ah aku mengerti"
"Cepat! 10 menit!"
"Hah? Yakk Park Jimin!"
"Hei bergegaslah!"
'Aish dasar! Dia itu menyebalkan sekali!' Batinnya sambil berjalan ke kamar mandi.

Seungyeon dan Jimin bersaudara. Mereka dekat sejak kecil. Mereka selalu saling menjaga jadi tak heran sampai sekarang mereka masih sedekat itu. Jimin dua tahun lebih tua dari Seungyeon.

Duk duk duk
Jimin menuruni tangga dengan malas. Lalu dia duduk di sofa ruang tengah. Dia hanya duduk sambil mengotak-atik ponselnya.
"Jimin kau dari kamar Seungyeon?"
Tanya nyonya Park dari belakang nya. Mendengar suara itu Jimin berhenti mengotak-atik ponselnya dan berbalik menghadap lawan bicaranya.
"Ah bibi, iya aku dari kamarnya. Bagaimana keadaannya? Apa sudah lebih baik dari sebelumnya?"
"Yah dia lebih baik"
"Eumm syukurlah"
"Lebih baik sekarang kau sarapan"
"Tak usah bi, aku sarapan nanti saja"
"Ya sudah. Aku ke dapur"
"Iya. Bibi, jika Seungyeon sudah turun bilang saja aku menunggu di depan"
"Baiklah"
Jimin pun berjalan menuju teras. Dia mengeluarkan motornya dari garasi dan memanaskan motornya.

Duk duk duk
Seungyeon menuruni tangga dengan cepat dengan kaki pincangnya. Dia sudah siap untuk berangkat kuliah. Dia terlihat cantik dengan tampilan sederhana. Kaos lengan panjang berwarna biru tua, celana jeans panjang, sepatu converse serta rambut panjangnya dibiarkan terurai. Sesampainya di lantai 1 Seungyeon bertanya kepada ibunya.
"Ibu dimana dia?" Tanya Seungyeon.
"Dia siapa maksudmu?" Jawabnya.
"Jimin"
"Dia sudah ada di teras. Ah ya, apakah kakimu sudah baikan?"
"Eumm sudah lebih baik. Ah baiklah aku berangkat dulu ibu"
"Kau tak sarapan?"
"Nanti saja"
"Eoh. Hati-hati"

Jimin yang sedang menunggu Seungyeon selesai hanya duduk diam di atas motornya tanpa ada pergerakan.
'Ck lama sekali sih dia' gumamnya. Tak lama kemudian
"Park Jimin"
"Yak! Kau lama sekali!"
"Yang penting aku sudah di sini"
"Yah, kau sudah siap?"
"Menurutmu?"
"Oh oke, ayo cepat naik"
"Iya"

TBC



Hai reader!
Aku lanjut dengan tokoh tambahan, Park Jimin. Yah dia disini jadi kakak sepupunya Seungyeon yang penyayang, baik, dan sangat perhatian.
Ah ya kalo ceritanya kurang menarik langsung comment aja, ga apa kok. Malah seneng hehehe.. kalo suka vote juga ya.

A BAD GIRL AND A GOOD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang