Bel Istirahat pertama berbunyi
Aku sangat merasa lapar sekali saat istirahat tiba. Aku sangat ingin pergi ke kantin untuk makan. Namun terbesit dalam pikiranku, aku merasa takut diolok-olok dihina dan direndahkan oleh orang-orang karena peristiwa tadi. Kalian tau kan ? Ya! Peristiwa kim yang mendatangiku, memohon, dan memperhatikanku hingga membuat aku senang dan mungkin menyukainya, bila disebut suka masih dalam pertanyaan mungkin ya. Hehe
Aku tampak ragu dan ketakukan. Namun aku sangatlah merasa lapar, mungkin semua cacing diperutku telah menghabiskan makanan yang tadi pagi dihidangkan oleh ibu. Aku bingung tapi aku hanya dapat berdiam diri saja menahan lapar. Aku terus berpikir, dan akupun mengambil keputusan untuk bergegas pergi ke kantin. Lebih baik aku di olok-olok dan caci maki lagi daripada aku harus mati kelaparan dan mengecewakan orang tuaku yang selalu memanjakan anak satu satunya yang mereka miliki. Aku sangat sayang kepada mereka. "Orang tuaku selalu menyayangiku, maka sesulit apapun semua rintangan yang dihadapi aku harus tetap berjuang untuk mereka. Setidaknya aku dapat membuat mereka senang dengan keadaanku yang baik baik saja." kataku dalam hati sembari tersenyum.
Akupun pergi ke kantin untuk membeli makanan. Aku memesan nasi putih dan lauk pauk yang tidak lain hanyalah ayam saja. Dengan segelas teh panas yang manis dan benar benar ku sukai. Aku memilih tempat yang tepat untuk duduk agar nyaman saat makan. Akupun memilih duduk di ujung dekat dengan tembok. Dan tiba-tiba.
.
.
.
.
firasatkupun benar."Hey hey hey semuaa.! Coba liat disebelah ujung sana ? Si botak yang tadi so soan deketin kim hyungsoo buat duduk sebangku sama dia. Tidak punya malu pisan!" teriak syila tampak kesal dengan raut sombong dan centilnya yang menunjukku.
"Hah ?? Dia ??""Gapunya malu banget"
"Ih ngerakeun"
"Malu-maluin"
"Caper kaliya?"
"Dia mah ngan mau dikasihanin pastinya oge"
Orang-orang ramai dan melihatku dengan raut yang marah kesal dan ilfeel. Oh Tuhan, aku tidak melakukannya tapi mengapa selalu aku yang jadi korban ?? Inilah ujian.
Dan lama-lama mereka menyuraki ku dengan nada memperolok dan menghinaku"Uuhhhhhhhhhhh.. Caper!"
"Botakkk"
"Itemm.. Jelek!"
"Uuuuuuuuuhhhhhhh.. Gapunya malu jadi orang uuuhhhh"
Surakan itu sangat membuatku sakit hati dan rasanya ingin menangis saja. Aku hanya dapat terdiam dan menunduk. Untungnya aku tidak dilempari tomat ataupun apa oleh mereka. Kalo saja saat itu kelakuan mereka tidak ketahuan oleh kepala sekolah ? Mungkin setiap hari aku sudah di jaili tak henti.Rasanya ingin sekali ada seorang hero yang datang menyelamatku bagaikan film film. Namun itu hanya drama dan impian hidupku saja. Wajahku sepertinya tampak sedih dan semakin murung. Hanya saja tiba-tiba.
.
.
.
"Kenapa udah gada yang ngatain ya ? Perasaan barusan rame deh" dalam hati aku bingung.
Dalam kebingungan aku melihat-lihat seluruh sudut kantin. Dan ternyata. Aku menganga begitu saja saat melihat kehadiran seorang kim. Kim ?? Kim ada depanku sekarang! Akankah mimpi itu terwujud ? Kim dihadapanku sekarang, karena kehadirannya semua orangpun diam.
Kim yang tiba tiba datangpun bertanya-tanya padaku.
"Anda sedang kenapa ? Kenapa anda terlihat sedih seperti itu ?""E..m.. Mmm.. A.. Aa.." jawabku terbata bata gugup
"Ya! Anda kenapa bicara seperti itu? Cobalah berbicara dengan jelas
"A.. Aku tidak apa apa kim. Aku baik"
"Tapi mereka sepertinya sedang menghinamu"
"Iya itulah pekerjaan mereka sehari-hari kim, ngehina aku."
"Ooo.. Seperti itu. Bolehkah saya bertanya dan memohon kepada anda ?"
"Bertanya ? Iya boleh saja. Hah ? Memohon lagi ?? Memohon apa ??" aku bertanya tanya padanya dengan malu dan jantungku ini berdebar debar sangat kencang.
"Bila boleh saya tahu, anda mengapa tidak memiliki rambut ? Dan saya mohon kepada anda. Dapatkah kita berteman ? Hehe" tanya dia menyeringai memperlihatnya mimik wajah yang aga canggung, malu dan menurutku sexy. Hehe. Dan dia berbicara dengan sangat berhati-hati, mungkin dia tidak ingin melukai perasaanku. Mungkin
" Aku akan menjawab pertanyaan kamu, tapi boleh kan aku langsung membicarakan semuanya kepadamu ?"
"Baiklah. Dan tolong jawab apakah anda mau berteman dengan saya ?" kim tersenyum dan tampak memohon.
"Nanti saja kalo masalah botakmah ya ? Sebentar lagi juga kita masuk kelas. Dan jawabanku dari ajakanmu, aku pengen jadi temen kamu." jawabku tersenyum dan kalian mungkin akan tau, hatiku berguncang.
Teng teng. Bel masuk berbunyi
"Ayolahh, siapa tadi namamu ?" tanya kim yang tidak kusangka tiba tiba menggenggam tanganku.
"Hah ? Na.. N.. Namaku. U.. Uf ufa." ucapku gugup. Siapa yang tidak gugup? Baru pertama kali aku di pegang seperti itu. Oh Tuhan.. Hati dan jantungku seakan tergerak-gerak karenanya..
"O.. Ufa. Maafkan saya, saya lupa ufa. Hee" kim terkekeh dan menarikku untuk sesegera pergi ke kelas bersama.
Aku hanya terdiam dan tersenyum dibelakangnya, aku sangat malu, tapi entah kenapa aku merasakan nyaman. Mungkin aku merasakan itu karena baru kali ini ada orang yang baik padaku, apalagi dia bisa dibilang populer, padahal baru satu hari bersekolah disini. Jujur saja, aku merasa terlindungi olehnya. Hehe.. "Terima kasih Tuhan." ucap syukurku dalam hati.Masuknya kita kedalam kelas, kim tetap saja menggenggam tanganku erat. Sampai sampai genggos itu heboh sekali.
"Oh my God!! Hey kalian!! Apa apaan ??!! Ini sekolah bukan tempat buat pacaran! Gapunya malu dasar!!!""Ya! Kita tidak berpacaran!! Kita hanya berteman!! Mungkin kalian merasa sirik kepada kami bukan? Jangan urusi uran kami. Mengerti!!?? Arasoe ??" jawab kim menyentak.
"Ya Tuhan.. Tengil juga ya ini anak. Ish, padahal sangat baru. Pemberani sih" ucapku dalam hati.
"Ish! Ternyata dia tidak punya malu juga. Padahal bisa dibilang murid baru." gumam syila yang terlihat down yang masih dapat kudengar samar samar.
Waktunya pulang.
Aku keluar kelas bersama kim. Karena dia terus menuturiku. Aku memang terlihat kesal, namun kenyataannya ? Aku senang.
"Ufa! Ingin pulang bersama ?" dengan tiba-tiba kim bertanya."Aduh kim, bikin kaget aja deh.(ucapku lelah) maafkan aku, aku nggak bisa. Aku dijemput sama ayah dan ibu kayaknya."
"Aigoo.. Yasudahlah, besok bisakah kita pulang bersama ?"
"Hah? Bersama ? Aku takut kim hyungsoo, aku belum pernah pulang sendirian apalagi bareng cowok kayak kamu." ucapku kaget dan kebingungan. Aku senang tapi.. Kalian mungkin tau, bila aku pulang bersama kim dan tidak bersama dengan orang tua ku, mungkin mereka akan mengkhawatirkanku.
"Kim, orang tuaku sudah menjemput. Aku pulang dulu yaa.. Bye bye sampe ketemu lagi besok. Hati hati kim!" ucapku sembari pergi meninggalkan kim.
"Bye bye ufa.. Selamat tinggal" kim menjawab sembari melambaikan tangan dan melontarkan senyuman manis manja koreanya itu. Uhh manisnyaa.. Serasa dilelehkan hati ini. Ck
Di mobil
Saat aku masuk dan menyapa orang tuaku, tiba tiba saja ibu bertanya.
"Itu tadi siapa na? Teman baru ? Aahhhh.. Apa pacar ? Anak ibu sudah besar rupanya." tanya ibu sambil bercanda. Perkataan ibu tadi membuatku tersipu sekali."Ah ibu ini, itu hanyalah teman baru ufa dari seoul. Tengil bu." jawabku dengan tertawa kecil memandang keluar kaca sembari malu.
Dihari yang ku sukai ini, akhirnya aku mendapatkan kebahagiaan yang telah diberikan oleh kim. Terima kasih kim hyungsoo.
"Kehadirannya membuatku seakan-akan ingin kuraih bintang bintang yang bergelantungan dengan indahnya, dipenuhi rembulan malam yang tertata dengan sangat indah dan rapinya dilagit lagit bumi ini. keindahannya dan keajaibannyalah yang membuatku sangat ingin memilikinya dalam genggaman kehidupan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice Living
AléatoireMungkin aku memang tampak berbeda dari yang lain, yang dapat membuatku merasa iri dan tidak percaya diri dan bahkan ku dijauhi semua orang, mereka tidak menyukai apalagi sampai menemaniku. Dan mungkin karna aku berbeda dari mereka yang benar benar s...