My Dream (SVT FF)

My Dream

Author : Yunietananda

MY DREAM

Wen Junhui / Jun (Seventeen), Im Hwa Yeon (OC) || Hong Jisoo / Joshua (Seventeen), Park Yunhee, Lee Jian (OC) || Slight of life, Hurt / Comfort, Angst || Lenght : Ficlet || Rating : PG-17.

Member Seventeen milik diri mereka sendiri, keluarga, dan Pledis Ent. OC beserta alur cerita milik author. Kisah ini murni dari pemikiran author, jika ada kesamaan dengan tulisan lain merupakan ketidak sengajaan. Mohon untuk tidak mengCopy-Paste, alih bahasa apalagi menjiplak. Please don't be silent readers. Happy reading^_^

.
.
.

"Mimpi membawa pesan darimu"
.

Secercah sinar Mentari yang menyelinap masuk ke ruangan melalui cela-cela tirai jendela mulai menyilaukan netraku yang masih terpejam. Perlahan tapi pasti, aku pun mulai terbangun dari tidur semalam. Kududukkan tubuh ini lalu melakukan sedikit peregangan untuk beberapa saat.

Setetes peluh bergerak turun dari sumbernya dan membasahi dahiku. Sejurus dengan itu semua, ada perasaan yang menyeruak di dalam hatiku. Perasaan yang sangat aneh, hingga mampu membuatku susah bernapas sekaligus merasakan sesak di dadaku.

"Wae geurae?" gumamku pada diri sendiri diikuti gerakan tangan yang memegang dada sebelah kiriku. Saat ini aku bisa merasakan deguban jantungku yang kian lama kian tak beraturan. Aku memejamkan mata sejenak, berharap semuanya akan kembali normal. Namun yang terlintas justru sisa-sisa bunga tidurku.

"Ige mwoeyo?" Aku tersentak kala mengingat wajah yang hadir dalam mimpiku semalam. Entah apa isi dan alur dari mimpi itu, yang kuingat hanyalah wajah-wajah yang ada di dalamnya. Debaran jantungku semakin kencang kala sesosok namja menghiasi otakku.

"Huuufftttt." Kuhela napas panjang, sekali lagi untuk menetralkan semua sistem kerja saraf dan organ tubuhku. "Forget it, Im Hwa Yeon!" seruku memerintahkan diri sendiri untuk melakukannya.

Kemudian aku beranjak dari ranjang empuk itu menuju ke kamar mandi dan bersiap melakukan aktivitas lain seperti biasanya.

.
.
.

Hampir seminggu berlalu, aku selalu memimpikan wajah-wajah yang sama dengan alur cerita yang berbeda. Detak jantung di dalam dadaku terkadang menyiksa hingga perih yang kurasakan kala mengingat wajah tersebut. Hal itu membuatku kehilangan konsentrasi untuk beberapa saat.

'Aku tidak bisa seperti ini terus, ini sudah sangat keterlaluan. Ya, aku harus mengakhirinya,' pikirku dalam diam. Beberapa detik kemudian tanpa berpikir panjang aku pun men-dial nomor seseorang pada ponselku.

*Yeoboseyo? - Sahut yeoja dari seberang teleponku.

"Annyeong, Yunhee-ya!"

*Maaf, ini siapa?

"Naya! Im Hwa Yeon."

*Im Hwa Yeon? Omo! Hwayeon-ah! Bagaimana kabarmu? Kamu kemana saja? Kenapa tidak mengirim kabar kepadaku? Eodiseo?*

"Tenanglah, Yunhee-ya! Aku baik-baik saja. Aku berada di Seoul. Bagaimana denganmu?"

*Di Seoul? Jinjja? Ayo kita bertemu!*

"Aku ingin sekali bertemu denganmu, tapi maaf aku tidak bisa. Mungkin lain kali."

*Apa kamu sibuk? Ah arasseo. Lain kali saja kita bertemu. Asal kamu tahu Hwayeon-ah, aku lega mendengar kabar darimu. Aku juga senang, kamu sudah di sini.*