One

7.5K 18 0
                                    



Jasmine Anastasya Muller. Gadis berusia tujuh belas tahun itu diadopsi oleh keluarga kaya raya saat usianya sepuluh tahun. Ia akhirnya memiliki kakak angkat kembar bernama Justin Fransisco Muller dan Jessica Cameyla Muller. Ibu angkatnya meninggal satu tahun yang lalu akibat kecelakaan pesawat sementara ayah angkatnya -Calvin Muller- sibuk bekerja hingga melupakan anak-anaknya. Calvin akan pulang beberapa bulan sekali, kadang hingga delapan bulan sekali.

Gadis itu terbangun dari tidurnya karena merasa haus. Ia melirik jam dinding yang berada dikamarnya. Pukul 00.30

Gadis itu melangkahkan kakinya keluar dari kamar dengan setengah kesadarannya. Ia hendak pergi ke dapur ketika langkahnya terhenti akibat mendengar suara aneh dari kamar kakak perempuannya, Jessica.

Ia berjalan mengendap-endap mendekati pintu kamar Jessica dan mengintip melalui celah pintu. Matanya langsung membulat ketika melihat apa yang ada disana. Kakak perempuannya itu tanpa sehelai benangpun bersama dua orang laki-laki yang ia yakini adalah Justin dan Matthew -pacar Jessica-

Kedua laki-laki itupun juga tanpa sehelai benangpun.

"Ahh.. Ouhhh.. Faster.." Jasmine akhirnya tahu bahwa suara itu adalah desahan kakaknya.

"Jasmine apa yang kamu lakukan disana?"

Jasmine tergelak. Ternyata pintu itu terbuka. Dia dapat melihat ketiga orang itu menatapnya dengan satu alis terangkat. "A-aku mau minum." kata Jasmine lalu berlari menjauh dari kamar Jessica dan pergi ke kamarnya dengan keringat yang membanjirinya. Ia bahkan melupakan dirinya yang tengah haus.

*****

Dirumah sebesar ini tidak ada asisten rumah tangga. Sebenarnya ada, namun hanya pada pukul delapan sampai sepuluh pagi. Hanya untuk bersih-bersih dan setelah itu pulang.

Jasmine baru saja selesai memasak makan siang untuk kakaknya. Ia tadi juga melihat Matthew datang kesini. Sebenarnya kilasan memori tentang apa yang dilihatnya kemarin malam masih melekat diingatannya, tapi ia tak mau mengambil pusing tentang hal itu.

Ia melihat ketiga orang itu tengah asik menonton DVD di home theater yang ada dirumahnya. Sepertinya ketiga orang itu terlalu asik menonton hingga tidak menyadari bahwa Jasmine telah duduk disana dan ikut menonton.

"Mereka lagi ngapain, kak?" tanya Jasmine polos ketika melihat pria pada video itu sedang menggerayangi wanita.

"Tentu saja seks. Apalagi?" jawab Justin. Ia masih belum menyadari keberadaan Jasmine.

"Seks itu apa?"

"Seks itu-" Justin menoleh dan membelalakkan matanya lalu mematikan video itu begitu saja. "Kamu ngapain disini?"

"Loh kok dimatiin sih kak?"

"Kamu ngapain disini?" tanya Justin lagi, "Kamu itu belum cukup umur buat nonton video itu."

"Aku tadi mau manggil kalian buat makan siang. Terus aku lihat kalian lagi asik nonton, jadinya aku ikutan. Itu tadi lagi asik nontonnya tau kak, vagina ceweknya lagi dijilatin cowoknya."

"Kamu belum cukup umur."

"Aku udah tujuh belas tahun. Lagian yang di video itu sama aku kayaknya lebih tua aku deh kak."

"Tapi dia udah ngerti begituan, kalo kamu 'kan belum."

"Kalo gitu aku bisa belajar buat ngerti kok, kak."

"Jasmine! Jangan keras kepala gitu deh. Mending kamu makan dulu aja."

Jasmine mengerucutkan bibirnya lalu pergi ke kamarnya. Sementara Justin langsung menghela napasnya dan kembali duduk. "Kenapa Jasmine nggak lo ajarin aja, sih?" tanya Matthew.

Justin langsung menatap Matthew tidak percaya, "Lo gila? Dia masih tujuh belas."

"Dulu pertama kali kita bertiga nge-lakuin itu malah masih enam belas tahun, Jus. Lagian elo 'kan jadi punya temen main kalo lagi jomblo gini. Nggak sama gue mulu." kini giliran Jessica yang berbicara.

"Lo nggak ikhlas sama gue?"

"Bukan gitu. Tapi gue lagi pengen sama pacar gue doang." kata Jessica telak lalu pergi bersama Matthew meninggalkan Justin sendirian.

*****

SEX WITH MY BROTHERWhere stories live. Discover now