Author POV
"Bila kita yakin maka pasti akan ada jalannya"
Itulah motto seorang mahasiswi berhijab yang begitu menjaga auratnya.
Azni Nurul Fikri. Itulah nama yang diberika kedua orang tuanya 18 tahun yang lalu. Azni sedari dini sudah diberikan banyak hal yang kental akan islam. Hingga Ia memutuskan tidak akan melepas hijabnya. Tanggapan positif terus mengalir akan keputusannya, tak terkecuali orang tua. Ketika Azni duduk di bangku SMA, Ia sudah tertarik pada ekskul Rohis. Ya eskskul yang begitu banyak mengajarkannya jalan hidup yang haqiqi. Sampai lulus SMA pun Ia masih aktif di organisasi islam di lingkungan sekitarnya, dan Ia pun lemgikuti kajian islam mingguan bersama beberapa wanita seusianya. Liqo atau tarbiyah. Itulah kegiatan rutinnya di tiap hari minggu pagi. Dalam liqo tersebut mereka berdelapan dengan 1 orang Murabbi atau 'si pemberi kajian' di tiap pertemuannya. Hingga detik ini Azni belum pernah merasakan apa itu rasanya pacaran. Bukan hanya karena Islam tidak mengajarkan hal tersebut, tapi terlebih karena menurutnya pacaran itu tidak memberi hal positif dalam hidupnya.
Pagi ini Azni dikejutkan dengan notifikasi ponselnya. Yang sebenarnya ia lebih terkejut akan pesan yang tertulis di dalamnya.
"Bun, nanti aku rapat dari abis zuhur sampe sore ya" ucap Azni sambil membantu bundanya menyiapkan sarapan.
"Emang ga ada kelas kamu? Sama siapa?" Bunda sudah biasa mendengar anaknya izin untuk organisasi tidak terlalu mempermasalahkannya, karena selama hal tersebut positif dan tidak mengganggu konsentrasi anaknya, Ia akan mengizinkannya.
"Ada Bun, tapi Cuma dari jam 8 sampai jam 10. Pas banget banget gitu, Biasa bun dijemput Riri. Yaudah bun, aku siap-siap dulu yaa, oh iya salam buat ayah ya. Lagi mandi kan" Azni meninggalkan bundanya yang di dapur, langsung ke kamar untuk siap-siap ke kampus.
Author POV
Tiin Tiin
Suara klakson motor terdengar dari halam rumah Azni, dan setelah pamit, Ia langsung menemui Riri. Sahabatnya yang se-organisasi, dan se-paham dengan apa yang Ia yakini. Riri pun salah satu teman liqo Azni.
"Bawaanya banyak ya bu." Riri yang menunggu di depan langsung melajukan motornya setelah Azni siap.
Azni hanya menjawabnya dengan anggukan dan senyuman.
Ya Azni memang hanya memakai sling bag tidak terlalu besar, beberapa buku dan barang Ia pegang.
Mereka pun berangkat menuju kampus
Sesampainya di kampus
"kamu duluan aja, aku parkir motor dulu. Lansung ke kelas aja Ni, Okay" Setelah mengatakan itu, Riri langsung memarkirkan motornya cukup dalam. Alasannya karena tempat penitipan helmnya ada di pojok parkiran motor.
"Okay"
Setelah turun dari motor dan berjalan sedikit, Azni sedikit tersandung dan hampir jatuh namun Ia bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. Namun tas sling bag dan beberapa barang yang Ia peganglah yang jatuh dan sedikit berserakan, yang kebetulan resletingnya belum tertupup sempurna hingga sebagian barangnya keluar.
Azni POV
"duh... kok lupa ditutup sih resleting tasnya?" Batin Azni sambil membereskan barangnya yang berserakan.
Namun tanpa Azni sadari kartu perpustakaan yang Ia selipkan di salah satu bukunya terjatuh.
~tbc~
Ini baru prolog, masih banyak part yang akan aku bahas. see ya.
hope u like it. :*
KAMU SEDANG MEMBACA
dalam diam aku mencinta
Romance"Ya Tuhan. Bolehkah aku menyebut namanya dalam setiap pertemuanku dengan-Mu?" Azni. Seorang mahasiswi salah satu Universitas swasta di Jakarta. Dalam kesehariannya Ia aktif di kampus dan organisasinya. Dan ia aktif dalam pengajian kampusnya atau yan...