Maybe?

243 5 0
                                    


Fio.
Sudah 5 menit gue dateng disini. Biasanya gue yang ngaret, tapi sekarang kayaknya steffi yang ngaret. Tadi gue udah berhasil nyatain cinta ke steffi. Gue gamau berharap lebih. Dia milik nara. Dan gue tau itu. Gue cuma ditugasi menjaga steffi, bukan memiliki steffi. Andai dari dulu gue sadar kalau gue cinta steffi, pasti steffi udah jadi milik gue. "Haii" seseorang berteriak di telinga gue. Gue hampir aja ngelempar hot chocolate yang lagi gue pegang. "Steffi!!!" Omel gue. "Hahaha maaf fio aku gak sengaja" aku merasakan kehangatan yang berbeda sekarang. Apalagi steffi sudah menggunakan 'aku-kamu-an'. Apa steffi udah anggep gue lebih? "Hehe iyaa steffi" aku tersenyum lebar. Walaupun gigiku berantakan, tapi steffi suka senyum lebarku. "Yuk berangkat" steffi mengandeng tanganku.
Sudah hampir 3 jam gue menemani gadis cilik ini berkeliling mall. Kalau dihitung mungkin sudah 5 km kali gue berjalan kesana dan kemari. Tapi steffi tak kunjung membeli barang apapun. Tetapi gue senang sekali jika menemani steffi jalan karena steffi akan selalu tersenyum. Dan senyum steffi adalah kebahagiaan gue.. "Fio! Aku bagus pake gaun ungu atau biru?" Tanya steffi sambil membawa 2 gaun simple yang menurut gue semuanya sama aja. "Terserah kamu aja" kata gue sambil tersenyum. "Yaudah pink ajadeh" kata steffi sambil mengambil yang lain. Gue bingung. Kenapa tiba tiba dia milih pink? Ya.. Gitulah cewek sulit ditebak. Sama seperti perasaan steffi. Susah dibaca. Tiba tiba mata gue menangkap sepasang kekasih yang bermesraan di caffe seberang toko gue berada. Gue seperti gak merasa asing dengan wajah itu. Gue mendekat. Ternyata ray. Emosi gue meluap. Gue harus tahan emosi. Gue gamau suasana hati steffi kacau. Lagipula steffi bukan siapa siapa ray jadi wajar saja jika ray bersama wanita lain. Lebih baik gue mengajak steffi ketempat lain daripada steffi harus melihat ray..
Steffi membolak balikan menu. Dia bingung memilih menu apa yang tepat untuk mengisi perutnya yang sudah berbunyi sedari tadi. Tiba tiba steffi tersenyum simpul dan memanggil pelayan. Setelah memesan pesanan kita steffi menatap gue dengan perasaan gundah. "Fio.." Steffi menunduk. "Aku ngerasain perasaan yang beda ke kamu... Aku gak bisa bohongin perasaan aku.. Aku ngerasa nyaman jika bersama kamu.. Perasaan aku ke kamu berbeda dengan dulu.. Dulu mungkin aku merasakan kehangatan bersama sahabat.. Kalau sekarang aku tidak tahu perasaan apa ini.. Perasaan asing yang selalu muncul jika bersama kamu. Merasa nyaman. Merasa tenang. Semua aku rasain kalau sama kamu. Bahkan aku gak pernah merasa senyaman ini waktu sama nara. Tapi aku ngerasain ini ke kamu fio. Hanya kamu.. Jadi mungkin.. Aku.. A-ku.. Aku ju-ga cin-ta.. Sa.. Ma.. kamu" jelas steffi panjang lebar. Gue menatap steffi dalam. Entah.. Apakah gue harus senang atau sedih.. Gue senang karena steffi cinta sama gue. Karena cinta gue gak bertepuk sebelah tangan. Tapi gue sedih.. Gue gak bisa menjalankan amanat nara. Amanat untuk menjaga steffi. Bukan untuk memilikinya. Nara maafin gue.. Gue sayang dan cinta sama steffi.. Jadi gue memilih untuk memiliki steffi.. Gue menggenggam tangan steffi dan menciumnya. Steffi tersenyum tulus. "Aku cinta dan sayang sama kamu steffi"

***
Steffi.
Aku sudah berhasil jujur ke fio. Jujur tentang perasaanku yang sebenarnya. Tapi terkadang jujur malah membuat masalah menjadi rumit. Sekarang bagaimana dengan nara? Apakah aku langsung memutuskan hubunganku dengannya? Tidak mungkin.. Aku terlalu jahat. Sekarang aku mempunyai 2 pacar.. Entah apa yang membuatku seperti ini. Mataku nanar. Sedari tadi aku hanya menangis tanpa melakukan sesuatu. Menangis tidak akan merubah keadaan. Semua telah terjadi. Aku tidak bisa mengulangnya lagi. Aku menatap ke langit langit kamarku. Pikiranku mengingat ngingat tentang masa masa indahku bersama nara dan fio. 2 orang yang berarti dalam hidupku dan juga dua orang yang membuatku gundah seperti ini. Tiba tiba hpku bergetar tanda ada pesan masuk.
"Stef, aku malam ini ke jakarta loh:D yeaay! Sekarang aku udah dibandara setengah jam lagi berangkat Maaf yaa mendadak hehe. Aku harap kamu jemput aku yaa sayang.. Makasih.. Muaaah:)"
Ternyata dari nara. Nara akan pulang. Masalah semakin rumit. Aku ingin kabur dari semua masalah masalahku. Tapi kabur bukan satu satunya cara terbaik. Aku menaruh hpku disebelahku dan sedikit demi sedikit mataku mulai terpejam.

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang