Dan Semua Lalu Menghilang

105 7 2
                                    

Kupandangi sendu bola kristal di atas telapak tentakelku. Bintik dan pusaran di dalamnya berkilau gemerlap dengan latar belakang gelapnya malam, cantik sekali. Rekaanku yang paling kubanggakan sejauh ini. Paling hidup, paling semarak, paling sempurna.

Banyak yang bilang aku lebih terobsesi pada menciptakan karya dengan keindahan yang kompleks daripada mempersenjatai mereka untuk memenangi pertarungan. Apa untungnya membuat sesuatu yang cantik bila akhirnya bisa kuhancurkan juga, begitu Esgroot selalu mengejek ketika kami bertanding. Mesin pembunuh masal berdarah dingin itu tidak romantis sama sekali, begitu aku selalu menyangkal.

[Tapi, Haydyr,] suara Esgroot bergema di kepalaku dari ceruk miliknya di seberang, nadanya lebih serius daripada nada mengejeknya yang biasa. [Ini sia-sia, kau tahu? Menghabiskan milyaran tahun untuk mempercantik setiap ciptaanmu satu-satu, lalu ternyata mereka terlalu lemah untuk sekedar mempertahankan diri.]

Aku termenung. Memang, semakin lama kekalahan berkali-kali itu terasa semakin menghunjam. Seperti ada tentakelku yang ikut terpotong ketika ciptaanku dimusnahkan oleh ciptaan lawan main. Itu satu kelemahanku yang lain, begitu biasanya Esgroot atau Morses berkomentar yang dilanjut dengan ceramah panjang-lebar tentang kebiasaanku yang terlalu terikat pada ciptaanku suatu saat akan berakibat buruk.

Tentu saja aku tidak setuju, bukankah menyayangi karya yang telah susah payah kau bangun dari ketiadaan hingga menjadi sistem yang semarak, adalah hal wajar? Tapi belakangan aku tidak lagi repot-repot membalas argumen mereka. Sudah cukup sering kami saling lempar argumen tentang ini tanpa ada kata sepakat untuk penyelesaian.

[Tidakkah kau pikir penyerangan dan peperangan terlalu melelahkan?] kuarahkan tanya di benakku padanya. [Hanya ada penderitaan dan kehancuran yang menanti ciptaan kita. Kenapa kita tidak bisa memberi mereka kebahagiaan saja, membiarkan mereka terus berevolusi hingga bentuk paling prima?]

[Oh, Haydyr,] dia berdecak, kepalanya memuntir ke kiri dan kanan di atas bahunya yang gemuk, [kau lupa kalau pertarungan adalah tujuan utama permainan ini?]

[Kenapa harus pertarungan?] aku bersikeras. [Permainan ini menakjubkan, itu benar, dan sistem kita yang paling canggih sepanjang trilyunan tahun. Tapi kenapa harus pertarungan? Kenapa kita tidak bisa mengubah salah satu aturannya?]

[Karena, Haydyr,] Esgroot seolah lelah mengemukakan hal yang sama lagi dan lagi, [hanya lewat pertarunganlah evolusi bisa teruji. Ciptaanmu akan belajar memperkuat diri mereka untuk bertahan hidup. Kau tidak ingin ada pertarungan? Baiklah, redupkan mataharinya atau hancurkan satelitnya. Atau ubah susunan atmosfirnya. Itu pun juga termasuk pertarungan, kau tahu? Perlu kuingatkan akhir naas dari ciptaan terakhir Kyzmyr?]

Tidak, tidak perlu. Seluruh generasi Hodian tidak akan lupa mengenai kisah mengerikan Kyzmyr dan ciptaannya. Dia mengakali sistem dengan membuat dua dunia yang persis sama-dunia di dalam dunia. Dunia di permukaan dia buat sebagai tameng untuk menghadang segala serangan luar, sementara dunia kedua dia sembunyikan dalam-dalam, dilindungi dengan sepenuh hati tanpa ada satupun serangan maupun bencana alam yang mengganggu. Ciptaannya di dunia kedua mencapai tahap perkembangan paling prima, namun itu hanyalah awal dari bencana. Stagnansi dan kepuasan diri lama-lama menggerogoti mereka dari dalam, hingga mereka tinggal tubuh-tubuh mengenaskan yang terlalu malas bergerak.

Kyzmyr mundur dari permainan dan membawa pesawatnya untuk berekspedisi. Itu terjadi seratus milyar tahun lalu dan dia masih belum kembali. Banyak yang bilang dia berusaha membuat ciptaannya sendiri di pojok semesta, ada juga yang bilang dia masih bertualang mencari dunia yang sesuai dengan idealismenya, entahlah. Tidak pernah ada yang kabar yang pasti mengenai Kyzmyr, bahkan ketika dia masih bermain di antara kami.

Sebenarnya jauh di lubuk hatiku, aku mengerti kata-kata Esgroot benar. Tidak akan ada perkembangan bila tidak ada perubahan. Tetap saja ada sebagian kecil di otakku yang berkeras kalau masih ada jalan lain yang bisa diambil, kalau perubahan tidak selalu harus diiringi dengan kerusakan dan penderitaan.

Atau mungkin benar kata mereka. Aku terlalu sayang pada ciptaanku.

[Sudah waktunya,] pikiran Esgroot kembali bergema, mengingatkanku akan ronde terakhir antara diriku dengan Esgroot. Dia terdengar bosan, seolah ingin cepat-cepat menyelesaikan sesi ini dan beralih pada sesi baru, mungkin dengan Morses atau Goumyr di mana dirinya bisa memaksimalkan ciptaannya untuk menyerang sepuas hati. Celah hidungku mengkerut getir. Setidaknya Esgroot bersedia menaati perjanjian yang kuajukan-dia hanya bisa membuat perubahan-perubahan tidak langsung-hingga akhir. Salah satu dari segelintir yang bersedia.

Entahlah, mungkin setelah ini aku tidak punya lawan bermain lagi dan akan berakhir seperti Kyzmyr.

Kembali kupandangi bola kristal gemerlap milikku. Ciptaanku. Esgroot sudah mengaktifkan protokoler, suara perintah yang membimbing langkah-langkah berikutnya bergema di kepala kami berdua. Kuperhatikan dia mematikan fitur penyiaran publik. Mungkin dia tak ingin aku dipermalukan oleh publik seperti Kyzmyr ketika detik-detik kehancuran ciptaanku dimulai.

Kuletakkan bola kristalnya di ceruk panel milikku. Tentu aku tak akan menyerah begitu saja. Tentakelku dan cabang-cabangnya berseliweran tanpa henti menjalankan rangkaian program untuk mengatasi program penghancuran milik Esgroot. Suara monoton protokoler memulai hitung-mundur.

[Jangan menangis, Haydyr.]

Aku malah menyeringai, menampakkan gigi taringku yang saling bersilang.

[Kita lihat nanti, Esgroot.]



Di lingkar dalam Lengan Orion, dalam gerumbulan Awan Antarbintang Lokal, cahaya sebuah bintang kuning kerdil lama-lama membesar intensitasnya. Semakin panas dan semakin panas, ukurannya akan menggembung berkali-kali lipat hingga menelan beberapa planet terdekat. Apakah planet ketiga akan ikut hancur? Ataukah penghuninya mampu melakukan sesuatu untuk bertahan hidup? Masih ada lima milyar tahun lagi untuk mengetahui jawabannya.

Bagi para Hodian, lima milyar hanyalah sekedipan mata.

===SELESAI===

Dan Semua Lalu MenghilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang