"Lo harus mau.."
"Apaan?! Cepet!"
"Tanding basket sama gue,"
"Apaaa?!!" Denia tidak percaya, laki-laki di hadapannya ini menantangnya bertanding basket, ia tau kalau Vino kapten basket sekolah, sebenarnya Denia tidak keberatan, karena ia sering berlatih di lapangan basket pribadi milik Gaby. Dan, ya, basket adalah hidupnya.
So, ready to lose babe?
"Mau gak lo? Kalo lo menang, gue bakal pergi dari hidup lo, tapi kalo lo kalah, huh siap-siap aja jadi pacar gue," ucap Vano sambil menyeringai.
Pacar? Cih! In your dream Devano!
"Tapi benerankan lo bakal pergi dari hidup gue?" tanya Denia, Vano mengangguk mantap.
"Jadi, deal?" Vano mengulurkan tangannya seraya menampilkan smirk andalannya.
"Deal!" Denia menyambut tangan Vano erat. Erat sekali.
"Jadi, kita bakal tanding pas istirahat, gue tunggu dilapangan." ucap Vano, kali ini ia tak akan di tinggalkan oleh Denia, ia yang meninggalkan Denia, berjalan menuju Kantin.
Lo udah nerima tantangan orang yang salah De -V
•••
Krinngg!!
Denia keluar terburu-buru menuju lapangan. Ia tak sabar ingin bertanding dan melenyapkan Vano dari hidupnya. Persetan dengan reputasi nerd sialan itu, yang jelas hidupnya bebas.
Ia tiba dilapangan, terlihatlah Vano yang berada didekat ring melambaikan tangannya ke arah Denia. Denia tak membalas dan langsung berjalan menuju Vano.
Tak sedikit murid-murid yang melihat Denia dengan tatapan aneh,kesal, marah bahkan jijik. Ia mendengar beberapa anak berbicara tentang pertandingannya dan Vano.
Secepat itukah tersebar?
"Udah siap?" tanya Denia. Vano berdiri, mendekatkan tubuhnya pada Denia lalu membungkuk dan berbisik di telinga Denia, "Siap-siap kalah dan jadi Pacar gue De," Vano lalu berdiri tegap lagi.
Vano mengambil bola oranye itu, "Sesuai ungkapan Ladies First, lo yang bakal megang bola deluan." ucap Vano.
Denia menelusuri sekitarnya, beberapa anak menonton Aksinya dan Vano, tidak banyak, itu membuat Denia merasa sedikit lega. Mungkin para murid berkata 'Vano tanding sama Nerd juga,yaiyalah dia bakal menang' atau 'ga usah nonton Vano juga pasti menang'.
•••
Sudah 10 menit pertandingan berjalan, Vano memimpin dengan skor 7-6. Denia yang sangat ingin Vano enyah dari hidupnya berusaha membakar semangat awalnya yang mulai cair.
Vano memantulkan bola itu, Denia mengejar, masih dengan dandanan nerd, ia sesekali menaikkan kacamatanya. Denia terlihat aneh, berkacamata, rambut di kepang dua, dan keahlian bermain basket bak pemain NBA.
Jarak Vano dan ring semakin dekat, dengan cekatan Vano menghindar dari beberapa halangan yang Denia tambatkan. 3 langkah lagi, Vano melakukan lay up. Satu langkah, dua langkah, tiga langkah, dan..
Masuk!
Wasit meniup peluit berwarna kuning.
Terpampanglah angka 9-6 di meja wasit. Lapangan sudah mulai sesak dengan puluhan anak-anak yang antusias menonton pertandingan Denia dan Vano.
9. Angka itu terus terngiang di otak Denia, waktu tinggal 10 menit dan Denia tertinggal 3 poin.
Denia menghentakkan kakinya keras. Kekesalannya telah mencapai puncak. Terserah bagaimana nasib nerdnya, ia tidak peduli. Denia mengenyahkan kacamata berbingkai hitamnya dan melepas ikatan rambutnya lalu mengikatnya lagi menjadi pony tail.
Seketika semua orang di lapangan memandang Denia takjub,
"Gila! Itu bener Denia?!"
"Sumpah tuh anak cantik banget!"
"Adem ati gue sumpah!"
"Nyesel deh gue sering ngebully dia,"
"Denia ada sosmed gak sih?"
"Pokoknya gue suka sama Denia titik."
...
Begitulah kira-kira berbagai komentar yang dilontarkan para siswa, terutama laki-laki.
Sedangkan Vano melongo, bayangan wajah Denia terus ditampilkan di pikirannya bak presentasi yang memakai LCD.
Denia masih memantulkan benda bulat itu, lalu ia berhenti di belakang garis putih paling luar, mengambil ancang-ancang, menembak dan,
Masuk!
Sontak riuh tepuk tangan dari seluruh siswa yang menonton memenuhi lapangan. Vano tersadar, matanya langsung menuju ke meja wasit, terpampang angka 9-9. Score keduanya seri, sedangkan waktu yang tersisa tinggal 5 menit.
Pandangan Vano beralih ke arah Denia yang tersenyum penuh kemenangan.
Senyum itu, senyum punya cewe yang di Cafe.
Vano mengernyit, meneliti wajah Denia lagi. Tidak salah lagi, Denia adalah perempuan itu, perempuan mirip Denia yang ia temui di Boo's Cafe.
Seberapa banyak rahasia yang lo sembunyiin De?
•••
Halo! Istri masa depan Luke Hemming disini!
Gimana sama Part 6 nya? Bagus gak? Gaje yah?
Gapapa lah ya, biar gue seneng dikit.Jangan lupa Vote sama Komen! Mudah kok tinggal klik '⭐' di sudut kiri bawah.
Jangan jadi Siders! Hargain gue yang susah-susah nulis sama mikir idenya!
Tertanda,
Luke Hemmings Future Wife<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Denia
RandomDenia termasuk golongan nerd di sekolah nya. Namun, dibalik sikap culun dan anehnya, Denia menyimpan rahasia. Rahasia yang sangat bertolak belakang dengan kehidupan sekolahnya. Tapi apa jadinya jika tiba-tiba Devino Pradipta si Populer SMA GN yang t...