JUJU's WISH

2.3K 248 9
                                    

  'So, how it feel being the one and only one girl among boys and men in your life?'

.

.

.

Sepasang mata bulat replika dari Jung Jaejoong itu mengerjap memperhatikan cermin ukuran raksasa yang ada di dinding kamarnya. Iris cokelat itu memperhatikan dengan detail mulai dari bagian bawah. Ia bisa melihat kaki jenjang yang terbalut kaus kaki selutut dengan aksen garis-garis berwarna hitam dan putih.

Pandangannya naik menuju pinggangnya yang ditutupi rok kembang sebatas paha. Berwarna merah dengan corak kotak-kotak hitam. Bibir seksinya menyungging ke atas, namun tidak sepenuhnya sempurna.

Ia masih memperhatikan bagian tubuhnya yang terbalut kaus tanpa lengan berwarna hitam yang dilapisi sweater tipis merah berjaring-jaring hingga memperlihatkan lengan cantiknya. Gadis cantik itu mengangkat tangannya, melihat choker bercorak tengkorak menghiasi kulit putihnya. Dan senyumnya mengembang sempurna ketika mata bulatnya sampai pada kepalanya.

Oh—ini bagian favourite-nya sepanjang masa.

Rambut almond turunan dari ibunya yang sebatas pinggang, dengan kedua sisi di dekat telinga yang ditarik ke belakang dan dijepit dengan sebuah jepitan berbentuk pita berwarna merah.

Warna kesukaannya.

  "Kau selalu sempurna, Jung Ju Hee" Bisik yeoja gothic itu puas.

BRAKK!

Gadis cantik itu terkejut ketika pintu kamarnya yang ber-glitter pink dengan garis-garis hitam terbuka kasar dari luar. Mata bulatnya segera membesar menatap adik bungsunya, Jung Junhon yang tersenyum secerah matahari di sana.

  "Nuna! Umma memanggil untuk sarapan! Omo! Uri Nuna neomu yeoppo!" Pekik Junhonchan gemas.

Bocah berambut cokelat itu menatap Ju Hee dengan matanya yang berkilat-kilat lucu. Membuat Ju Hee menghela nafas pendek. Lalu tersenyum tipis.

Yah, Junhon memang selalu membuatnya kesal. Tapi entah kenapa ia tidak pernah bisa marah kepada bocah manja ini.

  "Ya, Honchan, dan untuk yang ke-82 kalinya, ketuk pintu sebelum kau masuk" Ujarnya.

  "Maaf Nuna" Sahut Junhon tanpa rasa bersalah sama sekali.

Ju Hee menggeleng pelan, kemudian ia berajalan mengikuti adiknya. Mata besarnya bergerak, memperhatikan langit-langit yang terlalu tinggi, kemudian beberapa pilar marmer yang cantik sebagai penopang sekaligus penghias rumah. Dan ketika kaki jenjangnya melangkah menuruni tangga, ia tersenyum tipis melihat banyak pigura yang terpajang di sepanjang dinding berwarna cokelat krem itu.

Yah, Ummanya hobi memotret, katanya.

Pandangan Ju Hee berhenti di sebuah bingkai raksasa yang terpajang di ruang tengah rumah besar tersebut. Ia bisa melihat settingan foto keluarga yang unik dari milik keluarga teman-temannya di sekolah. Ju Hee ada di sana, duduk di atas sebuah kursi layaknya ratu di atas singgasana.

Dan lima orang laki-laki berdiri mengelilinginya.

  "Honchan, Umma tahu apa yang kau lakukan"

Gadis cantik itu menoleh, melihat Junhon yang sedang mengerucutkan bibir cherry-nya kepada Jaejoong—Umma mereka—.

  "Hon dengar Umma? Letakkan paprika itu di sana" Tegur namja cantik itu lagi.

  "Ummaaa~~~" Rengek Junhon dengan mata besarnya.

JUJU's WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang