Langkah Yang Meneruskan Langkah Awal

17 1 0
                                    

Setelah hal-hal yang aku lalui dirumah sakit itu, jujur aku merasakan bila tubuhku semakin lama semakin melemah. Mungkin, penyakit yang ku derita ini semakin menyebar luas di tubuhku. Oh Tuhan, jangan dulu kau ambil nyawaku, aku masih ingin tetap bersama orang orang yang ku sayangi.

Beberapa hari setelah diriku pulang dari rumah sakit itu, datanglah wali kelas ku ibu felly. Dan kalian pastinya sudah tahu seperti apa dia.
"Maaf, ufa. Apakah ufa udah bisa ngelaksanain ujian hari ini ? Kelulusan sebentar lagi. Kamu harus udah ujian ufa sayang."

"Ujian bu ?? Sebenarnya saya belum terlalu siap untuk melaksanakannya, tapi mau tidak mau aku harus melaksnakannya. Soalnya kasihan ibu udah dateng ke rumah."

"Yasudah, kita laksanain ujian nya sekarang aja ya ? Eh ada kim juga disini ?"

"Hehe iya bu ada saya. Bu, sebelum ibu melaksanakan ujian untuk ufa, boleh saya bertanya ?" ucap kim.

"Iya iya boleh, bertanya apa ?"

"Mmmm.. Boleh ga saya membantu ufa ? Biar cepet selesai." ucap kim menyeringai.

"Hah ? Kan enggak boleh gitu kim.."

"Tapi bu, kan kasian ufa. Dia masih lemah gitu. Kim mohon ibu felly yang cantik.." permohonan kim sembari menggoda.

"Ah kamu ini. Yasudah boleh, asal kalian jangan bilang kalo kim membantu ufa."

"Yeah! Baik bu! Terima kasih ibu."

Kamipun melaksanakan ujian, sebenarnya bukan kami. Seharusnya aku. Tapi, kim memaksa untuk membantu. Jadi, ya sudah syukurlah. Heee.. Terima kasih kim Hyungsoo. Aku menyayangimu.

Pelaksanaan ujian pun telah usai, kami tinggal menunggu hasilnya. Dan beberapa minggu setelah ituu..
.
.
.
Ada sepucuk surat dalam kotak surat depan rumahku, dan ternyataa.. Itu surat dari dinas. Surat itu berisikan pengumuman kelulusan untuk ku. Semoga saja aku lulus Tuhan..
Dan akhirnyaa.
.
.
.
.
.
AKU LULUSS!!!!! AKU LULUSSS!!!! YESSSS.. AKU LULUSSSSS!!!! ini berkat kim. Kim yang telah membantuku. Terima kasih kim. Terima kasih. Aku menyayangiku kim. Aku menyayangimu.

Beberapa jam kemudian kim datang kerumah,
"Ufaa ??"" Teng teng." kim yang memanggil sembari membunyikan bel.
"Ah ? Kim ? Pasti dia bakalan seneng. Aku kagetin ah."
Pintu kubuka dengan pelan. Dan aku bersembunyi.

"Ufa ? Hey, ufa dimana ? Siapa tadi yang ngebukain pintu ??"
Aku sengaja melemparkan sesuatu kehadapan kim.
Sampai sampaii...

"Aaaaaaarrrrrrrgggggghhhhhh.. Dhsnajakxhx!gauahhzai!!!;"-;#(@abhsbs." semua kata kotor diucapkan oleh kim.
Aku keluar dari persembunyian. Dann..

"Daaaaaarrrrrrr!!!!! Hahahahahahahahahahhahaahha...." aku kengagetkannya dan tertawa hebat.

"Ya!!! Ufaa!! Kamu ini, aku kaget. Ih ngeselin sumpah." ucap kim kesal.

"Maaf dong maaf kim. Aku punya hadiah buat kamu."

"Ah masa. Hadiah apa coba ?"

"Nih! Jeng jengg.. Hahhah.. Aku luluss.. Kamu juga lulus kan ??" ucapku tertawa riang melihatkan kertas kelulusan itu.

"Ohahahhaha.. Wah ? Mmm.. Kamu hebat hebat sayang. Hehehhe.. Tapi hasilnya berkat aku kan.? Hahaah.. Aku juga lulus kok. Yes akhirnyaa.." ucap kim mencubit pipiku.

" yey. Pede amat sih kim. Akhirnya apa akhirnya apa ?" ucapku manja bagai anak berusia 5 tahun.

"Ih manja amat sih. Hahahah.. Kamu juga bakalan tau. Ada ibu sama ayah enggak ? Kita harus bicara. Aku punya kejutan."

"Wihh.. Kejutan lagi nih. Ada kok diatas. Aku panggilin ya ? Ibuuuu.. Ayahhh.. Ini ada kim mau ngomong.."

"Iyaa ibu sama ayah turun." teriak ibu dengan suara yang terdengar semar semar.

Ibu dan ayahpun sudah turun dari ruangan mereka yang mungkin memang sangat nyaman untuk keromantisan mereka disana.
"Iya ada apa ufaa.." ucap ibu

"Ini nih bu, katanya kim mau ngomong lagi, dia cerewet ya bu?" ucapku kesal sedikit.

"Yey, biarin dong fa. Sewot aja deh." jawab kim mengulurkan lidahnya.

"Ih kim. Kamu jorok."

"Udah udah ih kalian ini ya. Katanya kangen, tapi apaan malah gitu ?" ucap ibu mulai kesal.

"Hehe iya ibu ufa minta maaf."

"Iyaiya deh gapapa sayangkuu.. Yaudah ngobrolnya sambil duduk aja ya ? Biar serius."

"Iya udah ayo."
Kami semuapun duduk di sofa yang benar benar lega dan nyaman untuk di duduki.
"Hmm.. Oh iya. Apakah kim mau ngomongin anu pas itu tea ?" tanya ayah dengan logatnya

"Iya ayah, kim mau omongin soal itu. Kim sengaja pengen ngobrolin ini sekarang. Soalnya kim gamu semuanya terlambat. Satu bulan dari sekarang mungkin kita bisa ngelaksanainnya. Apa ibu sama ayah setuju sama keputusan kim ini ?" ucap kim panjang lebar tampak serius. Tapi jujur, semua itu sungguh tak ku mengerti sama sekali. Entah apa yang mereka bahas ini.

"Tunggu, kalian semua ngomongin apa ya ? Ufa ga ngerti deh. Kalian emang pernah ngomongin apa ??" tanyaku

"Pas kamu lagi koma di rumah sakit waktu itu, kim udah minta izin sama ibu dan ayah. Dia pengen nikahin kamu setelah lulus. Dia mau ngurusin kamu ufa sayangg.. Kamu mau kan ? Ibu percaya sama kim. Dan ibu juga yakin ufa pasti bakalan dibahagiain sama kim." ucap ibu menjelaskannya dengan rinci.

Deg deg.
.
.
.
.
.
Oh Tuhann.. Sungguh ? Benarkah yang dijelaskan ibu itu ? Apakah Benar benar kim akan menikahiku secepat ini juga ?? Jujur, hatiku berdebar. Rasanya sangat ter-engah-engah. Namun, aku merasakan kebahagiaan yang sungguh tidak bisa di gambarkan lagi. Oh Tuhan.. Apakah kim itu serius ?? Bila memang iya. Janganlah Kau merenggut nyawaku terlebih dahulu. Aku ingin kerasakan kebahagiaan yang benar benar sebenarnya dan tentunya yang selamanya.

"Hah ? Kim ?? Kim beneran ??" ucapku kaget.

"Mmmmm.. Mmm.. Iii.. I.. Iyy.. Iyyyaa ufa. Aku serius. Aku mau nikahin kamu, sebelum terlambat aku pengen bener bener milikin kamu dengan sepenuhnya. Aku pengen jagain kamu sepanjang hari. Aku pengen urusin kamu. Aku sayang ke kamu ufa. Kamu mau kan ?" jawab kim berkaca-kaca.

"Ah ? Oh kim.. Kamu ini.. Bener bener ngebuat aku seakan-akan terus ada diatas kayangan dan gakan pernah bisa turun. Kebahagiaan bener bener terus mengalir berangsur-angsur tanpa hentinya. Kamu.. Kamuu.. Kamuu.. Kamu akhirnya bisa jadi suami aku. Aku mau kim. " jawabku menangis terharu dalam kebahagiaan yang benar benar.

"Ufa. Jadi anggaplah ini sebagai langkah yang meneruskan langkah awal kita ya ? Dan inget sama kamu! Satu minggu dari sekarang aku bakalan ngelamar kamu dulu, dan setelah itu aku bakalan nikahin kamu. Tunggu aku datang kemari membawa sepasang cincin pertunangan." ucap kim dengan kata kata yang indahnya.

"Jadi ufa sayang, sebenernya kita udah siapin semuanya buat kamu. Buat kebahagiaan kamu. Kami sayang sama kamu aufa mauliasyifa sayangg.." ucap ibu mendekat dan memelukku dan kim dengan eratnya.

"Iya makasih semuanya, aku sayang kalian. Makasih banyak. Ibu, ayah, dan... Kim. Makasih banyakk.. Ayah sini. Ufa pengen kita semua pelukan."

"Iya ufa sayangna ayahh.. Ayah peluk ufa."

Kami berpelukan dengan penuh haru dan keharmonisannya. Oh Tuhan, aku harap saat saat yang seperti ini tidak akan cepat berlalu.

"Langkah yang meneruskan langkah awal, memang sangat membahagiakan. Aku harap waktu kebahagiaan ini tidak akan hilang dan direnggut dengan cepat begitu saja."

"Cinta, dapat menguatkan kita dalam berbagai hal apapun, cinta mampu menumbuhkan rasa solidarity pada sesama. Terlebih lagi pada orang yang kau sayangi. Ingatlah! Sebelum waktu berhenti. Lakukanlah apa yang harus dilakukan. Sebelum telat waktunya. Bila salah satu sudah tiada, kau akan merasakan hal yang dinamakan *PENYESALAN*"

Nanti saya akan meneruskan ceritanya, sekarang saya harus focus buat belajar. Jangan lupa vote/coment yaa.. Cerita ini tergantung dari kalian. Terima kasih ^_^

Sacrifice LivingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang