Author's Point of View
Gadis itu dengan terburu-buru keluar dari dalam rumahnya. Hari ini, hari pertamanya menjadi siswa kelas X resmi di SMA Bratawijaya. Setelah satu minggu ia menjalani MOS disekolah itu. Dan sekarang, ia tidak ingin terlambat dihari yang ia tunggu-tunggu.
"Pelan-pelan, Kania. Nanti kamu jatuh" Ujar seorang perempuan yang masih terlihat sangat cantik di usianya yang sudah berkepala empat.
"Iya, bun. Kania berangkat dulu ya, takut nanti telat lagi. Kan bunda tau sendiri, ini hari apa" kata gadis itu dengan wajah kalemnya.
"Iya bunda tau, sayang. Yaudah, kalau gitu berangkat gih. Jangan lupa ya, bekal yang bunda siapin dimakan. Awas aja kalo nggak dimakan." Ucap perempuan itu dengan wajah yang dihiasi oleh senyuman.
"Ay ay captain! Aku berangkat, bunda. Assalamualaikum." Kata gadis itu dan langsung menuju mobilnya setelah berpamitan dan salaman dengan bundanya.
Kania Alicia Fredella. Anak kedua dari dua bersaudara. Paras yang cukup cantik untuk dikalangan para remaja jaman sekarang, tubuh yang ideal --tidak kurus dan tidak gemuk dan mempunyai tinggi sepantara dengan teman-temannya yang lain.
Setelah menempuh perjalanan yang bisa dibilang tidak cukup lama, akhirnya mobil yang ditumpangi Kania berhenti didepan gerbang sekolahnya.
"Pak agus, nanti pas pulang aku telpon ya. okey?" ucap Kania pada supirnya yang bernama Agus.
"Siap non!" balas laki-laki paruh baya itu dengan senyuman.
Setelah membalas senyuman dari pak Agus, Kania langsung turun dari mobilnya dan masuk kedalam sekolah yang sudah cukup ramai. Untungnya, ia tidak terlambat hari ini.
Kania menyusuri koridor sekolahnya dengan wajah gembira. Karna ia sudah tau dimana kelas yang akan ditempatinya selama satu tahun kedepan, Kania langsung masuk dikelasnya itu. Kelas X-3.
"Kania!" pekik seseorang yang suaranya berasal dari bagian belakang kelas.
Kania menoleh ke orang tersebut, "eh, Fany!" pekik kania tak kalah girang. Ia pun langsung melangkah cepat menuju tempat orang tersebut.
"Kamu juga dikelas ini ya, Fan?!" tanya Kania dengan mata yang berbinar-binar, ia senang mengetahui teman dekatnya sewaktu SMP sekelas dengannya.
"Sebenarnya sih, enggak. Tapi pas gue liat kita pisah kelas, gue langsung bilang ke nyokap dan jeng..jeng.. akhirnya kita dipertemukan lagi!" seru gadis itu yang tak lain adalah Fany, sambil merentangkan tangannya ke Kania yang bermaksud untuk mengajak berpelukan.
"Asikk. Aku seneng banget, tau nggak! Aku pikir dihari pertama aku dikelas ini bakalan diem cengo sendiri. Ah, seneng banget tau nggak!" seru Kania, setelah saling membalas pelukan dengan Fany.
"Tas lo taro disini aja, kita duduk disini, ya? Maaf tadi gue nggak sempat ngambil tempat yang didepan, berhubung gue tau lo pengen banget duduk yang paling depan. Tapi, tadi udah keburu diambil orang. Maaf ya."
"Iya, nggakpa-pa Fany. Kamu disini aja, aku udah seneng banget sekarang." kata Kania dengan senyumannya.
"Yaudah, Kan. Daripada kita heboh sendiri disini, kita keluar yuk. Liat kakak-kakak cogan, katanya mereka lagi tanding basket." ujar Fany.
"Loh, tanding basket? Hari ini emangnya nggak belajar ya?" tanya Kania.
"Enggak, berhubung ini masih hari pertama jadi kita free deh. Yaudah, ayo!" Fany langsung menarik tangan Kania saat ia sedang mengangguk-angguk paham.
"Kan, kok kak Delvin ganteng banget ya?!" pekik Fany tertahan saat mereka sudah berada dipinggir lapangan untuk melihat pertandingan basket yang entah antar apa.
"Yang mana?" tanya Kania.
"Masa sih, lo nggak tau kak Delvin sih?! Itu tuh, yang nomor punggungnya 10." Jawab Fany.
"Ah, enggak tuh. Biasa aja. Emang kenapa kalo aku nggak kenal dia?"
"Kak Delvin tuh the most wanted guy disini. Walaupun dia itu troublemaker sama terkenal playboy disekolah ini, tapi lo tau nggak? Fans-nya itu bejibun."
"Oh, gitu ya? Tapi aku nggak tertarik tuh. Gantengan juga kak Afka, duh." kata Kania dengan senyum yang mengembang dan matanya tertuju pada senior yang bernomor punggung 23.
"Oh my god, Kania! Disaat semua sisbar tergila-gila sama kak Delvin, lo malah belok kearah temennya." ujar Fany dengan wajah shock-nya.
"Oh, jadi kak Afka temennya kak Delvin ya? Semoga aja, kelakuan jeleknya nggak ketularan sama kak Afka, ya." kata Kania dengan kalem masih dengan menatap senior kebanggaannya itu.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIA
Teen FictionBerada di lingkaran dua orang lelaki yang selalu saja bisa menarik perhatiannya, Kania bingung. Disisi lain, ia nyaman dengannya. Dan disisi yang lain juga, ia telah mendambakan orang itu sejak lama. Tidak seperti yang kalian pikirkan, ini buka...