prolog

196 9 2
                                    

Hai guys ini adalah karya pertama ku membuat kisah pembunuhan bercampur cinta. So, i need your opini.

Vote! Vote! Vote!
#

"Dengar Joseph! Jangan menangis! Teruslah berlari keluar dari kota ini, Jangan pernah kembali! Kami akan menyusulmu." Ucap laki laki parubaya. Suaranya terdengar melemh kesakitan.

Suara ledakan bom terus terdengar menenggelamkan semua suaranya.

"Pergilah!!!!" Bentaknya keras.

Mendengarkan itu refleks aku mulai berlari keluar rumah, Bukan pemandangan indah yang ku lihat, tetapi kota ini menjadi lautan darah, setiap bangunan satu persatu meledak layaknya festival kembang api.

Takut! Takut! Takut! Apa aku juga akan mati disini bersama mayat mayat tanpa tubuh yang jelas?

Lari teruslah berlari joseph, kau akan selamat. Begitupun mereka berdua.

"Tolong!! Tolong kami!!"

"Tolong!! Tolong kami!!! Tolong aku!!" Teriakkan mayat mayat itu terdengar jelas.

"Tidak, tidak!!!!" Aku terus berlari dengan mata dan telinga yang tertutup.

BOOMB!!!! Suara ledakan terdengar lagi. Sontak kaki ku berhenti dengan sendirinya lalu menoleh ke belakang. Mata ku terbelalak sebesar mungkin. Air mata terus berjatuhan. Entah ini sebuah kesedihan atau kemarahan atau mungkin frustasiku.

"TIDAAAAK!!!!!!!Ayah!! Ibu!!!!!" Jeritku sejadi jadinya.

Sesak.. sangat sesak disini. Bangunan itu runtuh tanpa sebuah teriakkan lantang.

**

"huh!!" Mataku terbuka lebar cepat. Tubuhku refleks teruduk, deru napas seperti berlari berkilo kilo meter. Sesak.. sangat sesat.

"Lagi lagi mimpi yang sama." Ucaku lirih.

Sebuah mimpi menakutkan namun juga sebuah kenyataan menyedihkan selalu datang. Menjadi hal bodoh dalam hidupku.

"Apa kesalahanku sebesar ini? Hingga belasan tahun aku hidup dengan mimpi yang sama. Damn!!!" Rutukku sendiri.

Menolehkan pandangan ku jauh keluar jendela. Malam ini pun bulan masih tetap diatas sana. Tidak akan ada yang berubah begitupun kejadian itu yang takkan pernah terubah.

Shit!

Aku tahu aku bersalah, karena hanya akulah yang hidup.

Aku tahu itu..

Aku juga melupakan kebahagiaan untuk diriku sendiri.

Bertahun tahun terkurung di satu tempat dengan dunia penyesalan ini sangatlah menyiksa. Tidak ada satupun cara aku menghapus kesalahan maupun penyesalan dan mimpi dimasa lalu itu akan terus terulang. Hingga waktu yang ku miliki berhenti.

Game Of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang