TRINGGGGG . . .
Bunyi alarm terdengar nyaring dari sebuah kamar. Sudah 15 menit alarm itu berbunyi dan sudah berkali kali terdengar teriakan wanita paruh baya. Namun si pemilik kamar tetap berada dalam gulungan selimutnya dan masih berada di alam mimpi indahnya.
Wanita paruh baya itu hanya menggeleng geleng keheranan dengan tingkah laku anaknya yang satu ini. Ia sudah lelah membangunkan anak perempuannya.
Dia pun segera memanggil anak sulungnya untuk membangunkan adik perempuannya.
"Alva, tolong bangunkan Rina. Dari tadi Mama sudah membangunkannya tapi dia malah tidur lagi"
"Iya ma"
Alva segera naik ke lantai 2 ke kamar adiknya, Kartarina. Sesampainya di kamar adiknya ia hanya dapat mengernyitkan dahi. Mengapa adiknya dapat tahan dengan bunyi alarm sekeras ini dan tak terusik sedikitpun.
Ia segera masuk ke kamar adiknya dan duduk di tepian kasur sambil mengguncang guncang tubuh Kartarina.
"Oy oy bangun dek sudah jam enam lebih lima belas. Kakak tidak akan mau menunggumu jika kamu tidak segera bangun"
"Sebentar kak, Rina masih mengantuk lagi pula memangnya sekarang hari apa? Kak Alva mau kemana?" Gumam Kartarina setengah sadar. Dengan tubuh yang masih bergelung dibalik selimutnya.
"Aish sekarang hari Senin dan hari ini seharusnya kamu berangkat sekolah dan juga ini sudah jam enam lebih dek"
Kedua matanya yang tadi masih terpejam kini langsung terbuka lebar "Aduh mati aku! Sekarang hari Senin. Dan ini sudah jam enam lebih. Kenapa kakak tidak membangunkan aku dari tadi sih?"
"Kakak sudah membangunkanmu entah dari pukul berapa. Mama juga, tapi emang dasar kamunya aja yang kebo. Dari tadi gak bangun bangun. Udah sana cepet mandi" usir Alva.
------------
Rina POV
Ya hari ini adalah hari pertama sekolah lagi setelah liburan. Entah kenapa aku sudah telat dan sialnya lagi guru yang menjaga gerbang adalah pak Irul. Pak Irul adalah guru olahraga sekaligus guru kesiswaan di sekolahku. Guru yang terkenal killer disini, semua murid SMA Intan Pelita sangat menghindari berurusan dengan pak Irul. Tapi kenapa sialnya pagi ini aku yang kena.
"Kartarina kenapa kamu telat?"
"Hehehe. Jalanan tadi macet pak dari arah rumah saya kesini"
"Alasan macam apa itu? Tidak ada alasan. Hukuman kamu menyapu halaman samping sekolah. Pagi ini juga"
Aduh mati aku halaman samping sekolah kan luas. Lagi pula masa hari pertama masuk sekolah masa sudah dihukum. Ya tuhan , kalau aku dihukum setidaknya berilah aku teman jika aku dihukum.
Tiba-tiba aku mendengar suara pagar sekolah yang berguncang dan ternyata seseorang baru saja melakukan atraksi lompat dari atas pagar.
Kulihat kening pak Irul berkerut marah melihat kelakuan Kahfi.
"Kahfi! Sini kamu. Kenapa kamu terlambat juga? Sejujurnya saya bosan mengomeli kamu setiap pagi."
Wah ada si Kahfi. Kahfi adalah tetangga sebelah rumahku yang telah jadi temanku sejak kecil. Dulunya dia anak yang sangat ramah dan baik. Namun entah mengapa sekarang dia jadi agak berandalan.
"Oh itu pak, saya sebenernya sedang malas pergi ke sekolah. Bukan cuma bapak yang bosan mengomeli. Saya juga bosan diomeli bapak setiap pagi." Kata Kahfi dengan santainya. Ckckck anak itu memang keterlaluan.
"Terus kalau kamu malas sekolah kenapa kesini? Dan kalau kamu bosan diomeli JANGAN DATANG TERLAMBAT! " Wah pak Irul mulai geram dengan tingkah Kahfi sepertinya
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than This
Fiksi RemajaSebuah kisah klise yang sudah sering beredar di dunia orange Kisah tentang sahabat, cinta dan keindahan masa SMA