"Iiih," Kila melengos untuk kesekian kalinya saat panggilannya tidak diangkat oleh Aldi, pacarnya, "kemana sih? Kok gadiangkat lagi?"
Kila dan Aldi sudah berpacaran selama dua bulan ini, masa pendekatannya sebenarnya cukup singkat. Saat Kila sedang galau-galaunya karena putus dengan mantannya, Aldi muncul dengan jurus seribu gombalnya. Setelah seminggu penuh Aldi selalu menemani Kila dan mendengarkan semua curhatan Kila tentang Ezar -mantannya-, Aldi nembak kila, dan Kila langsung aja nerima.
Tapi lama-lama Aldi bikin Kila kesel. Janjinya jemput jam 12 siang, tapi sekarang udah hampir jam satu, Aldi belum kelihatan juga. Masalahnya, gak cuma sekali Aldi telat, hampir setiap hari. Bikin bete aja.
Kalau dipikir-pikir, Kila kangen juga sama Ezar. Ezar gapernah telat jemput Kila, kayak Aldi gini. Ezar juga selalu ngabarin Kila, dia lagi dimana, sama siapa, tanpa Kila minta. Aldi juga gitu sih, 24 jam selalu ngabarin Kila. Tapi itu dulu, pas lagi pdkt doang.
Semenjak putus, Ezar jadi gaada kabarnya. Padahal dari smp, Kila gabisa jauh-jauh dari Ezar. Kila punya banyak temen sih, banyak banget malah, tapi gaada yang sedeket Ezar. Kira-kira Ezar sekarang lagi apa, ya?
Kekanak-kanakan banget ya, kalau Kila sama Ezar putus cuma gara-gara Kila ngambek, karena Ezar ngambil jurusan arsitektur di Malang? Tapi kan, Kila takut kangen sama Ezar. Ezar gangerti banget sih.
"Kila,"
Aldi mengernyit. Kila tidak menyahuti panggilannya. Aldi mencabut kunci dari motornya, setelah melepas helmnya.
Ia mendekati gadis berbaju biru yang sedang menunduk menatap layar handphone-nya. Aldi menghela napas sebelum meletakkan tangannya di puncak kepala gadis kesayangannya ini, "Kila sayaaang, ayoo kita pulang."
Kila mendongak. Melihat siapa yang datang, bibirnya mengerucut kesal.
Aldi terkekeh. "Haduh, si cantik, pacarnya ngejemput, bukannya disenyumin, malah dicemberutin."
"Siapa suruh jemputnya telat," jawab Kila dengan ketus.
"Ya maaf dong, geulis. Aku tadi baru selesai meeting. Harusnya sih papa yang dateng ke meeting itu, tapi papa ada urusan darurat di pabrik. Makanya aku yang gantiin."
"Seenggaknya kabarin aku kek, kalau gitu kan aku bisa pulang sendiri. Gausah nungguin kamu," Kila masih mempertahankan suara ketusnya.
"Iya iya, maaff sayang. Udahan dong ngambeknya, aku traktir es krim stroberi deh, mau yaa?"
Kila berpikir sebentar, sebelum akhirnya mengangguk pelan.
"Nah, gitu dong," Aldi membantu Kila menaiki Harley-nya, "pegangan ya sayang."
Teman-teman Kila bilang, Kila beruntung. Mereka bilang, kalau bisa, mereka ingin bertukar tempat dengan Kila. Kenapa? Soalnya, Aldi itu baik, ganteng, anak dari pengusaha kaya raya, pokoknya semua hal yang baik ada di cowok ini.
Tapi, sebaik apapun Aldi, kalau hati Kila masih ada di Ezar, Kila bisa apa?
-----------
Sama-sama, sama sama tahu
Ada-ada, ada ada saja
Kata orang, yang baik belum tentu terbaik
Berulang kali coba pergi namun aku berbalik
Mungkin berarti ini pertanda
kau juara di hati