Fio.
"Steff ambilin lem dong" kata gue manja. Gue dan steffi sedang berada dirumah steffi. Kita akan bikin pesta kecil kecilan untuk menyambut nara. Yah meskipun dia hanya 2 minggu berada di jakarta.. Tapi setidaknya steffi bisa bertemu nara dan menghabiskan waktunya dengan dia. Sementara gue? Paling dilupain. "Nahh udah jadi nih" kata steffi sambil memerhatikan bungkusan kadonya. Dia memberikan nara jam tangan. Entah mengapa steffi ingin sekali nara memakai jam tangan pemberiannya. Dibalik jam tangan itu tertukir huruf s yang berarti steffi. Katanya agar selalu nempel dengan steffi meskipun berjauhan. "Nahh yaudah kan udah selesai makan dulu yuk" ajak gue. Steffi mengangguk dan mengandeng gue keluar. Gue dan steffi udah meyusun strategi secara rinci. Jadi nanti steffi akan masuk berdua nara kerumah dan gue akan menyalakan lampu dari dalam. Dan ketika nara masuk gue akan menyalakan lampunya. Dan semoga semua berjalan lancar.
Gue memarkir mobil. Steffi terlihat riang sekali. Mungkin dia sangat senang karena akan bertemu pacarnya itu. "Steff kamu mau makan apa?" Tanya gue. "Ikut kamu aja fi" steffi tersenyum riang. Gue segera memanggil pelayan dan memesan makanan kesukaan kita. Mie ayam gapake ayam. Aneh.. Tapi memang enak.. Ayamnya biasa diganti dengan nugget yang sudah gue siapkan. Itu memang makanan favorit gue dan steffi sejak kecil. "Steff kamu kangen banget ya sama nara?" Gue menatap dia tajam. Steffi memang tidak pernah suka dengan tatapan tajam gue. Tapi gue memang selalu begitu jika sedang bertanya serius. Steffi terdiam. Mungkin dia bingung.. Gue jadi merasa tidak enak. Gue juga bingung tentang status antara gue dan dia.. Apakah gue pacaran? Atau hanya sebatas teman saja? Gue gak bisa mastiinnya. Tapi gue cinta steffi dan gue berjanji akan memilikinya dan melindunginya suatu saat nanti.***
Steffi
Aku dan fio sudah sampai di bandara. Kita akan menjemput nara. Nara datang pukul 8 nanti. Sekarang baru pukul 7. aku dan fio memang sengaja datang cepat agar bisa makan malam dahulu di bandara.
Setelah makan aku dan fio menunggu nara di ruang tunggu. Aku berjalan duluan meninggalkan fio dibelakang. Aku terlalu bersemangat untuk bertemu nara. Entah mengapa.. Perasaanku berubah.. Apa mungkin aku bisa mencintai nara lagi? Seperti dulu? Aku harap iya... Aku cinta nara dan tidak akan tergantikan. Forever...Sepertinya fio kehilangan jejakku. Aku menoleh. Benar, ternyata fio ketinggalan jauh. "Fioo?" Aku mencari fio. Tiba tiba ada yang memelukku dari belakang. Pasti nara! "Naraaaa" aku menoleh. Ternyata fio. "Fio!?!" Sontakku kaget. Aku segera melepaskan pelukannya. "Steff plis.. Izinin aku buat menghuni hati kamu steff.. Plis.. Aku cinta kamu.. Memang kata orang cinta tidak harus memiliki.. Tapi apa kamu sanggup? Melihat orang yang kamu cintai bersama sahabat kamu? Engga kan? Itu juga yang kualami steff.. Aku mau milikin kamu.. Aku gak sanggup harus memasang topeng didepan kamu.. Seolah olah tidak terjadi apa apa.. Seolah olah aku dan kamu hanya sebatas sahabat. Please stefff aku mohon" kata fio sambil memelukku erat. Aku hanya bisa terdiam kaku. Rambutku berterbangan tertiup angin malam. Fio membelai rambutku pelan. Dan ia mencium keningku. Aku ingin rasanya menangis. Aku tidak tahu apa yang sedang aku rasakan sekarang. Hatiku beku. Sahabat tidak akan pernah menjadi cinta... Aku ingin melepaskan pelukannya tapi seolah olah ada yang menahan tanganku. Aku hanya memejamkan mata dan berharap semua ini cepat berakhir. Tiba tiba bibir fio menyentuh bibirku. My first kiss... Darahku seolah membeku. Aku hanya bisa terdiam mematung. Fio melepaskan pelukannya dan tersenyum ke arahku. "I love you steffi more than you know" fio memelukku lagi dan sepertinya ia tak ingin melepaskanku. "Fio.. Steffi.." Tiba tiba aku mendengar suara yang terdengar rapuh. Aku segera melepaskan pelukannya dan mencari sumber suara itu. Nara. Yap! Pasti ia melihat apa yang fio lakukan kepadaku tadi. "Naraa" aku berjalan pelan ke arah nara. Wajahnya terlihat gusar. Antara marah dan kesal. Mungkin ia akan mengira yang macam macam tentang kami. "Nar.. Aku..." Aku berusaha menjelaskan dengan terbata. "Steffi.. Apa kabar" nara berusaha mengalihkan. Meskipun sangat terlihat bohong. Aku tahu ia rapuh. Aku merutuki diri sendiri. Kenapa aku tidak melepaskan pelukan fio sedari tadi? Semua jadi kacau. Bahkan kejutan yang sudah kusiapkan berantakan semua. Fio hanya mematung sambil menatapku dan nara secara bergantian. Aku hanya bisa memejamkan mata dan berharap ini semua mimpi dan akan berakhir. Aku membuka mataku. Ternyata nara masih ada di hadapanku. Kaku. Nara hanya bisa terdiam sambil berusaha tersenyum. "Nara.. Aku.." Aku tidak bisa melanjutkan kata kataku. "Aku cinta kamu steffi" kata nara sambil berbalik dan pergi sambil menarik kopernya. Aku berusaha mengejarnya. Tapi ia semakin cepat dan menghilang. Tanpa kusadari air mataku jatuh. Lama kelamaan semakin deras. Aku menunduk sambil memanggil taksi. Aku tidak mungkin pulang bersama fio. Mungkin fio akan sangat merasa bersalah kepadaku dan nara...
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
Teen FictionKetika cinta mulai bosan. Ketika cintaku mulai memudar. Dan ketika "selamanya" sudah tak berlaku lagi.