Setelah mendengar jawabannya aku mendekati perempuan tersebut dengan aura membunuhku. Tetapi anehnya perempuan tersebut terlihat biasa saja melihatku begini.
"Hei kau!"
"Apa?" Jawab Sera sambil melihatku heran.
"Hmm... Apa kita pernah bertemu? Wajahmu tak terasa asing bagiku." Tanya Sera padaku.
"Lupakan tentang itu! Apa hubunganmu dengan Kudo-kun?!" Tanyaku sambil dengan nada tinggi.
"Ah, kami cuma teman kok." Jawab Sera dengan jelas. "Memangnya kenapa?" Tanya Sera penasaran.
Shiho tertegun. Dia bingung mau menjawab apa.
"Ah... Tidak ada apa-apa, kok." Jawab Shiho.
Setelah itu, keadaan hening. Tak ada satupun dari kami bertiga yang berbicara. Shuuichi yang melihat keadaan canggung ini, terlihat mencoba untuk mencairkan suasana.
"Ah, Sera, kenalkan. Dia adalah kenalan Kudo Shinichi, namanya Miyano Shiho. Dia tinggal di rumah Kudo, tapi karena beberapa alasan, dia menumpang disini sementara waktu."
"Miyano?" Tanya Sera heran.
"Ya, dia adalah adik Akemi." Jawab Shuuichi.
Sera langsung membungkukkan tubuhnya, lalu dengan lantangnya meminta maaf.
"Maaf. Aku tak tahu kalau kamu adalah adiknya Kak Akemi."
Shiho menghela nafasnya lalu menghembuskannya kembali. Dia mencoba kembali menenangkan pikirannya.
"Nah, perkenalannya sudah selesai. Waktunya makan malam." Ujar Shuuichi.
"Biar aku bantu masak, kak!" Ucap Sera.
"Kalau begitu, tolong potong wortel dan kentangnya. Malam ini kita makan Nasi Kare." Kata Shuuichi dengan bangganya.
"Heh? Kare lagi?!" Ucap Sera dengan nada kecewa.
Sementara itu, Shiho menuju beranda apartement Shuuichi. Dia memandangi langit malam yang dipenuhi bintang. Sinar bulan pada malam itu menyinari wajah cantiknya. Namun, Shiho masih terlihat murung. Seolah ada beban yang tak bisa lepas dari pikirannya.
"Apa yang sedang kau lakukan saat ini Kudo-kun?" Ujar Shiho dalam hati.
Shinichi's POV
Silau matahari yang menembus melewati jendela kamarku membuatku terbangun. Aku mengucek mataku lalu melihat jam yang ada di meja sebelah kasurku. Kulihat jam, dan ternyata masih pukul 07.00 pagi.
"Ah, aku bangun terlalu pagi." Pikirku.
Aku beranjak dari tempat tidurku menuju wastafel. Disana aku mencuci wajahku dan menggosok gigi. Setelah selesai, aku memandangi wajahku di cermin. Tanpa kusadari, ternyata selama ini wajahku benar-benar berantakan. Jenggot yang panjang, kumis yang tak tertata rapi, dan rambut yang sangat terlihat acak-acakan.
Aku mengambil pencukur, lalu mulai mencukur jenggot dan kumisku. Setelah selesai, kurapikan rambutku yang acak-acakan ini.
Sesudah itu, aku menuruni tangga dan sampailah aku ke lantai satu. Kulihat meja makan, rupanya tak ada makanan.
"Ah, aku baru ingat kalau Shiho tak ada. Dan juga Ibu sudah pulang kemarin." Ujarku dalam hati.
Aku menuju ke arah kulkas, lalu kutarik gagangnya dan kulihat isinya. Ternyata cuma ada Ramen Instan dan juga beberapa kaleng Bir. Dengan terpaksa, aku harus memakan makanan instan itu.
Setelah kuseduh dengan air hangat, aku segera menikmati Ramen Instan itu. Saat sedang makan, aku tiba-tiba teringat dengan Shiho.
"Kira-kira apa yang sedang dilakukannya, ya? Apa dia sehat-sehat saja?" Pikirku dalam hati.
Tunggu dulu. Kenapa ini? Kenapa aku tak bisa berhenti memikirkannya? Apa yang terjadi padaku? Apakah aku jatuh cinta padanya?
Aku terdiam beberapa saat. Aku bertanya-tanya, sejak kapan aku tertarik pada wanita berambut pirang strawberry itu. Aku terus memikirkannya, kemudian aku menyadarinya. Sejak aku masih menjadi Conan, aku selalu bersamanya. Di saat senang maupun sedih. Kami berjuang bersama untuk mengalahkan Organisasi. Ya, tanpa kusadari selama ini aku telah jatuh hati padanya. Betapa bodohnya aku yang terus meratapi kematian Ran.
Aku menghela nafasku. Kubuang segala ego yang ada dalam hatiku. Lalu, kubulatkan tekadku.
"Sudah kuputuskan! Aku sendiri yang akan mengajak Miyano pulang." Putusku.
Aku berencana menemuinya setelah aku pulang bekerja nanti. Di saat itu, aku akan mencurahkan seluruh isi hatiku padanya. Yah, walau dia sudah berpacaran dengan Akai-san, aku hanya akan memberitahu perasaanku saja. Aku tak berniat untuk mengganggu hubungan mereka.
Tanpa terasa, sore telah tiba. Pekerjaanku di kantor telah selesai. Untungnya, hari ini tak adalaporan tentang kejadian kriminal. Jadinya, aku bisa sedikit lebih santai hari ini. Tanpa basa-basi, aku langsung meninggalkan kantor dan menuju apartemen Akai-san.
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya aku sampai di pintu depan apartemen Akai-san. Kuketuk pintunya. Tak ada jawaban. Kuketuk lagi. Tak ada jawaban lagi. Dan di ketukanku yang ketiga, baru ada suara yang menjawab.
"Ya!" Ujar suara tersebut.
Suara tersebut tak asing lagi bagiku. Namun, suara tersebut bukanlah milik suara Shiho. Tak lama kemudian, pintu itupun terbuka. Seorang perempuan yang kukenal tepat berada di depanku.
"Sera!" Teriakku kaget.
-TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Perangkap Bernama Cinta
FanfictionIni merupakan ceritaku tentang Shinichi x Shiho yang kedua. Happy reading guys ^^