Chapter 1 [edited]

58 7 0
                                    

Jangan lupa di voment ya say abis baca hehe biar author bisa lihat banyak yang minat nggak.

***

Author POV

Siluet gadis berperawakan tinggi dengan rambut yang tergerai serta senyum yang memikat menjadi tontonan gratis pagi ini, ah bukan pagi mungkin setiap hari. Nanda, gadis itu berjalan santai menikmati perjalannya di koridor dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajah cantiknya.

Nanda POV

Aku berjalan melewati koridor sekolah banyak pasang mata yang menatap ku. Risih? Tentu. Hey aku bukan manekin yang diam saja jika ditatap seperti itu. Aku pun melangkahkan kaki semakin cepat seperti berlari mungkin, sangat risih ditatap seperti ini. Huft.....

"Selamat siang cantik" sapa kak Dhika.

"Astaga! Kakak mengagetkanku" balas ku sinis. Siapa yang tidak terkejut jika seseorang dengan suara bass menyapa tepat di telingamu.

"Benarkah? Maaf gue gak maksud buat ngagetin lo" ucapnya sambil terkekeh.

"Lohh, yang lain kemana kak?" Aku melihat sekeliling. Tak ada orang selain aku dan kak dhika.

"Yang lain sedang menunggumu NONA. Lo tau? Ronald nyemprot gue karna lo telat." Sindirnya.

Aku menggidikan bahu ngeri, mendengarkan curhatan kak Dhika.

"Yaudah sih kak, ini kan lagi mau jalan kesana. Jalan duluan aja." Usir ku.

"Disamperin malah ngusir. Junior ga tau diri" Rutuknya dengan suara setengah berbisik. Walaupun berbisik, aku masih bisa mendengarnya. Aku pun terkekeh melihat sikapnya yang kadang seperti anak kecil. Membuat ku gemas sendiri. Ohh ya biar kukenalkan orang aneh satu ini.

Dia, Andhika Daffa Hendrawan. Laki laki yang sudah ku anggap seperti kakak ku sendiri. Dia satu satunya orang yang mengerti perasaan ku selain nenek.

'Tap tap'

Aku menghentikan derap langkah kaki tepat didepan ruang OSIS.

"Nan masuk aja kali. Biasanya juga nyelonong" ucap kak dhika yang langsung ku beri tatapan sengit.

"Awas matanya copot, dah yuk ah masuk" ajaknya. Aku pun menganggukan kepala tanpa minat kemudian mengikuti langkah kaki itu memasuki ruangan.

Author POV

Suasana yang sebelumnya hening mendadak ramai. Pintu yang tadi tertutup rapat menjadi terbuka lebar sepasang adam dan hawa memasuki ruang osis dengan senyum tercetak pada keduanya, Dhika dan Nanda.

"Nih bro gue bawa cewe yang dari tadi lo tunggu sampe gue kena semprotnya." tukas Dhika cepat. Tersangka hanya menunjukkan cengiran khasnya.

"Kemana aja lo nan? Ditungguin sama yang lain, sampe molor rapatnya cuma buat nungguin lo doang." Omel Ronald bertubi tubi pada Nanda. Suasana mendadak hening.

"Itu kak tadi Nanda laper jadi makan dulu. Soalnya tadi ga sempet sarapan." jawabnya cepat diakhiri senyuman.

"Percuma gue ngomel, ujung ujungnya juga lo bakal punya alibi" ucap Ronald yang pada akhirnya memunculkan tawa pada seluruh anggota osis.

"Nan, duduk disebelah gue catet nama yang hadir. Sekarang!" Perintah Ronald sifat otoriternya muncul seperti biasa.

"Oke sekarang kita rapat tentang MOS buat anak baru disekolah kita" Ronald memberikan tema yang akan dirapatkan hari ini.

"Kak"

"Apa?"

"Ituu"

"Apa nan, jangan motong pembicaraan gue dulu"

"Resleting celana kakak kebuka"

***

Halo! Ini cerita pertama ku, maaf ya kalo masih abal abal namanya juga masih belajar huhu. Jangan lupa di vomment biar aku semangat nulisnyaa.

XOXO

Lihat AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang