Lita pov
Bagaimana aku bisa tidur malam ini? Kemarin aku masih di Jakarta, sekarang? Tiba-tiba saja aku di rumah, ayah telah tiada dan dikebumikan, dan aku sudah menikah. Apa-apaan ini ya Tuhan? Dalam sehari jalan hidupku seolah berbelok 180 derajat. Tak ada mimpi atau firasat apapun sebelumnya.
Aku memang berjanji pada ayah untuk segera menikah setelah ayah sembuh kelak, aku berjanji tak akan membuatnya lelah berdiri mendampingiku di pelaminan, cukup dengan syukuran sederhana di pelataran rumah di semarang ini. Tak kusangka, semua janji itu terpenuhi dengan cara yang tak terduga. Aku bahkan tak tahu apakah aku sanggup kembali menjalani hidup di jakarta sana? Apakah Tuhan menganggap benar pernikahan kami kemarin? Ya Tuhan... bos galakku itu menjadi suamiku? Aku sudah bahagia mendapat atasan yang baik hati seperti pak Anjar, tiba-tiba bos galak itu menikahiku begitu saja? Sepintar dan sekaya apapun sungguh aku tak pernah sedikit pun menaruh hati kepada orang yang sudah membuangku dan tak pernah membelaku itu. Dan sekarang, aku harus mengabdikan hidupku untuknya? Hingga sekarang ,aku masih tak percaya ini Ya Tuhan...
***
Seminggu telah berlalu, namun air mataku belum mengering. Hampir setiap malam aku menangis sesenggukan di bawah selimut dan bangun dengan mata bengkak. Ibu yang tidur di sampingku pun kerap bangun dan merenung malam-malam. Petir di siang bolong itu telah merubah hati kami.
Pak Aditya setiap hari membantu mempersiapkan acara tahlil yang sesuai adat kami, dilaksanakan setiap hari selama seminggu setelah kepergian seseorang. Tapi malam itu, setelah tahlil terakhir di malam ketujuh, ia berpamitan pada ibu untuk kembali ke jakarta. Pekerjaan telah menantinya.
"Lita, kalau begitu kamu juga harus ikut."
Duhai ibuku yang kusayang dan kucintai, mengapa belakangan engkau selalu menempatkan diriku pada posisi sulit ini? Aku belum sanggup ke jakarta bu...
Melihatku terdiam, ibu langsung masuk ke kamar lalu mengeluarkan koper berisi barang-barangku. Tanpa sadar aku menangis lagi. Tak ada kata yang sanggup aku ucapkan lagi. Dengan pakaian seadanya, aku menyalami tangan ibuku dan langsung menuju mobil pak Aditya. Tak sanggup lagi melihat wajah ibu, yang entah, entah mengapa sebegitunya padaku.
Yeayyy...sedikit sih, tapi mayan lah penawar karena lama tak update. Vomment yeah! Thanks!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Married!!
Ficción GeneralLita harus menikahi atasannya yang terkenal galak. Tak ada rasa cinta dari keduanya. Keadaan yang menyatukan mereka.