Daybi terdiam di hadapan sebuah rumah yang nampak sangat asri dari luar. Sorot matanya nampak sendu, bahkan dengan cepat ia menghapus satu titik air mata yang dengan lancang mengalir dari pelupuk matanya.
Entah mengapa, ia memiliki hasrat untuk kembali ke tempat dimana ia dibesarkan. Rumahnya.
Walaupun Daybi merasa, rumah itu bukan tempat yang begitu nyaman namun ia dibesarkan disana. Oleh Dokter Lee, bersama dengan Daybi.
'Kau tidak tahu kalau adikmu itu buta?'
Beberapa hari belakangan, mungkin Daybi sama sekali tak bisa tidur karena ucapan Joonie, teman SMA yang tak sengaja bertemu dengannya hari itu. Semenjak hari itu, Daybi selalu dihantui dengan perasaan yang mungkin tidak bisa ia gambarkan lewat perkataan. Entah, apa rasanya.
Ia hanya merasa, ia harus bertemu dengan saudaranya. Jung Ahri.
Click.
Pintu rumah itu terbuka membuat nafas Daybi tercekat. Daybi menerka-nerka, apakah itu Ahri. Namun nyatanya sosok tidak familiar keluar dari rumah itu. Sosok wanita lumayan renta yang membawa satu kantung plastik berisi sampah.
Mata mereka bertemu dan Daybi tidak tahu harus melakukan apa selain membungkuk. Kemudian, Ahjumma itu juga membungkuk.
"Nona, saudara kembar Nona Ahri?" Tanya Ahjumma itu. Namun butuh waktu lama bagi Daybi untuk menjawab karena lidahnya yang terasa sangat kelu.
"N-ne." Jawab Daybi gagap.
"Mau bertemu dengan Nona Ahri, pasti ya?"
Namun dengan cepat Daybi menggeleng.
"Ani. Itu, ergh-"
Daybi bingung harus menjelaskan kondisinya seperti apa pada Ahjumma dihadapannya ini.
"Saya hanya ingin bertanya, Ahjumma."
Ahjumma itu menatap Daybi, menunggu perkataan selanjutnya.
"Bagaimana kabar Ahri?"
Daybi hari ini mungkin nampak seperti bukan Daybi yang biasanya. Yang terkenal jahat dan tidak berperasaan. Senang saat melihat adiknya menderita.
Ahjumme menghela nafas panjang.
"Nona Ahri, pasca buta tidak pernah berinteraksi terlalu banyak dengan Ahjumma. Namun sesekali, Ahjumma melihat ia menangis dalam diam dan mengusap air matanya cepat. Dan juga, Ahjumma sering mendengar Tuan Jiyong berbicara dengannya namun Nona Ahri hanya menjawab sekenannya. Dokter Lee juga berpesan pada Ahjumma, jangan berbicara soal anak dan pria bernama Seunghyun dihadapan Ahri."
"Anak?" Tanya Daybi tak mengerti membuat Ahjumma mengangguk.
"Katanya nona Ahri sempat mengandung namun karena perampokan ia keguguran. Entahlah."
Daybi bisa merasakan matanya memanas. Walau ia mengatakan ia membenci adiknya itu, tapi ikatan batin saudara lebih kental dari apapun.
"Lalu, apa penyebab Ahri buta, Ahjumma?"
"Katanya terjadi perampokan. Nona Ahri ditemukan pingsan di rumahnya. Namun tidak ada yang tahu pasti apa itu perampokan atau lainnya. Nona Ahri juga tidak pernah mau bercerita soal siapa yang membuat keadaannya seperti ini. Ia seakan menutup-nutupi sesuatu, menurut Ahjumma. Hingga pihak kepolisian masih menyelidiki." Ahjumma mengangkat bahunya, tidak terlalu mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE, STAY [ BIGBANG FF]
FanfictionNO CHILDREN (NC) **info** BEBERAPA PART YANG MENGANDUNG UNSUR 17+ DIPROTECT, HANYA FOLLOWERS YANG BISA MEMBACA. cerita ini pernah di publish sebelumnya dengan judul yang sama. namun terjadi perubahan plot secara besar-besaran, tapi sama sekali tidak...