Chapter 11: Hiiragi Yui?

2.4K 222 3
                                    

PS: Gambar di atas itu Rose saat menjadi Hiiragi Yui.

*Rose Pov*

"Acara tanda tangan?."

"Ya ini soal LN yang baru saja kamu terbitkan, aku gak menyangkah kalau peminatnya sama banyaknya dengan novel asli, karena itu mereka mendesakku menggelar acara tanda tangan hari ini." Jawab gadis bersurai orange pendek bernama Clarisa menghela nafas lelah.

"Tapi Clarisa kenapa baru mengatakannya padaku sekarang, seharusnya kamu mengatakannya kemarin atau dua hari sebelumnya kan." Ucapku memandang kesal pada Clarisa.

"Maaf Hiiragi sensei, tapi mau bagaimana lagi, sudah terlanjur sih hehehe."
Kali ini aku yang menghela nafas, ukh padahal hari ini aku ingin istirahat, tapi jadinya malah seperti ini.

"Baiklah-baiklah, kapan acaranya dan jam berapa?, terus dimana?."

"Siang ini, ditoko buku Hounjo." Jawab Clarisa degan senyuman charming khasnya tanpa memperdulikan aku yang sudah suntuk.

Itulah sebabnya sejak tadi aku memasang senyum terpaksa saat aku menandatangani LN yang dibawa oleh penggemarku, aku kesal sangat, dan si Clarisa hanya tersenyum lebar karena merasa dirinya menang kali ini. Beruntung aku diberi istirahat 2 jam, jadi setidaknya aku bisa berkeliling disekitar toko buku, sampai aku menabrak seseorang, membuat topi yang aku gunakan sebagai penyamaran terlepas begitu saja.

"Ma-maaf tadi aku menabrak-." Ucap pemuda yang tak lain adalah Kaneki terputus begitu melihat kearahku.

"Hiiragi sen-." Aku langsung membekap mulutnya dan menariknya masuk kesalah satu gang, beruntung tak ada yang melihat kami tadi.

"Syukurlah tidak ada yang melihat." Ucapku menghela nafas lega, bisa aku rasakan Kaneki menatapku terkejut.

"Cotto Rose-san, kamu Rose-san kan?." Tanya Kaneki, ah gawat sepertinya dia menyadari hawa keberadaan serta aroma tubuhku.

Menghela nafas aku pun melepas wig yang aku pakai menampilkan surai putih panjangku.

"Ya ini aku Rose."

"Ja-jadi selama ini Hiiragi sensei itu."

"Aku, tapi tolong rahasiakan ini dari yang lainnya ya." Pintaku yang dijawab anggukan kepala oleh Kaneki.

"Tapi kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?." Tanya Kaneki begitu aku memasukan wig dan topiku kedalam tas yang aku bawa.

"Aku hanya tidak ingin terjadi kehebohan, nanti mereka mengikutiku kemana-mana, lagian aku membangun image Hiiragi Yui ini sebagai orang misterius, emm begini saja, sebagai jaminan tutup mulut bagaimana kalau kita makan direstauran sebelah sana?." Usulku menunjuk kearah sebuah restaurant tak jauh dariku.

"Tidak perlu Rose-san-."

"Aku memaksa Kaneki-kun." Jawabku menarik Kaneki menuju kearah restaurant itu dan memesan makanan pada pelayan.

Kami duduk di meja untuk dua orang yang tempatnya berada dipojok ruangan dan tertutup oleh sekat. Bisa aku lihat kalau Kaneki nampak gugup saat melihatku, mungkin dia masih terkejut mendapati penulis favoritnya ada didepannya saat ini.

"Jangan terlalu tegang Kaneki-kun, kamu jadi seperti pingkuin."

"Pi-pingkuin?."

"Hehehe aku bercanda kok, jadi sedang apa kamu tadi disana?." Tanyaku sembari meminum chocolate milkshake yang baru saja dihidangkan oleh pelayan.

"Ah itu, sebenarnya aku mau pergi keacara penandatanganan LN milikmu, tapi sepertinya aku gak akan kebagian melihat antrianya cukup panjang." Jawab Kaneki sembari menggaruk belakang kepalanya gugup.

"Begitu ya, kemarikan LN milikmu."

Kaneki melihatku dengan wajah kebingungan, tapi dia menuruti permintaanku dan menyerahkan LN berjudul The Mistic Tales Generation yang merupakan LN buatanku. Segera aku membumbuhkan tanda tangan disana beserta nama Kaneki dan ucapan terima kasih lalu menyerahkan kembali padanya.

"Ro-Rose-san i-ini."

"Khusus untuk Kaneki-kun, tolong simpan baik-baik ya." Ucapku tersenyum padanya.

"Hai pasti, terima kasih Rose-san, iie Hiiragi sensei." Jawabnya juga tersenyum manis padaku dengan semburat merah yang muncul diwajahnya.

"Hehehe panggil saja aku Rose kalau aku sedang tak pakai wig, oh ya apa kamu sudah membaca semuanya?."

"Sudah, ceritanya sangat menarik dan aku menyukai karakter Yuzo, walau ya dia sekarang sudah menjadi vampire pureblood, ne aku penasaran bagaimana Rose-san bisa tau seluk beluk vampire?." Tanya Kaneki penasaran, jelas lah aku tau kan aku ini juga seorang vampire. Tapi aku tak mungkin mengatakan hal itu padanya.

"Etto penelitihan dan kekuatan imajinasi." Jawabku berbohong yang untungnya sih dia percaya saja.

"Ne Kaneki-kun, apa setelah ini kamu sibuk?."

"Tidak, aku meminta libur pada Yoshimura-san hari ini."

"Bagus, temani aku ya?."

"E-eh, kemana?."

"Jalan-jalan, mumpung aku diberi waktu istirahat 2 jam." Jawabku, dia nampak memikirkan sesuatu sebelum menganggukan kepala sebagai jawaban.

Aku langsung menampakan senyuman diwajahku dan menghabiskan kue serta minuman yang aku pesan. Baru setelah membayar kami berdua jalan-jalan disekitar taman dekat toko buku, ternyata taman ini bagus juga dan cukup terawat serta banyak sekali bunga yang ditanam disini termasuk bunga mawar. Aku lantas memetik bunga mawar berwarna merah yang sudah mekar dan mencium wanginya, aku sangat suka bunga mawar karena bunga ini juga merupakan bunga kesukaan ibuku.

"Ne Kaneki-kun, apa kamu tau kenapa namaku Rose?." Tanyaku mengerling kearah Kaneki yang sejak tadi menatapku, membuatnya tersentak kaget tapi segera menggelengkan kepalanya.

"A-aku tidak tau."

"Ibuku sangat suka bunga mawar, bahkan rumahku yang di London punya taman bunga mawar, itulah sebabnya aku diberi nama Rose dan gara-gara itu juga aku menyukai bunga mawar, bedanya ibuku suka bunga mawar warna merah pekat sedangkan aku suka warna putih, walau merah aku juga suka sih."

"Ibuku juga suka bunga mawar, dia sering membuat bunga mawar untuk dijual kembali."

"Eh benarkah?, ibumu pasti sangat hebat ya, aku saja masih belajar membuat bunga dari kertas, tapi sampai sekarang aku masih belum bisa." Ucapku dengan aura-aura hitam menguar dari tubuhku.

"Hehehe aku yakin kalau Rose-san pasti bisa membuatnya."

"Ya aku tak akan menyerah, ah Kaneki-kun ayo kita kesana." Ucapku menarik Kaneki ketempat dimana para burung merpati berkumpul.

Saat kami mendekat, burung-burung merpati itu langsung terbang dan ini sangat menyenangkan, taman ini mengingatkanku dengan taman yang sering aku kunjungi bersama adikku waktu aku masih berada di Inggris. Kami juga sempat memberi makan para burung dengan roti yang aku beli di toko tak jauh dari taman, bahkan ada juga loh burung yang hinggap dikepala Kaneki dan mematuk-matuk kepalanya, membuatku hanya bisa tertawa begitu juga dengan Kaneki.

Menyenangkan juga jalan-jalan bersama Kaneki seperti ini, rasanya seperti kencan, iie apa yang kamu pikirkan Rose, ini hanya sekedar jalan-jalan dan bukan kencan. Tapi melihat Kaneki bisa sampai tertawa seperti tadi terlihat sangat imut, aku jadi tidak bisa melepas senyumanku saat bersamanya, perasaan ini sama saat aku bersama dengan orang itu. Huh gak mungkin kan aku menyukai Kaneki-kun?, iya kan?.

Vampire X Ghoul (I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang