Zea mengisap rokoknya lalu mengeluarkan asapnya, sial. kali ini bahkan merokok tak dapat membantu mengurangi beban pikirannya. Ia terus berpikir harus tidur di mana ia malam ini, di hotel? Tidak, ia butuh sesuatu untuk menenangkan beban pikirannya, bar. Ya, bar, dia bisa minum sebanyak-banyaknya dan melupakan beban masalahnya.
Zea tak ingin pulang ke rumah dikarenakan Reno yang sudah menamparnya cukup keras, tadi. Reno sekarang tahu bahwa Zea seorang perokok hingga membuat Reno marah besar padanya.
Ia ditampar cukup keras oleh Reno hingga pipinya membengkak, Zea memegang pipinya dengan tatapan nanar, "Cih, buat apa gue tinggal dengan si tua itu kalau dia hanya bisa nyiksa gue tiap hari. Kenapa ga langsung bunuh gue aja, kayak waktu dia membunuh bunda?" Guman Zea dengan rasa benci di dadanya.
<><><><>
Zea meminum minumannya dengan mata tertutup, terlihat dengan jelas ia sedang mencoba melupakan masalah yang ia alami, "Gue capek, lu pikir enak apa, hidup tanpa sosok bunda. Lebih parahnya, ayah gue yang ngebunuh istrinya sendiri. Ayah gue pembunuh!" Kata Zea, ia mulai meracau,
Ia lalu mengambil handphone di saku celananya lalu berniat menelpon sahabatnya, Anindya. namun tanpa sadar ia justru salah menelpon, ia menelpon Raikan. Dalam kondisi mabuk ia terus saja merancau,
"Anindya! Si tua brengsek itu akhirnya tau kalau gue merokok, mantep ga, Nin! Dia nampar gue, kenapa dia boleh nampar gue hanya karena gue merokok, kenapa gue nggak boleh ngebentak dia karena dia sudah membunuh bunda gue?!" Racaunya, Raikan yang menerima telepon dari Zea mulai bingung, ia tahu kalau Zea saat ini pasti sedang mabuk, namun ia diam saja, menunggu Zea melanjutkan kata-katanya,
"Kalau dia tau gue merokok aja dia langsung nampar gue, bayangin kalau dia tahu tentang gue yang mabuk, hahaha! Dia bakalan bunuh gue, Nin! Tapi, gue gak peduli, Nin! Mending dia ngebunuh gue daripada maksa gue tinggal sama dia dan nyiksa gue setiap hari! Dia bilang dia nggak ngebunuh bunda? Dia bilang bunda bunuh diri?! Cih, bullshit pak tua! Gue lihat sendiri, dia megang pisau, Nin! Bunda berdarah! Pisau itu berdarah! Hahaha, kenapa ga dia bunuh dirinya sendiri aja? Hah?! Nin, lo harus temanin gue di sini! Datang ke tempat biasa ya Nin, lu pasti tau bar mana, kan? Gue tunggu Nin, gue butuh tempat tinggal, please tampung gue di apartment lu, sehari doang, Nin! Ingat bar ******* Nin!" Kata Zea lalu mematikan teleponnya, Rai dengan kesal segera keluar dari rumahnya,
Syukurlah kedua orang tua Raikan sedang berada di luar negeri, jadi ia bisa pergi menjemput Zea di bar yang Zea sebutkan. Ia sudah mendengar semua penderitaan gadis itu, rasa prihatin muncul di hatinya. Tiba-tiba saja ia ingin membantu Zea melewati semua masalahnya.
Sesampainya di bar, ia keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam bar. Bau alkohol menusuk hidungnya dan keramaian mengambat jalannya, ia mencari Zea, mengedarkan pandangannya ke sekeliling bar hingga dia menemukan gadis itu sedang terbaring di sofa bar, ia sudah sangat mabuk, "Gadis bodoh." umpatnya,
Ia lalu menggendong Zea dan keluar dari tempat berbau busuk itu, ia berjanji tak akan pernah menyentuh tempat itu lagi. Ia membawa Zea masuk ke dalam mobil, ia ingin membawa Zea pulang ke rumahnya, namun, dari semua yang ia dengar, Zea sedang memiliki masalah dan ia juga tak tahu di mana rumah Zea,
Ia pun memutuskan membawa Zea pulang ke rumahnya, Zea masih tidur dengan lelap, Rai menatap Zea yang terlihat tidur dengan sangat pulas. Zea terlihat sangat cantik dan tenang dalam keadaan tidur, tak seperti Zea yang kacau, ia terlihat damai saat sedang tertidur.
Rai sangat suka melihat Zea yang seperti ini. Dalam hati, ia berjanji tak akan menjudge bad boys or girls lagi, karena ia tau, mereka seperti itu karena memiliki masalah yang berat.
Ia tak pernah menyangka hidup Zea akan seberat ini, saat Zea bangun nanti, ia akan berpura-pura tak tahu tentang masalah Zea, ia hanya akan bilang ke Zea kalau Zea menelpon dan menyuruh menjemputnya dalam keadaan mabuk. Ia akan berusaha menjadi teman Zea sampai Zea mau menceritakan semua masalahnya, ya, sampai Zea sendiri yang akan bercerita kepadanya.
*
1) Ini bagianku, gimana? Krisan dan pendapatnya, dong. Votenya juga, ehe(: konflik udah mulai nih, dimulai dari Zea yang salah telepon. Btw, aku ngakak lhoo baca judulnya, entah kenapa, lucu aja.
2) Oiyah, aku punya grup wattpad yang berkumpul di line, lhoo. Kebetulan aku adminnya. Kalian bisa add oanya, link oa ada di bio aku, cek aja yaps! Dan kalo mau join, kalian bisa chat oanya. Kalo beruntung, aku yang jawab wkwk.
3) Semakin seru? Apa semakin ngebosenin? Ehe(: selamat membaca^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Blind
Novela JuvenilBagaimana jika seorang bad girl menyukai seorang pria tampan pemegang buku kasus, karena semakin hari semakin dekat? Tapi, bagaimana jika Zea justru menyesal pernah mencintai seorang pria yang bahkan tidak menganggapnya teman? Raikan, pria pertama y...