#9

3.1K 316 14
                                    

Hyemi memarkirkan mobilnya tepat di halaman sebuah gedung sekolah. Ia menyenderkan tubuhnya ke jok mobil sambil sesekali tersenyum menatap kearah gerbang utama dari gedung yang berada di hadapannya itu.

Hyemi mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke stir mobil, Ia merasa bosan karena terlalu lama menunggu.

Hyemi melirik jam yang bertengger manis di tangan kirinya, aku terlalu rajin menjemputnya sampai sampai harus menunggu selama ini, pikir Hyemi dengan senyum yang selalu mengembang di wajahnya.

Hyemi mengerutkan keningnya saat melihat beberapa guru yang keluar dari gedung di saat jam pelajaran. Sekali lagi Hyemi melihat jam di tangannya "bukankah bunyi bel 15 menit lagi" Hyemi menatap heran empat guru yang hendak meninggalkan gedung tersebut.

Hyemi bergegas keluar dari mobilnya, ia menghampiri seorang guru yang sedang memasukan beberapa dokument ke dalam mobilnya.

"permisi, songsangnim" ujar Hyemi. Ia membungkuk sopan.

Guru tersebut membalikan tubuhnya, dan membungku sopan saat mengetahui seseorang menyapanya. "apa ada yang bisa saya bantu ?" ujar guru tersebut ramah.

"kenapa sekolahan ini sangat sepi? Bukankah bel pulang berbunyi 15 menit lagi?"

"karena sekolah mengadakan rapat mendadak jadi seluruh murid di pulangkan lebih awal."

"benarkah? Apa anda mengenal Ziyu?" wajah Hyemi terlihat pucat, ia gelisah saat mengetahui Ziyu tidak ada di sekolahnya.

"ah Ziyu, bukankah dia tadi pergi bersama seorang pria. Aku pikir dia ayahnya" ujar guru tersebut.

"benarkah ? kalau begitu terima kasih songsangnim, saya permisi dulu" Hyemi membungkukkan badannya dan melenggang pergi menuju mobilnya.

Di dalam mobil Hyemi tampak memikirkan ucapan guru tadi. 'Ziyu bersama seorang pria. Apa Sehun sudah menjempunya ?' Hyemi menggeleng cepat. Ia merogoh saku celananya untuk menemukan handphonenya. Saat sudah menemukannya Hyemi menatap layar ponselnya dengan tatapan bingung,

"apakah aku harus menghubunginya. Bagaimana jika Ziyu tidak sedang berada bersamanya ? " Hyemi sangat frustasi .

Akhirnya Hyemi menghubungi Sehun. Ia menelan ludahnya susah payah, menahan gugup yang melandanya. sambungan terhubung dan terdengarlah suara Sehun di sebrang telpon sana.

"yeobseo, Hyemi-ah"

"ehmm.. itu.. Sehun-ah.. begini"

"sebenarnya apa yang ingin kau katakan Hyemi-ah?" Sehun tak sabar menunggu apa yang akan di ucapkan Hyemi padanya.

"apa kau sedang sibuk ?" ujar Hyemi gugup.

"Aku baru menyelesaikan meeting dengan investor dari jepang. kenapa? Apa kau merindukanku?" Goda Sehun.

Tubuh Hyemi menengang saat mendengar ucapan Sehun tadi. 'Jika bukan dengan Sehun lalu Ziyu bersama siapa'

"Hyemi apa kau tertidur?" ujar Sehun.

"ah tidak, kalau begitu lanjutkan saja pekerjaanmu. Aku tutup"

Hyemi menutup telpon secara sepihak, ia bahkan tak menghiraukan protes Sehun yang sepertinya akan meledak saat itu juga.

Hyemi melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. ia memutuskan untuk pergi ke apartement untuk memastikan apakah Ziyu sudah ada di sana.

Namun saat Hyemi membuka pintu keadaan ruangan masih kosong, bahkan di rak sepatu tak ada sepatu yang Ziyu kenakan tadi. Hyemi semakin gelisah, dimana lagi ia harus mencari Ziyu.

Hyemi kembali merogoh saku celananya untuk mengambil phonselnya. Ia langsung menempelkan benda persegi panjang itu ke telinganya setelah ia memencet tombol beberapa digiat angka yang terdapat di ponselnya.

Married Because Of AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang