HORIBBLE GREETINGS

41 3 0
                                    


Senin pagi, mami membangunkanku. Tidak seperti biasanya, mami selalu membiarkanku tidur sampai jam 12 siang. Namun kali ini, aku tidak tahu alasannya mengapa dia membangunkanku pagi sekali.

"Aduh, Mi. Lilly masih ngantuk. " Aku merengek di tempat tidur sambil menarik selimut.

"Kamu sebentar lagi sekolah, main tidur aja. Ayo bangun!" mami sambil memukul bokongku.

"Astaga. Aku saja masih gak ngerti apa itu sekolah. Mami main ajak aku aja" jawabku sambil memejam mata.

Mami menarikku dari tempat tidur dan memaksaku mandi. Dengan terpaksa, aku menuruti kata-katanya.

Setelah mandi, mami memakaikanku seragam aneh. Lalu mengajakku sarapan. Setelah itu aku dan mami masuk ke mobil menuju 'sekolah'.

Saat sampai, aku keluar dari mobil.

Aku terkejut.

Bangunannya besar.
Banyak orang masuk mengenakan seragam sama denganku.
Ada lapangan luas.

"Mi, tempat apa ini?" tanyaku.
"Tenang, kau pasti akan menyukai tempat ini" jawab mami.

Aku masuk ke dalam dengan gandengan tangan mami. Aku masih belum mengerti apa-apa di tempat ini. Jadi wajar kalau aku masih digandeng mami seperti anak kecil.

Lalu aku mendengar suara bel berdering.
"Ayo Lilly! Kamu terlambat nanti!" mami menarik tangankusambil berjalan cepat.

Kenapa? Kenapa mami menarikku setelah bunyi bel itu?

Kemudian, mami berhenti di depan suatu ruangan. Ada seorang wanita yag kira-kira seumur ibuku berdiri di depan ruangan itu. Lalu mami meninggalkanku disitu bersama wanita itu.

"Loh mi?! Kok Lilly ditinggalin?" aku langsung berkeringat dingin.

"Tenang aja sayang! Bu Pauline akan menjelaskannya ke kamu! Nanti mami jemput jam 12 ya!" mami langsung turun tangga meninggalkanku dengan wanita asing begitu saja.

Kulihat jam yang ada di tembok sekolah ini, masih jam 6.45. Astaga, apa yang akan kulakukan nanti selama 6 jam di tempat ini.

Bu Pauline membawaku ke dalam ruangan itu. Saat masuk ruangan, aku melihat sekitar 32 siswa yang duduk rapi di masing-masing meja mereka.

Aku hanya bisa terdiam dan mengikuti instruksi Bu Pauline saja. Bu Pauline menyuruhku untuk berdiri di depan ruangan itu. Aku gugup karena aku tidak pernah tampil di depan orang banyak.

"Nah, anak-anak. Ini Jillian Trumps, dia datang dari Chigago. Mulai hari ini, dia akan belajar bersama kalian, mohon dukungan untuknya ya.." kata Bu Pauline.

Lalu Bu Pauline menengok padaku seolah-olah memberi suatu kode.

Entah aku tidak mengerti maksudnya.

"Ibu, Gimana kalau ibu pake Bahasa Inggris aja bu. Kasihan dia gak ngerti kali" kata seorang pemuda yang duduk di meja pojok belakang.

Lalu semua orang dalam kelas tertawa. Aku terasa diremehkan.

"Sorry to say? Tapi saya bisa bahasa kalian kok!" jawabku.

Lalu semua orang dalam ruangan itu berbincang-bincang satu sama lain. Sudah ketahuan kalau mereka sedang membicarakanku.

"Sudah cukup! Peter! Kamu diam saja. Bikin malu sama anak baru saja" oceh Bu Pauline.

"Ya bu, maaf! Gapapa lah anak baru ini kan harus bisa adaptasi bu. Biar makin deket" kata pemuda itu lagi.

Dekat? Apa maksudnya? Bukankah aku cuma sehari disini? Aku tidak mengerti apa maksudnya tempat ini.

Lalu, Bu Pauline langsung mempersilahkanku duduk di sebelah pemuda itu. Tentu aku merasa tidak enak. Apalagi pemuda ini sudah meremehkanku.

MY PETERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang