PETER

31 3 0
                                    

Peter's POV ;

Hadeh, untung nih anak gue tolong tadi. Kalau kagak bisa digrepe grepe sama tadi tuh om-om sialan.

Eh,

Kok gue bawa dia ke kamar gue ya? Gue gak kepikiran. Bodo amatlah, yang penting kaga ada yang aneh-aneh di kamar gue. Berantakan sih, maklum.

Nah,

Inilah kamar gue.
Poster anime, gambar Disney, memenuhi semua tembok kamar gue.

Gue berharap Lilly gak berlendapat yang aneh-aneh.

"Wah, ruangan lo banyak animasi ya..." kata Lilly.

Wow, gak nyangka Lilly memuji gue.

"Muka lo udah cerah tuh? Masih pucet deh."  gue ngambil tisu ngelap matanya. Iyalah, bengkak gitu, gak enak dilihat.

Lilly terdiam sejenak. Nyeh, pasti terpukul gara-gara kata gue tadi.

"Gak juga, ini koleksi dari kecil. Jadi wajar aja kelihatan banyak" gue langsung sok merapikan meja gue yang berantakan.

"Oh ya? Enak dong..." Lilly memuji gue? Oh iya ya, lupa gue. Lilly kan terobsesi kartun Disney gitu.

"Hm iya dah. Anyway, lo pasti punya barang-barang beginian dong? Jelas orang ka..."

Lilly langsung motong omongan gue, "Enak macam apaan? Bullshit semua."

Eak, kenapa dia jadi marah. Apa gue salah ngomong?

"Hah? Kenapa sih? Bullshit pula kata-katanya. Bad memories ya?"

Lilly cuma mengangguk.

Gue nanya gak ya.

"Kenapa sih? Cerita dong! Kita kan temen? sharing boleh lah sekali-kali."

Aduh, Lilly nangis lagi. Ah salah gerakan gue, harusnya gak usah nanya.

"Eh, sorry, Lil. Kalo gak cerita gak napa sih." gue langsung menghibur dia. Dia langsung meletakkan telapak tangannya tepat di hadapan gue. Seolah-olah dia memberi tahu, "It's Okay."

"Ceritanya gini loh, Pet. Well, lo dan Karen gak tau kan kalo gue tinggal sama Mami doang..."

Mami? Oh sebutan ibunya. Oke, gue baru tau kalo Lily tinggal sama nyokapnya doang.

"Yo, gue gak tau."

"Nah, ayah gue menghilang waktu gue masih kecil. Jadi gue bener-bener gak ingat waktu itu. Mami, gak mau kasih tau gue kemana ayah pergi. Bahkan, Mami selalu marah kalau aku tanya soal ayah." Lilly menjelaskan dengan penuh emotional. Hm, nih anak cocok main drama.

"Lah? Hubungannya sama Disney, apaan?" gue bingung, soalnya dia cuma cerita soal papanya.

"Nah... Gue itu suka Disney dimulai dari kecil. Sama kayak ayah gue. Dia yang bacain gue cerita setiap malem. Dia sering beliin gue akesoris poster dan lain lain bertema Disney, makanya gue suka banget Disney."

Aduh, masa kecilnya dia idah banget. Emangnya gue? dibully adik kakak. Korban gue tiap hari.

"Nah, sehari setelah kehilangan ayah gue, Mami dengan tiba-tiba merusak kamar gue yang penuh dekorasi Disney pemberian ayah gue. Tentu disaat itu gue nangis. Tapi Mami tetep bikin kamar gue bersih, semua dekorasi Disney dibuang..."

Waw, kayaknya ibunya Lilly gak bermaksud untuk nyiksa Lilly dengan ngerusak kamarnya, tapi dengan membuang semua tentang ayahnya.

"Ya gitu, makanya memori pahit itu gak bisa keluar. Sampe sekarang masih tertanam," Lilly menyandarkan tubuhnya di tembok.

MY PETERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang