Kinara & Bagaskara : Prolog

115 12 5
                                    

Kinar tersenyum melihat team basket sekolahnya mencetak angka menjelang detik detik berakhirnya pertandingan.

Terdengar suara sangat bising saat sang kapten berhasil menjadikan teamnya juara. Tetapi tidak dengan kinar, ia hanya tersenyum.

Peluit telah ditiup oleh sang wasit.bertanda pertandingan benar berakhir. Dengan hasil team basket sekolahnya lah yang menjadi juara. Dan itu membuat gelanggang olahraga bertambah riuh.

Team juara pun saling berpelukan dan beberapa kali mengangkat sang kapten ke atas. Meluapkan rasa senang dan bangga.

Semua suporter yang mendukung berhamburan menuju team yang didukung. Berjabat tangan dan berpelukan sambil mengucapkan selamat. Namun tidak dengan kinar ia hanya bisa melihat dari tribun. Namun kata selamat selalu ia ucapkan, di dalam hatinya.

"Kenapa gak turun?"

Kinar melihat siapa yang berbicara. Ia menggeleng tanpa menghilangkan senyumannya. Kemudia kembali melihat ke lapangan.

"Gak usah, dari sini aja"ujar kinar, tanpa melihat seorang yang menanya nya.

Kinar menggeser badannya, menyediakan tempat untuk lawan bicaranya. Melihat itu, pria tersebut langsung menempati tempat disamping kinar. Meraka saling menatap kedepan.

"Masih jadi secret admired seorang bagaskara?" Sebuah pertanyaan yang hampir seperti penyataan terlontar dari mulut sang pria bersamaan dengan kekehan kecil.

Kinar hanya tersenyum kecut mendengarnya. Ia tak menyangkal, karna itu memang benar.

"Biarin ihh" jawab kinar, sambil mendorong lengan pria di sampingnya.

Yang menjadi sasaran hanya tertawa. Karna tak mengefek apapun pada lengannya. Tenaga perempuan lebih kecil dibandingkan dengan laki laki bukan? Ya, walaupun tak semua perempuan.

Cukup lama jeda diantara mereka berdua. Hanya deru nafas dan riuh dari arah lapangan yg terdengar. Hingga sang pria memutuskan untuk berdiri dan berniat meninggalkan gelanggang olahraga. Tetapi ia terhenti oleh sebuah suara.

" kita gak tau apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi aku yakin aku akan jadi miliknya dan dia akan jadi milikku"ucap kinar tenang.

Sambil memandang pria yang berada di lapangan tersebut dengan senyum yang penuh dengan harapan di dalamnya.

"Aku yakin, insya allah yakin." Ucap kinar lagi.

Tetapi pandangannya beralih menatap pria yang tengah berdiri disampingnya.

Pria tersebut tersenyum. Karna ia tak bisa membalas perkataan kinar dan tak bisa berbuat apa apa.






14 April 2016 : 1925.

Kinara & Bagaskara (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang