Di atas ada castnya Verly.
💙💙💙
Tiga minggu berlalu sejak Ines memutuskan untuk bekerja di warung nasi padang milik Pak Syamsul. Namun begitu, tetap saja gaji tiap minggu yang dia dapatkan tak cukup untuk mengganti gaun rusak seharga sepuluh juta dalam waktu sebulan.
Oleh karenanya, Ines harus mencari tambahan lain dengan mengajar les private untuk anak-anak sekolah dasar. Karena hal itulah, Ines menjadi sering kelelahan. Tak jarang, dia pun sering tertidur di dalam kelas.
Semua itu tak luput dari pengamatan sahabat dekatnya, Altavian Danish. Dia seringkali melihat Ines tertidur dalam kelas saat pelajaran berlangsung dan terburu-buru saat bel pulang sekolah berbunyi.
Kernyitan di kening Alta semakin dalam, saat melihat wajah Ines yang terlihat lebih tirus dan lingkar mata yang semakin gelap.
Selama jam pelajaran terakhir, Alta tak berani membangunkan Ines yang nampak lelap dalam tidurnya. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak sepuluh menit lalu. Seluruh siswa kelas X IPA 1 juga sudah berhamburan keluar kelas.
Kecuali Alta yang masih setia duduk di samping Ines, menatap diam sahabatnya yang masih terlelap tidur. Gadis itu tampak tak seperti biasanya. Sebagai sahabat, Alta tentu merasa khawatir dengan kondisi Ines. Gadis itu seperti sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
Ketika sedang asik bermonolog, tiba-tiba Ines terbangun sambil menggeliatkan tubuhnya. Dikerjapkan bulu matanya yang tebal dan lentik, lalu melepas kacamata dan menguceknya perlahan.
Saat dia sadar bahwa kelas sudah sepi, Ines histeris dan buru-buru memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. Dia sama sekali tak menyadari, jika sedari tadi ada Alta yang sedang menunggunya tidur.
Setelah semua buku-bukunya masuk ke dalam tas, Ines segera berdiri hendak berjalan meninggalkan kelas. Namun belum sempat dia melangkah, Alta terlebih dulu mencekal pergelangan tangannya.
Ines membelalak kaget. Hingga badannya ikut tersentak ke belakang dan hampir menabrak pinggiran meja.
"Alta ...?" Ines kaget lalu mengerjap bingung, "kok, kamu masih ada di sini?" tanyanya.
Alta tersenyum melihat raut wajah Ines yang kelewat kaget. Bola mata di balik kacamatanya itu seperti akan melompat keluar karena terlalu berlebihan mengekspresikannya.
"Aku dari tadi nungguin kamu tidur. Giliran udah bangun, main pergi gitu aja," jawab Alta masih tetap mencekal pergelangan tangan Ines lalu mengedikkan dagunya ke arah gadis itu, "duduk dulu, sini! Aku mau tanya sesuatu."
Ines sedikit ragu untuk duduk. Diliriknya jam yang menempel di dinding yang tak jauh dari papan tulis berwarna putih di depan kelas.
Saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Itu artinya, dia harus cepat-cepat pulang dan bersiap untuk bekerja di warungnya Pak Syamsul.
"Tapi Al, aku harus ke--" Ines tak jadi melanjutkan perkataannya. Dia lupa kalau Alta belum tahu jika selain sekolah, dia juga bekerja paruh waktu sekarang.
Sahabatnya itu memandang curiga ke arahnya dengan sebelah alis yang terangkat. Karena tak ingin Alta semakin mencurigainya, akhirnya Ines memutuskan untuk mengikuti perintah Alta dan mulai duduk di sebelahnya.
"Kamu akhir-akhir ini selalu buru-buru pulang. Dan parahnya lagi kamu sering tidur di kelas. Kamu nggak kayak biasanya, loh?"
Pernyataan Alta membuat Ines tak bisa berkutik. Semua yang dikatakan Alta memang benar. Selama hampir sebulan ini, dia memang merahasiakan masalahnya dari Alta. Ines tak ingin membebani sahabatnya itu. Ines sendiri juga tak ingin dikasihani. Baginya, pantang menyerah sebelum mencobanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN YOU & US
Ficción General[COMPLETED] __________________________ Altavian Danish, tak pernah membayangkan jika ia akan dipertemukan lagi pada satu kesempatan dengan sosok laki-laki tampan yang dicintainya itu setelah sekian tahun. Anindito Mahawira, c...