Heartache (Toriel the Caretaker)

557 41 14
                                    

A/N: Hah!
Baru pulang dari pulang kampung abis itu pulang ke rahmatullah *eh* nyebelin ya, di imah induk teu aya wifi gratis euy meuni keheul pisan ih aing mah._. (kebawa2 sundanya) betewe, maap kalo part ini kepanjangan soalnya ada berantemnya. Happy reading h0i-h0i~

***

Leana berjalan menyusuri tiap-tiap koridor yang dijumpai oleh beberapa monster. Sebelum Leana terpisah dari Toriel, Toriel mengajari Leana untuk berinteraksi dengan monster. Ia berpesan untuk tidak menyakiti mereka, sebelum ia pergi entah kemana dan meninggalkan sebuah telepon genggam untuk Leana. Untuk berkomunikasi dengannya.

Setelah berada di pertigaan, Leana tak sengaja menginjak sesuatu yang tergeletak di atas dedaunan merah.

"Zzzzzzz..."

"apa mereka sudah pergi,"

"zzzzzz...." makhluk yang tengah terlentang di atas daun-daun itu transparan. Atau sebut saja..hantu? Sedaritadi hantu itu menyebut 'zzz' berpura-pura untuk tidur. Leana yang merasa terganggu perjalanannya, ia menggeser tubuh hantu itu ke samping. Namun bukannya bergeser, ia malah bangun dari tempatnya dan menutup jalan. "Oh..kau ingin melawanku..."

"....aku Napstablook...." suaranya benar-benar mirip rekaman hantu pada saat halloween. Ia juga terlihat sangat malas untuk berinteraksi dengan siapapun. Leana memberikan senyuman untuk Napstablook, berusaha menyemangatinya. "Heh....." Hantu itu sedikit terkagum pada Leana. Kemudian ia mengeluarkan air mata yang terbang kearah Leana. Ia sebisa mungkin menghindar. Sebab sesuatu apapun yang monster tunjukkan, pasti akan membunuhnya.

Leana mulai berpikir untuk menceritakan sebuah lelucon padanya. "Kenapa manusia tidur?"

"......."

"Karena mereka mengantuk."

".............."

".....oh....." Napstablook terdiam ditempat tanpa mengeluarkan air matanya lagi. "aku sedang tidak mood sekarang. Maaf.." katanya dan Leana kembali berusaha menyemangatinya. Kemudian Napstablook menunjukkan sesuatu pada Leana. "Kau lihat ini..." air matanya kini mengarah keatas lalu sebuah topi muncul di atas kepalanya. "Aku menyebutnya 'Blook si necis'. Apa kau menyukainya..." Napstablook terlihat tidak sabar menunggu jawaban Leana. Dan Leana akhirnya mengangguk setuju.

 Dan Leana akhirnya mengangguk setuju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh wow..." Napstablook berhenti menyerang Leana. "Aku sering datang ke The Ruins karena tidak ada siapapun disini..tapi hari ini aku bertemu seseorang yang baik.."

"..."

"oh, aku ngelantur lagi. Aku akan pergi dari sini.." Kemudian Napstablook perlahan terbang ke atas dan menghilang.

Leana kembali melanjutkan perjalanannya dan akhirnya ia tiba di depan sebuah pohon besar tidak berdaun. Hanya dedaunan merah yang berserakan di sekitar pohon kering itu. Kemudian matanya menangkap sosok yang ia kenal di depan pintu sebuah rumah. Ia baru saja keluar dari pintu tersebut sambil menggenggam telepon. "..apa yang gadis kecil itu lakukan saat ini," Toriel bergumam tidak sadar bahwa seseorang yang ia bicarakan berada di dekatnya. "Oh! Bagaimana kau bisa kesini?" ujarnya terkejut kala mendapati sosok Leana di balik pohon. Leana tersenyum. "Kau baik-baik saja? Tidak terluka lagi, kan?" tanya Toriel khawatir. "Tidak. Aku bertemu hantu," gelengnya. "Hantu? Ah, disini memang banyak hantu yang berkeliaran. Ayo masuk, kau pasti lapar, kan?" ajaknya sambil merangkul Leana untuk masuk ke dalam rumahnya.

UndertaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang