Im sorry, but i love you.

51 2 0
                                    

Ku lemaskan badanku sambil menyesap pahitnya kopi...
Oh tunggu. Tidak hanya pahit yang terasa di lidah,tetapi rasa manis dan berbunga juga. Perpaduan yang aneh,menggelitik,dan tidak bisa kujelaskan. Tentu bukan dari kopi rasa manis dan berbunga itu.
Tetapi,dia. Dia yang menjadi fokus ku. aku suka memperhatikannya dari kejahuan. Ya,disini. Sambil menyesap kopi pahit favorit ku.

Sudah setahun terakhir ini dia berhasil menyita perhatianku.
OH Sehun namanya.
Wajahnya..
Bagaimana senyumannya ketika ia tersenyum lebar atau tertawa.
Tentu saja jangan lupakan mata sipit yang melengkung seperti bulan sabit terbalik itu.
Bagaimana tubuhnya bergerak ketika menangkap bola basket dan menggiringnya ke ring lawannya.
Bagaimana rambutnya terjatuh lembut ketika diterpa angin.
" Dan juga... Bagaimana jantung ini berdegub tidak teratur setiap kami tidak sengaja bertemu pandang."

Dia pacarku? Oh tentu saja... Tidak. Aku bahkan tidak bisa mengatur semu yang ada di pipiku setiap aku memikirkan kami suatu saat akan bisa berteman. Ya berteman.
Dan yah...
Akhirnya Aku sudah berani untuk sekedar menyapa dirinya.. Senang rasanya hehe.

Entahlah, 3 tahun terakhir aku dan sehun semakin dekat. Dan kurasa dia juga memiliki rasa padaku hahaha terdengar percaya diri tetapi kenyataan. Sehun sering mengirimkan kalimat puitis kepadaku. Dan aku baru tau kalau dia masuk jurusan sastra.
Pantas. Puisi yang rumit dan sempurna adalah kata yang dapat menggambarkan Oh Sehun secara sederhana. Menurut ku.

Banyak yang beramsumsi kami pacaran. Bukan itu yang menyesakkan ku. Yang menyesakkan adalah ketika Sehun mengatakan kepada semua orang bahwa kami hanya teman. "teman" apa yang engkau maksud sekarang,teman ?

Aku mulai merasa jenuh. Jenuh,linglung,bingung,dan sakit akan perasaan ini. Baru baru ini ku ketahui dia memiliki banyak mantan. Sakit karena ia hanya menganggap ku sebagai teman saja. Sedangkan perlakuan nya kepadaku layaknya seorang kekasih.

Ku sesap kopi hitamku seraya tertawa miris di dalam hati.
Apa aku hanya suatu lolucon?
Aku terhenyak sendiri mengingat pertanyaan bodoh yang terlintas di kepalaku.
Mungkin benar, mungkin salah.
"Atau memang benar"
- aku harus melakukan perubahan.

Aku berhenti menghubunginya,berhenti menyapa nya disaat pagi dan malam dengan bahasa german. Berhenti mengingatkan ia untuk makan. Berhenti membuat jantungku berdegub tidak teratur saat melihatnya. Aku berhenti menatapnya. Dan aku... Berhenti meminum kopi pahit. Serasa hidupku semakin pahit saja.

Dan sedihnya,
dia baik baik saja.
Tanpa aku.

Dia tidak seperti merasa kehilangan sesuatu hal.
Apa aku begitu minim prioritasnya di hatimu? Sekali lagi, aku betul betul membenci kopi pahit sekarang. Dan juga perasaan ini.

Dia dulu yang pernah sehangat nafas,sekarang sedingin lautan lepas.
.
.
.
Hidupku sudah mulai normal. Melupakan 3 tahun lalu masa idiot dan bodohku untuk mencintai seseorang terlalu tulus. Untuk mengharapkan sesuatu. Aku trauma dengan hal hal seperti itu.
Dan sekarang? Aku sudah kerja. Pikiranku terfokus dengan pekerjaan ku. Meskipun sesekali mengingat masa lalu. Maaf. Teringat.

Ku jalankan mobil ku dengan kecepatan sedang di jalan raya yang sudah mulai sepi ini. Sesekali memperhatikan langit kelam. Terkadang aku mengira ngira kenapa malam terkadang berkerlap kerlip terkadang malah hitam kelam. Aku bertanya kenapa bulan ber-

Oh ada pesan yang masuk.

Ku buka perlahan smartphone ku sambil tetap mengawasi jalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Im sorry , but i love you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang