Bau aroma Rumah sakit begitu menyeruak,orang yang berlalu lalang dengan kursi roda,tongkat bahkan dipapah oleh suster kini menjadi pemandangan yang sudah bisa bagi Bella dan Bagas yang sudah menunggu diruang tunggu.
Air mata yang bergenang dimata Bella kini telah tumpah,bajunya basah akibat tangisannya.Bagas hanya bisa menenangkan cewe satu itu,sangking paniknya sampai-sampai ia kabur dijam pelajaran setelah mendengar berita Aura yang sudah kritis.
Bella sudah tidak kuasa menahan tangisannya ia hanya bisa menenggelamkan kepalangnya didada Bagas,isakan tangis bergema diruangan itu.
Dokter yang memeriksa belum juga keluar sejak 2 jam yang lalu,pintu masih tertutup rapat tidak ada tanda-tanda kemunculan Doktet itu.
"Hiks..hiks..Ra jangan tinggalin kita semua yang ada disini Ra",ucap Bella disela-sela isak tangisnya.
"Hush..lo jangan ngomong gitu Bel,kita berdoa aja siapa tau keajabain berpihak ke Aura.Jangan pesimis gitu dong Bel",Bagas mencoba menenangkan dengan caranya sendiri.
Derapan kaki yang keras terdengar ditempat Bella dan Bagas,mereka menyadari siapa yang datang tapi mereka hanya diam saat Cindy menatap tajam keduanya,ibarat anak yang dimarah ibunya mereka tidak berani menjawab disaat situasi genting ini dan Cindy menyadari itu.
Cindy sudah mengetahui semuanya tentang keadaan Aura dari Bagas,ia datang saat Bella memberitahunya bahwasannya Aura sudah kritis.
Dengan wajah menahan emosi,bahkan tidak ada raut sedih sedikit pun darinya yang muncul hanyalah wajah merah padamnya yang sudah menahan emosi saat ia tiba disitu ( UGD ).
Dokter yang meriksa telah keluar,ketiga orang itu segera berdiri untuk bertanya keadaan Adik dan Sahabanya.
"Dok gimana keadaan adik sy sekarang?",tanya Cindy yang sudah tidak sabaran.
Sang dokter hanya menghela nafas beratnya.Cindy,Bella dan Bagas tau akan maksud dokter itu.
"Tapi sebelum itu pasien ingin bertemu sebentar dengan orang yang bernama Cindy",ucap Dokter itu.
"Sy dok yang bernama Cindy.Apakah sy boleh masuk dok?",tanya Cindy.
"Silahkan tapi hanya bisa 30 menit saja,jika ada apa-apa segera beritahu sy secepatnya",ujar Dokter itu yang langsung meninggalkan ketiganya.
Bella hanya pasrah,tangisannya kini kembali tumpah sejak berhenti beberapa menit yang lalu,Bagas sudah pusing dengan keadaannya hanya bisa diam dan memeluk Bella.
Cindy segera masuk kedalam ruangan itu,aroma obat menusuk hidungnya saat membuka pintu.
Sosok yang ia rindukan kini berbaring dengan kabel yang berada tubuhnya itu,yang sudah kurus kering.Amarah kini berganti tangisan,air mata lolos begitu saja saat melihat pemandangan yang ada didepannya.
Ia melangkah dengan pelan,memegangi setiap inci tubuh adiknya itu,tubuhnya sudah tidak kuat untuk berdiri untung saja ia masih bisa menopang pada tiang disebelah kanannya itu.
Tangisannya kini sudah menjadi-jadi bahkan ia sudah tidak kuasa lagi melihat adiknya itu.Tangan yang tersambung dengan selang kini bergerak mendekati wajah yang telah menangisi dirinya,rasa bersalah selalu menghantuinya tapi sekarang ia ingin mengungkapkan semuanya disini dengan kakaknya.
"Kk..aakk..",ucap Aura yang terbata-bata.
Cindy terkejut,langsung mendekati wajahnya kewajah adiknya itu,air matanya itu terus saja mengalir tanpa henti.
Aura menghapus air mata kakaknya yang sudah jatuh akibat dirinya.
"Ii..yaa..knp Ra,ada yang mau km omongin ke kakak?",tanya Cindy.
"K..aakk..Aura minta maaf sama kakak untuk selama ini,kalo Aura banyak salah sama kakak aku minta maaf kak,Aura tau itu kak..Aura selalu ngerepotin kakak dengan kebutuhan Aura kak,dan--",ucap Aura terpotong saat Cindy mengancungkan jari telunjuknya kemulut Aura sambil menggelengkan kepala.
"Gk dek km gk ada salah sama kakak,jadi km gk usah minta maaf sama kakak yang minta maaf itu harusnya kakak dek bukan km",Cindy menitikkan air mata saat berucap seperti itu.
Aura juga menitikkan air matanya untuk terakhir kalinya,waktu tidak banyak jadi ia berusaha memanfaatkan disaat situasi seperti ini ia ingin semuanya lega saat mengungkapkan semuanya.
"Ka..k Aura bakal kangen terus sama kakak,tapi tuhan berhendak lain kak.Jangan lupain Aura ya kak.Aura minta kakak jangan pernah sedih atau nyalahin diri kakak sendiri ini udh takdir kak.Aura mohon kakak jangan suka dingin sama orang lain berusahalah untuk menerima mereka kak,dan kakak udh denger ceritanya tentang aku kak jangan salahin Bella dan Bagas karena itu permintaan aku sendiri kak",ucap Aura yang berusaha menahan diri.
Cindy langsung saja memeluk adik kesayangannya itu yang langsung dibalas adiknya,ia tidak ingin adiknya pergi untuk selamanya dan menyusul kedua orang tuanya.Ia sudah tidak punya siapa-siapa lagi jika adiknya pergi.
"Gk dek!! Lo gk boleh pergi,lo harus disini temenin kakak dek!! Kakak gk punya siapa-siapa lg selain km!!",ujar Cindy disela tangisannya.
"Maaf kak ini sudah takdir,diluar sana masih banyak orang yang bisa kakak andelin termasuk kak Noris,Bella dan Bagas.Kakak gk usah khawatir soal itu kakkk....",Aura tiba-tiba kejang dan Cindy panik setengah mati sambil mengguncangkan tubuh Aura.
"Dek lo knp? Jangan aneh-aneh dek",Cindy berusaha menyadarkan adiknya itu.
Guncangan tubuh Auta semakin kencang ia menjerit memanggil Dokter,Bella dan Bagas.
"DOKTERRRR,BELLAAAA,BAGASSS.TOLLONG AURA!!!",Cindy tidak bisa mengontrol rasa paniknya itu sampai air matanya bertambah deras.
Bella dan Bagas yang berada diluar langsung terkejut mendengar jeritan Cindy dari dalam.
Aura semakin bertambah kejang-kejang sebelum menghembuskan nafas terakhirnya ia mengucapkan kalimat.
"Se..llaaa...matt... tin...gggal....",ucapnya setelah itu detak jantungnya berhenti dengan menunjukkan garis lurus dan kejang-kejangnya berhenti seketika.
Bella dan Bagas yang baru saja masuk langsung disungguhkan dengan keadaan Aura yang sudah pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.
Bella langsung merosot kelantai tapi sebelum itu terjadi Bagas sudah menahan terlebih dahulu.
Dokter yang baru saja datang langsung memeriksa Aura dan positif sudah meninggal.
Cindy dan Bella meraung-raung dijasad Aura,mereka tidak terima dengan takdir ini tapi apalah dikata semua sudah terjadi.
Bagas yang baru saja bersama dengan Aura tidak percaya dengan kenyataan itu,ia hanya bisa memandang tanpa senyum atau pun tangisan.
Dokter menyuruh untuk memindahkan Jenazah Aura kedalam kamat mayat,sebelum dikembalikan ke Cindy untuk diurus pemakamannya.
TAMAT
•
•
•
•
•
•Jeng..jeng beginilah endingnya maaf tidak sesuai dengan keinginan kalian semua..
Sumpah sy nulis ini aja sampe merinding,hampir nangis,deg-degan dan agak gimana gitu hehehe.. anggap sy lebay sekarang tapi beneran itu.Ok makasih sekali lagi buat semuanya yang udah mau baca ceritaku yang Gaje,abal-abal,gk nyambung sama sekali dan ngawur.
Judul dengan cerita agak berbeda jadi maaf ya kalo gk sesuai juga maklum masih amatir.
Kalo mau copas mendingan gk usah deh,ini ceritanya aja rada gk nyambung gitu mending cari yang lain,yang lebih bagus dari ini..
Sebenernya sy nulis ini cuma iseng doang gk ada maksud lain kok.
Dan ini murni pemikiran sy sendiri,kalo ada kesamaan atau apa sy minta maaf karena ini tidak sengaja.
Sekali lg makasih semua 😘..
Bye-bye see you again☺...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi
PoetryWaktuku tidak banyak,apakah aku siapa meninggalkan semuanya termasuk kenangan manis mau pun pahit dan menyusul kedua orang tuaku. Penyakit ini yang membuat semuanya terjadi,kenapa harus aku?? Kenapa tidak yang lain?? Ataukan aku memang ditakdirkan b...