Part 3

1.5K 111 15
                                        

HAPPY READING 😊

Deg.

Zeno terdiam, kata-kata Xi Fan masih ia cerna untuk mengetahui maksud terselubung sepupunya itu. Pikiranya seakan mencari memori file. Dagunya terangkat untuk menangkap Xi Fan. Dengan keberanian yang mencul dan senyum semuringah Zeno beranjak dan menepuk pundak sepupunya itu, sepupunya pun menegok ke arah Zeno.

Pertemuan tak terduka, Zeno mendapatkan kuncinya.

"Bittersweet" Xi Fan tersenyum mengangguk.

Merasakan manis namun bersamaan juga merakan pahit.

(***)

Seorang hacker takkan mungkin menggunakan nama aslinya untuk dikenalkan dalam cyber. Mereka menggunakan nama panggung yang mereka buat sendiri untuk menyembunyikan identitasnya.

Xi Fan mengangkat sebelah alisnya. "Well,"

"Mengapa kau mengungkapkan identitasmu kepadaku? padahal dalam Antatt identitasmu sangat dicari, ini sangat wow!" jelas Zeno mendapati sepupunya ternyata juga seorang hacker yang dikenal sangat pro seantero antatt.

Antatt adalah sebuah forum besar yang berisikan para hacker diseluruh dunia yang ada di tempat paling dalam, deepweb. Mengapa harus deepweb? Karena segala sesuatu dapat ditemukan disana. Lebih lengkap, lebih jahat, dan sangat beresiko. Ibarat berkeliaran di kandang harimau.

Deepweb bisa dikenal dengan nama Darknet atau pun Hidden Web yang merupakan situs-situs yang tidak terindeks oleh mesin pencari standar seperti Google. Sehingga orang awam tidak dapat mencarinya pada mesin pencari tersebut. Hal tersebut dikarenakan situs-situs tersebut bersifat dinamis yang hanya akan terbentuk oleh pencarian-pencarian spesifik.

"Apa salah mengungkapkan identitasku?" Tanya Xi Fan. Sambil menyalakan komputernya.

Zeno terdiam ketika hal pertama muncul dilayar monitor milik Xi Fan tersebut. Dengan background hitam.

"Kau?" Satu alis Zeno terangkat.

Xi Fan tersenyum sabagai tanda jawaban ya kepada Zeno. Tak habis pikir kalau sepupunya sedarah peratas sama dengannya.

Layar komputernya mulai bereaksi dengan bahasa-bahasa pemrograman. Mulai dari bahasa mesin hingga bahasa tingkat tinggi bermunculan. Sebenarnya apa maksud Xi Fan tersebut.

Zeno POV

Aku terpengarah pada layar komputer milik Xi Fan. Indra penglihatanku bekerja dengan menangkap himpunan dari aturan sintaks dan semantik lalu dicerna otakku, kemudian prosesnya dapat aku mengerti dengan baik. Xi Fan memberi isyarat kepadaku untuk menebak apa yang ia ratas itu. Aku yakin bukan bank, bukan juga istansi milik swasta atau pun negeri, bukan  juga sebuah badan penyidik dan penyelidikan. Cukup mudah ditebak, karena sering juga aku melakukan ini ketika masa-masa puberku. Mirror web.

"Hei.. apa kau masih pemula, hah? Kenapa kau malah mencoba meratas sebuah mirror web. Itu bukan levelmu" Aku tersenyum renyah melihat sepupuku ternyata hanya ingin menunjukan sesuatu yang tidak penting bagiku.

"Hahhahahahaaha" Xi Fan tertawa lalu ia tersenyum, sejujurnya aku bisa membaca ada arti terselubung dalam senyumannya itu. Namun aku tidak tahu apa maksudnya itu. Karena itu aku mencoba mengguncang mentalnya. Kondisi dimana kau akan mengungkapkan semuanya.

"Perhatikan baik-baik!" Kini ia memerintahku. Aku mulai jengkel.

Aku melihat ia meratas mirror web pencinta cerita dan buku. Dengan penggunaan keylongger ia masuk ke sebuah situs yang asing bagiku. Aku menatap tajam situs tersebut. Situs yang belum pernah kulihat bahkan sampai di deepweb pun. Situs tersebut bertampilkan dengan warna merah dan hijau toska yang mendominasi. Bahasa yang digunakan bukan Bahasa Inggris seperti pada umumnya dari sebuah situs. Aku yakin itu Bahasa Islandia, tulisan dan kosa katanya tidak begitu asing bagiku, karena aku sempat mempunyai klien yang berasal dari negara bahasa ibu tersebut. Satu kata yang terlintas dalam otakku. Rumit. Bahasa Islandia mempertahankan gramatikal Bahasa Jermanik kuno dan merupakan salah satu bahasa yang sulit dikuasai.

"Situs apa itu?" Aku bertanya kepada Xi Fan.

Xi Fan tersenyum dan aku pun jadi benci padanya karena ia hanya membalas dengan senyum tipuan.

Tangan lincahnya dengan lihai menguasi keyboard. Otak, mata, dan tangannya berkerja sedimikian sinkron sehingga mendapat respon. Komputer tersebut merespon dengan cepat dari apa yang diperintahkan Xi Fan lewat keyboard di depannya. Hingga akhirnya suara bunyi khas dari akhiran aksi meratas. Enter.

"World of Warcraft" Xi Fan menaikan volume suaranya.

Aku kesal sekali. Ia mengerjaiku, aku pikir ia akan meratas hal besar. Tapi apa nyatanya? Ia meratas mirror web hanya untuk sebuah game yang ia suka itu. Dan aku mengerti situs tersebut adalah tempat untuk para hacker yang sekaligus pecinta gamers pro untuk bermain. Sial! Tunggu saja balasanku nanti.

"Hey kau! Berani-beraninya mengerjaiku" aku memukulnya dengan bantal dan menangkap kepalanya itu.

"Hey hentikan! Aku ini lebih tua darimu tau! Tidak sopan sekali. Hey!" Seru Xi Fan

"Siapa perduli, huh?"

"Baiklah, aku minta maaf, Zeno. Aku pikir kau takkan tertipu. Tetapi, nyatanya? Emhaha" Xi Fan menahan tawanya.

"Hey! Awas saja ya kalau kau tertawa lagi!" Seruku kembali. Namun ruangan tersebut pecah akan tawa dari sepupuku yang tak terbendung. Sial!

(***)

Ruangan tersebut pecah akibat tawa Xi Fan yang mengelegar. Zeno hanya bisa memukul-mukul sepupunya itu. Ia kesal karena termakan keseriusan dengan Xi Fan.

"Ehhemm" pintu kamar terbuka. Sang nenek datang membawakan makanan. Zeno langsung menghampiri neneknya itu dan mengambil makanan yang dibawakan neneknya.

"Aku senang melihat kalian yang begitu akrab" kata nenek.

"Zeno sangat lucu, Nek" Xi Fan bersuara sambil menahan tawanya.

"Ckckck, jika Xi Fan berbuat aneh-aneh, hiraukan saja atau adukan padaku" nenek menepuk pundak Zeno dengan diikuti balasan anggukkan dari Zeno.

"Xi Fan, jangan bersikap aneh-aneh yang membuat Zeno nanti tidak nyaman. Ingat jangan lakukan itu. Apa kau mengerti?"

"Siap! Aku mengerti, Nek"

"Baiklah, selamat istirahat" sang nenek pun menghilang di ambang pintu kamar tersebut.

Zeno berbaring di ranjangnya dan mengeluarkan sebuah buku berwarna coklat dari tasnya. Tak lupa sebuah pulpen.

"Apa itu?" Xi Fan penasaran.

"Sebuah jurnal" jawab Zeno singkat. Namun, beberapa detik kemudian buku tersebut dirampas oleh Xi Fan. Zeno menghela napas berat.

"Kau pikir aku percaya?" Xi Fan tersenyum dan melihat-lihat isi buku tersebut. Ia kemudian tertawa kembali.

Jengkel. Namun, sulit untuk marah.

"Kau benar-benar lucu sekali, Zeno. Ini pertama kalinya aku mendapatkan seorang laki-laki menulis diary. Hahahaha"

"Sejak kapan?" Tanya Xi Fan di sela tawanya.

"Since my mom pass away" Xi Fan berhenti tertawa.

"Kau benar-benar menarik dan unik" Xi Fan menepuk pundak Zeno.

"Jadikan ini sebagai rahasia. Ini rahasia antar pria sejati" Zeno menatap Xi Fan penuh harap.

"Of course, aku selalu menjaga rahasia klienku"

"I'm not your client" Zeno memukul kepala Xi Fan.

"Tetapi, kau akan menjadi klienku"

"Apa maksudmu?"

To be continued

[A/N]
*Mirror Web adalah sebuah web atau situs yang sengaja diduplikasi
*Keylogger adalah mesin atau software yang dipasang atau diinstal dikomputer agar mencatat semua aktivitas yang terjadi pada keyboard (bekerja diam-diam alias tidak terketahui oleh kita secara kasat mata).

(***)

Hello hello hello... maaf ya lama banget ngilangnya. Iyaaa ceritanya abis UN nih.. wkwkwk. Penasaran dengan kelanjutannya? Give me ur VOMENT, please 😀

Diary of a Hacker  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang