Bagian 1

1.1K 73 18
                                    

Halo cerita kedua nih^^ semoga suka kalau gak suka komen aja biar nanti diganti dan cerita kali ini kebanyakan baper awas ah baper :v

Happy Reading!

Waktu adalah segalanya, waktu tidak dapat terulang kembali, tanpa waktu semua akan mati karena waktu adalah yang menentukan dan mengatur segala kegiatan kita. Tetapi bagaimana jika waktu dapat dihentikan semaunya?

Alvina Point Of View

Saat ini aku sedang melangkahkan kakiku menelusuri setiap sudut sekolah untuk menemukan seseorang yang ingin aku temui. Dengan kotak berwarna cokelat yang sedari tadi kupegang mata dan kakiku terus mencarinya. Mulai hari ini waktu ini aku akan menyatakan perasaanku terhadapnya yang selama ini kupendam, entahlah. Tetapi, rasanya aku harus memulainya lebih dulu, karena aku sudah tidak dapat menahannya, terlebih sekarang hari ulang tahunnya, waktu yang tepat untukku mengungkapkan segalanya.

Saat aku melewati lapangan sekolah terlihat sekumpulan siswa dan siswi tengah berkumpul, seperti melihat sesuatu. Dengan rasa penasaran aku mendekati sekumpulan itu mencoba melihat apa yang mereka lakukan dan lihat.

"Andira, aku tahu ini mendadak, tetapi aku hanya ingin mengungkapkan apa yang selama ini aku simpan dalam hati, aku sayang sama kamu ra, mulai saat ini aku ingin kita selalu bersama, apa kamu bersedia?"

Deg!

Suara ini! Suara yang aku sangat kenal, suara yang selama ini membuatku nyaman, suara yang selama ini yang selalu ada untukku. Aku berusaha masuk dalam sekumpulan itu untuk melihatnya lebih jelas dan memastikan semuanya.

Mataku sedikit membulat ketika aku sudah bisa melihat dengan jelas apa yang sudah tadi kudengar, itu memang dia. Aku hanya terdiam kaku melihatnya, aku melihatnya memegang tangan Andira, aku sangat berharap Andira menolaknya. Tapi nyatanya? Andira mengangguk dengan tersenyum, semua yang melihat bersorak ria begitupun dirinya, dia langsung memeluk Andira ketika Andira telah menerimanya.

Sakit. Sakit sekali tentunya. Melihat orang yang kita cintai ternyata mencintai orang lain terlebih orang lain itu adalah teman kita sendiri, Andira adalah temanku, teman dekatku semasa SMA sekarang. Dan Delvin, Delvin adalah orang yang kucintai dan mencintai Andira. Delvin adalah sahabat kecilku, kita sudah bersahabat lama dan selama persahabatan itu aku menyimpan rasa dengannya, tetapi sekarang dia menghancurkan perasaanku begitu saja.

Dengan perasaan yang kacau aku meninggalkan lapangan dan berlari yang entah kemana, yang jelas aku ingin menjauh dulu menenangkan hatiku yang baru saja terjatuh.

"Hiks..."

Aku mencoba mengeluarkan apa yang ingin kukeluarkan untuk melegakan hatiku, aku menangis, aku menangis di toilet dengan duduk di closet. Mungkin untuk saat ini hanya toilet yang dapat kudatangi untuk menangis.

"Hei! Kalian tahu? Aku tak menyangka jika Delvin akan menyatakan perasaannya terhadap Andira"

Aku mendengar suara orang lain dari luar itu membuat aku berusaha menahan tangisku untuk tidak bersuara.

"Iya aku juga tidak menyangka, bukankah Delvin itu sama Alvina ya? Kemana-mana pasti mereka selalu berdua"

"Kalau kataku sih mending Delvin sama Andira, soalnya mereka cocok, lagipula mana mungkin sih Delvin cowok tampan suka sama Alvina cewek yang aneh"

"Iya betul tuh beda sama Andira yang cantik dan populer, coba saja bandingkan"

"Ya udah masuk aja yuk ke kelas, udah bel nih"

Saat kurasa semuanya aman dan kembali sunyi aku menangis lagi. Dadaku rasanya sesak mendengar itu semua. Aku harus bagaimana sekarang? Seakan semuanya sudah hancur.

Berwaktu [ STOP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang