Aldi Syahreza in here!
=================
====="Lagian siapa suruh lo tidur di kelas." tawa Rizal pecah saat mengingat Aldi tertidur di kelas. Kini Aldi, Rizal, dan Fahry sedang berada si salah satu cafe tongkrongan mereka. Sudah menjadi rutinitas Aldi dan teman-teman nya untuk sekedar menongkrong.
"Serius gua ngantuk banget, tapi gapapa berkat di hukum gua jadi kenal sama cewe cantik." Aldi menaikan sebelah alisnya lalu meminum hot chocolate nya.
"Aaah lo mah mau deket sama cewe cantik juga paling ujung nya gabakal bisa move on dari si Nadhira." celetuk Fahry.
Aldi hampir tersedak saat Fahry menyebutkan masa lalunya 'Nadhira'
"Iya juga sih, kok sekarang Dhira ga pernah ngasih kabar ya?" Aldi menatap hot chocolate nya dengan tatapan kosong."Al, kalo lo mau move on coba coba lu inget-inget sisi negatif nya Dhira. Bukan nya dia udah ngebohongin lo dua kali ya?" Fahry memberi saran, sedangkan Rizal yang sedari tadi tidak angkat bicara seperti tidak ingin terlibat situasi seperti ini. "Niatin dong kalo lo pasti bisa move on, di luar sana masih banyak yang baik Al." dengan tatapan kosong Aldi memutar masa lalu nya. Nadhira itu cantik, tapi ia sudah membohonginya. Tapi itu semua malah membuat Aldi semakin mencintai Nadhira. Hening. Ketiga nya kini sibuk menyesap minuman nya masing-masing. Hanya suara orang yang sedang memesan minuman atau orang yang membuka pintu cafe lalu menutupnya lagi.
"Mba, hot chocolate nya satu ya,"
Suara itu, Aldi seperti pernah mendengarnya. Tapi dimana? Aldi menoleh untuk mencari suara tadi dan mendapati seorang perempuan yang sedang merogoh tasnya.
"Bella," kedua teman nya hanya mengernyitkan dahi ketika Aldi menyebut nama itu, seolah nama itu asing bagi mereka. Aldi yang sadar akan itu segera menjelaskan kepada sahabatnya. "Itu anak yang barusan di hukum sama gua, namanya Bella,"
"Cakepp gila, Eh samperin gih!" seru Fahry sambil menoyor bahu Aldi.
"Tapi dia galak sama gua..."
"Galak mah biasa, mungkin karna baru kenal sama lo. Udah cepetan gih." belum sempat Aldi selesai bicara teman nya yang bernama Rizal sudah menimpali perkataan nya. Aldi bangkit dari duduknya.
"Hei," sapa Aldi. Perempuan itu menoleh dan memiringkan kepalanya.
"Elo? Ngapain lo di sini? Lo ngikutin gua ya?!" tanya Bella setengah melotot.
"Diih, ge-er lo. Gua lagi nongkrong di sini. Tuh temen-temen gua." Aldi menunjuk ke arah Rizal dan Fahry dan keduanya hanya melambaikan tangan bangga. "Lo ngapain di sini?"
"Ini cafe kan? Suka-suka gua lah mau ngapain. Mau gua salto kek, gua nanyi kek. Bukan urusan lo kan?"
"Lo gemesin kalo marah-marah mulu," Aldi memperlihatkan senyuman nya. Kini Bella hanya bisa menelan ludah. Degup jantung nya tak karuan seperti memaksa ingin keluar. "Tuh, baru gua gituin sedikit pipi lo udah otomatis blushing."
"Hah? Ah ini mah pipi gua aja kena cahaya lampu cafe." sergah Bella. Bersamaan dengan itu pesanan nya pun siap, lalu ia mengeluarkan selembar uang dari dompet nya lalu menunggu kembalian nya. "Misi gua mau pulang."
Kini Aldi hanya melihat Bella yang mulai menjauh. Membuka pintu cafe. Lalu menutup nya. Itu cewe bikin penasaran juga ya. Batin Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haunted
Teen FictionMereka bilang, waktu menyembuhkan. Bagiku tidak, waktu hanya membiasakan. Karena saat mengingatmu aku masih mampu Merasa luka, hanya saja kali ini tanpa air mata.