Pernah dengar kota Aarhus?
Terdengar asing, bahkan pelafalannya terasa kelu diucapkan lidah.Tak hanya Hessa si tokoh sentral dalam novel ini yang merasa asing dengan kota nomor dua terbesar di Denmark itu, akupun demikian. Jangankan Aarhus, Denmark sendiri adalah negara yang tak pernah aku search dalam situs terbesar abad ini. Tak terbesit sama sekali didalam list negara impian wisata.
Bahasanya cukup rumit dilidah--tenggorokan bahkan kepala. membuat sebagian orang berpikir ulang mendaratkan destinasi ke sana. Entah kenapa Hessa mampu bertahan.
Di buku karangan Ika Vihara, kita akan diajak mengarungi 3 kali transit pesawat menuju kota rapi tanpa kebisingan transport modern karena pajak parkir yang begitu mahal.
Tulisan yang dijabarkan Ika Vihara begitu alami bahkan membawa gelak tawa begitu disesapi.
"Jangan marah-marah dong Hessa! aku ngajak kamu kan karena aku nggah tahu. Kalau tahu aku pergi sendiri" -Afnan, Hal 27-
Buku dengan tebal 348 terbitan Elex media ini menghadirkan warna baru dalam kisah percintaan.
Sebuah perjuangan yang diawali perjodohan janji dari kawan lama. Menurut ibunya; Hessa dengan usia memasuki 27 tahun-tanpa punya lelaki dengan tingkat keseriusan jelas- terdaftar dalam kategori membahayakan apabila tidak segera dinikahkan karena kemampuan memproduksi bayi akan semakin menipis.
Hessa si ceria yang suka makan bakso jelas menolak permintaan ibunya, membiarkan dirinya rela makan malam bersama kawan lama ibunya tanpa embel-embel perjodohan.
Keputusan Hessa terpatahkan, ia mau saja diajak Afnan si lelaki Denmark yang kadar ketampanannya membuat teman kantornya ingin selingkuh dari suaminya, untuk pergi menemaninya membeli koper.
Afnan, lelaki dewasa tak banyak bicara langsung membuat Hesaa jantungan meminta ikatan pernikahan bukan sekedar berteman, pendekatan lalu pacaran. Ia tidak tinggal di Indonesia membuat Hessa harus berpikir ulang di setiap malam.
Tanpa disangka pernikahan tak berawal dari cerita cinta romansa bermula. Afnan memboyongnya pergi jauh, meninggalkan semua kenyamanan negeri hangat dekat garis equator menuju negeri bersuhu dibawah rata rata.
Sebuah kisah cinta selalu bermula dari perjuangan, kalau di romansa lain perjuangan dimulai dari pendekatan dengan tujuan menikah. maka di cerita Afnan-Hessa sebaliknua, mereka menikah kemudian melakukan pendekatan.
Kata tetua zaman dulu, pernikahan di lima tahun pertama adalah fase tersulit. Akan banyak pertengkaran, riak rumah tangga. Untuk yang sudah mengenal sebelumnya mungkin akan memaklumi. Tapi untuk Hessa dan Afnan? semua terasa sedikit berat.
Pernikahan mereka diuji, Hessa yang selalu rindu tanah air. Afnan si ambisus dalam pekerjaannya. Dua makhluk bertolak belakang itu harus seatap membangun chemistry . Hessa mulai jatuh cinta kepada Afnan, meski perasaan ingin pulang menutupi semuannya. Hessa terlalu stress menghadapi dunia baru, dunia dimana ia hanya diam .
Hessa semakin masuk kedalam dunia yang dibuatnya tanpa Afnan. Dengan kalimat andalan "Aku bisa sendiri" mengantarkan Hessa ke sebuah prahara besar; kemarahan Afnan atas sikap Hessa dan sebuah penyakit unik yang jarang ditemui di Indonesia.
Penyakit itu muncul ketika musim dingin, membuat Hessa menjadi orang berbeda. Hessa tidak terbiasa dengan cuaca dingin , ia harus merasakan perbedaan iklim cukup drastis. Disinilah Afnan mulai menunjukan cintanya, mendekap Hessa melewati penyakitnya. Hessa yakin dirinya akan sembuh sehingga ia berani bertaruh ingin memiliki bayi keturunan Afnan.
Afnan menolak, bukan ia tidak ingin. Afnan hanya memastikan Hessa bisa bertahan dengan kehamilan dinegeri orang. Hessa dan Afnan kembali membangun benteng perbedaan, Afnan mengalah serta tanda garis dua di testpack membuat Hessa senang.
Dunia mereka seolah lengkap dengan hadirnya janin 'sopia' dalam rahim Hessa. Namun, takdir memilih sofia pergi karena penyakit musim dingin Hessa menerjang. Hessa tersedu membiarkan janinnya pergi .
Afnan merasa bersalah dan egois, memutuskan kembali ke indonesia namun Hessa menggeleng. Bertahan di negeri antah berantah dengan suhu minus serta matahari jarang menyapa.
Di novel ini ika vihara mengajarkan sebuah nasihat lama bahwa pernikahan itu butuh perjuangan, serya cinta datang karena terbiasa.
Jujur kadang kesal dengan keegoisan Afnan yang suka semaunya tanpa memikirkan Hessa diawal. Lambat laun Afnan berubah menjadi pribadi idaman istrinya, mendekap istrinya meski istrinya punya penyakit aneh dan masuk dalam keadaan stress.
Berjuang tak semudah memposting foto dengan kalimat mencintaimu selamanya.
Ada fase dimana kita harus turun, naik, berkelok, bahkan memelankan ritme. Seperti Afnan yang melangkah cepat sedang Hessa payah mengejar, Afnan akhirnya berbalik menyamai langkah Hessa menggenggamnya tuk berjalan bersama bukan memakinya untuk leebih cepat.
Pernikahan dan percintaan pun demikian, saling berbagi melangkah beriiringan, berpadu. Bukan dengan saling memaki.
hmmm... tapi sedikit kecewa dan bingung dengan versi cetak. Sorry to say, aku ngikutin novel novel mbak ika di wattpad. Di #Mbm sendiri ada beberapa bagian cerita terpenggal membuat sedikit janggal, seperti harusnya ada pertemuan dengan mantan Hessa. Hessa pulang ke Indonesia untuk pernikahan adiknya yang membuat Afnan galau. Mungkin sih ya dipotong editor dan aku yakin mbak Ika sendiri sudah berusaha menyenangkan pembacanya. Ya.. terbayarkan sih dengan cover novel nan cantik, sepeda andalah Hessa bepergian di Aarhus.
But, overall two thumbs buat mba ika vihara. Suka gaya penulisannua yang lugas nggak neko neko, narasinya bikin ga bosen ngebaca.
Terimakasih menghadirkan kisah cinta tidak biasa. Semoga suatu saat novel ini bisa ada didunia layar lebar.
Dan buat yang belum baca, rugi banget deh. Buruan ke toko buku, kalian bisa senyum senyum habis baca buku ini. Baper sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Review MBM
RomanceReview #mybittersweetmarriage from #elekmedia by ika vihara dalam rangka meramaikan giveaway