Ia adalah Alice, dan sekarang ia tengah mengalami krisis identitas untuk kesekian kalinya.
Langkah kaki di belakang mereka sudah lama tidak terdengar sejak belokan yang kesekian kalinya—Alice tidak tahu apakah itu artinya siapapun yang mengikuti mereka, (Alice bertaruh nyawanya sendiri, yang mengikuti mereka itu Chesire Cat) sudah menghilang entah kemana, atau bila itu benar Chesire, pergi ke suatu tempat. Mungkin saja, semoga saja.
Langit semakin menggelap, dan suhu udara semakin turun. Malam semakin larut, dan gadis di sisi Alice tidak juga menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Bila Alice berpikir lagi, ini adalah pertama kalinya ia menghabiskan malam di dalam Wonderland. Ia terbangun dini hari di depan pintu masuk Wonderland, lalu menghabiskan waktu di pesta teh Mad Hatter hingga pagi, kemudian sarapan di tempat The Duchess, lalu diseret ke istana Queen of Heart.
Alice berharap malam di Wonderland tidak jauh lebih berbahaya dari pagi di Wonderland.
"Soal pertanyaanmu," Alice tersentak ketika gadis di sisinya mendadak berkata. Alice kira gadis itu tidak akan menjawab pertanyaannya, karena ia terdiam sangat lama setelah pertanyaan itu terucap, seolah ia sengaja menghindari pertanyaan Alice, tentang Alice.
"Kau yakin Knave tidak memberitahumu, Bayard? Ah tetapi mungkin saja, Knave orangnya memang begitu," pada saat ini, Alice tidak tahu lagi apa yang dimaksud dengan 'begitu'.
Gadis berambut panjang dengan kepangan rendah di belakang punggungnya itu menarik napas sejenak, "March Hare memberitahuku, di Wonderland tidak hanya ada satu Alice. Mengapa? Aku juga tidak tahu, jadi jangan tanya aku, Bayard. Semua orang berpita biru, mereka disebut sebagai Alice tanpa kecuali. March Hare juga memberitahuku bahwa di Wonderland saat ini ada tujuh Alice, dan semua Alice memiliki misi untuk menemukan dan menghabisi Jabberwocky," Alice ingin bertanya, tetapi gadis itu belum selesai berbicara.
"Salah satunya aku. Aku adalah seorang Alice. Satu dan setiap Alice, mereka memiliki, hemm ... apa ya? Semacam Tuan? Tetapi jadinya terdengar ambigu, kan?" gadis itu mengelus dagunya dengan tangan, dahinya berkerut ketika ia berusaha memikirkan kata yang tepat.
Dengan ragu, Alice membuka mulutnya, "Atasan?" tanyanya, suaranya kaku.
Gadis di sisinya menjentikkan jemarinya, senyumnya mengembang, "Benar! Atasan! Satu dan setiap Alice memiliki seorang Atasan, merekalah yang memberi perintah dan intruksi kepada Alice terkait keberadaan Jabberwocky, karena Alice tidak dapat bergerak sendiri."
Mendengar penjelasan itu, rasa merinding membuat bulu kuduk Alice mendadak meremang.
"Para Atasan ini bersaing satu sama lainnya dalam memburu Jabberwocky. Tetapi para Atasan tidak dapat menghabisi Jabberwocky sendiri. Hanya Alice yang bisa. Selain itu, kudengar para Atasan bisa saling membunuh Alice orang lain yang menghalangi mereka. Mungkin karena itulah para Alice termasuk aku memiliki senjata. Aku juga tidak begitu tahu."
Alice terdiam, berusaha keras memproses informasi yang diberikan kepadanya. Kepalanya berputar. Katanya, para Alice bisa saling membunuh? Itu informasi baru. Apakah karena itu semua Alice yang ia temui mengincar kepalanya? Bila benar, mengapa hanya dirinya saja?
"Hampir setiap orang di Wonderland adalah Atasan, kecuali Mad Hatter. Aku tidak tahu mengapa, tetapi March Hare bilang Mad Hatter memang agak eksentrik, dia seharusnya adalah asisten The Duchess, tetapi ia memiliki wilayah sendiri, jadi aku juga tidak begitu mengerti," gadis itu merentangkan kedua tangannya dan mulai berjalan dengan langkah yang putus-putus dan lebar-lebar, dengan cepat berjalan di hadapan Alice yang tengah tertegun.
Gadis itu lalu berputar dan menghadap Alice, berjalan tanpa melihat ke depan. Sepasang iris peridot menatap Alice dengan intensitas luar biasa yang membuat Alice reflek mengalihkan tatapannya sendiri, "Jadi intinya, kau bisa mengenali Alice dari pita biru mereka, Bayard. Seorang Alice adalah mereka yang berpita biru dan memiliki Atasan, sebagian besar memiliki senjata untuk persiapan menghadapi Jabberwocky sesuai misi mereka atau untuk melindungi diri bila Alice lain memutuskan untuk menyerang mereka sesuai perintah, kecuali Alice yang pita birunya di leher. Kata White Rabbit Alice yang satu itu memang agak masokis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Project Alice
FantasySatu cerita, dua sandiwara, tiga menara; yang mana yang nyata?