Part 3

26.7K 1.8K 65
                                    

Semuanya sulit untuk dicerna. Tiba-tiba saja Joshua muncul lagi dan mereka berciuman seperti dua orang mantan kekasih yang kembali bertemu. Bukankah dulu mereka saling memusuhi satu sama lain? bukankah Joshua adalah pria yang paling Jessy benci. Tapi benarkah? Dan betapa memalukannya tertangkap basah bercumbu dengan Joshua. Ia terlihat tidak lebih dari perempuan murahan. Lalu bagaimana dengan Benny? Apa yang akan dikatakan Benny jika mengetahui dirinya berciuman bahkan nyaris bercinta dengan laki-laki lain. Jessy mengeluarkan keringat dingin.

"Kau baik-baik saja sayang?" lebih buruk, ayahnya tidak menyalahkan apalagi membenarkan.

"Aku terlihat buruk. Aku tidak tahu setan apa yang merasukiku."

"Sayang, itu bukan kesalahan hanya pembelajaran."

"Dad tidak marah padaku, atau pada Joshua?"

"Tidak, kalian sudah dewasa. Hanya saja kau harus menjaga dirimu Jessy."

Jessy mengangguk, bersyukur karena Joshua terlepas dari kemurkaan Bradden Greyson. Aneh jika seorang ayah tidak marah pada laki-laki yang hampir menggauli anak gadisnya. Walaupun seharusnya Jessy tidak perlu heran, sejak dulu Josh selalu pintar mengambil hati kedua orangtuanya. Mom dan Dad tidak peduli bagaimanapun kesalnya Jessy menceritakan ulah Josh, ia selalu membela Josh. Bahkan Mom selalu membuat dua bekal, dan itu salah satunya untuk Josh.

"Apakah kau akan memutuskan hubunganmu dengan Benny?"

"Tentu saja tidak. Itu tidak mungkin. Bagaimana Dad bisa menanyakan hal ini."

"Jika kau memiliki gairah dengan laki-laki lain selain tunanganmu, kau harus memikirkan kembali hubungan kalian. walaupun gairah bisa berdiri sendiri tanpa cinta, tapi ketika cintamu memang kuat, kau hanya akan memiliki gairah pada pasanganmu bukan laki-laki lain."

"Dad terdengar seperti Josh." Rengut Jessy.

"Ini demi kebaikanmu, belajarlah dari pengalamanku dan ibumu. Pikirkan baik-baik sebelum semuanya terlambat."

Dan sekarang memang Jessy tengah memikirkannya. Memejamkan matanya tapi yang hanya ada bayangan Joshua bukan Benny. Hampir setengah gila mengeluarkan Joshua dari pikirannya tapi semakin ia berusaha, Joshua semakin kuat menempel dalam pikirannya. Jessy yakin kemunculan Joshua adalah godaan untuk rencana pernikahan. Tapi godaan itu begitu indah untuk diabaikan. Bahkan tiga hari ini Jessy samasekali tidak memperhatikan Benny.

"Kau hanya bertemu Joshua, kau tidak perlu gugup seperti itu," ungkap Gavin. Jessy berkali-kali melirik jam, mengeluarkan keringat dingin bahkan beberapa kali meminta memutar arah balik.

"Ini tidak mudah Gav," Jessy sengaja meminta sepupunya, Gavin untuk mengantarnya menemui Joshua. Gavin dan Joshua adalah teman dekat. Joshua berulang kali mengiriminya pesan untuk bertemu, karena berkali-kali Joshua datang ke rumah Jessy, Jessy selalu menolak menemuinya.

"seharusnya tidak mudah untuk Joshua bukan untukmu. Kau mempermainkan perasaan Joshua."

Satu level emosi meningkat dalam diri Jessy. "Aku tidak melakukan apapun, dia yang menciumku lagipula Joshua bukan pria taat yang selalu takluk pada perempuan. Joshua playboy mesum yang selalu mempermainkan perempuan."

"Tapi saat ini, kau sudah mempunyai tunangan sedangkan Josh tidak. Dan yang lebih penting, kau bersedia untuk dicium olehnya."

"Tunangan memang tidak tapi kekasih iya, apakah kau tidak tahu dia berkencan dengan sarah Agnolia, model papan atas yang pernah menjadi model majalah Playboy!" Rengut Jessy.

"Kau cemburu," goda Gavin.

"Untuk apa aku cemburu, aku hanya menunjukkan sisi lain dari sahabatmu."

Joshua & Jessy Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang