¤ chapter - 1 ¤

307K 8.7K 45
                                    

*

Happy Reading.....

*****
Pagi yang indah untuk hari ini. Aku Prilly Anatasya murid baru lulus SMA dan sekarang akan mengikuti ospek di kampus baruku. Aku sangat senang bisa masuk kuliah disini karena dari dulu aku sangat ingin menjadi seorang mahasiswi lulusan dari kampus ini. Memang kampus ini adalah kampus favorit di Jakarta.
Dan aku sangat bersyukur bisa masuk ke dalam kampus ini walau dengan bantuan beasiswa tapi aku sangat senang.

Memang tidak semua orang bisa kuliah disini. Hanya orang yang ekonominya menengah ke atas atau bisa di bilang kaya dan pintar saja yang bisa masuk sini. Sedang aku??? Aku tidak kaya. Aku tinggal dengan omaku karena orangtuaku meninggal saat aku masih SMP karena sebuah kecelakaan yang menimpa kami saat akan berlibur ke Bandung. Kedua orangtuaku meninggal dan hanya aku yang selamat.

Oma menghidupiku dengan usahanya yang mendirikan toko roti kecil kecilan dengan menggunakan uang orangtuaku yang tersisa. Ayah dulu bekerja sebagai manager keuangan di salah satu perusahaan yang ada di Jakarta.

Selama ini aku hanya bersama oma karena memang hanya omalah keluargaku satu satunya. Dia selalu menyayangiku. Oma seperti menjadi ibu sekaligus ayah bagiku. Meski aku tidak mendapatkan kasih sayang orang tua tapi aku punya oma yang selalu menyayangiku.

Saat ini aku tengah berdiri di lapangan bersama para MABA untuk mengikuti Ospek hari pertama. Aku memakai baju putih berlengan pendek dan bawahan rok hitam selutut serta atribut atribut yang di pakai untuk mengikuti Ospek di kampusku. Aku dan maba lainnya berbaris menghadap ke tengah lapangan. Di sampingku sahabat terbaikku di SMA dia adalah Sasa. Suasana di lapangan sangat ramai. Ada yang berbicara sendiri dengan temannya dan ada yang berteriak teriak. Memang Ospek ini baru akan di mulai.

"Prill lo tahu nggak kalau ketua ospek kita itu katanya ganteng lho. Terus dia itu anak pemilik kampus," ujar Sasa padaku.

Aku mengerutkan dahiku bingung. Aku memang tidak pernah tau jika anak pemilik kampus ini juga kuliah di sini. Tidak perduli, yang penting aku bisa kuliah disini.

"Gue gak tahu, yang gue tahu kalo kampus kita ini milik sebuah keluarga terkaya se Indonesia aja. Emang anak yang punya kampus kita ini kuliah di sini juga?" tanyaku. Sasa menganggukkan kepalanya.

"Iya dan keluarga yang lo maksud itu ya keluarga Alkatiri yang mempunyai perusahaan bernama G.A Group. Lo tahu kan perusahaan itu," ujar Sasa. Aku menganggukkan kepalaku. Bagaimana mungkin aku tidak tahu perusahaan besar yang namanya sering muncul di televisi dan majalah milik Oma.

'Baik para peserta ospek di mohon diam dulu karena acaranya akan dimulai.'

Terdengar suara kakak senior berbicara. Aku dan Sasa segera memperbaiki barisan kami dan menghadap ke depan. Di tengah lapangan aku melihat seorang laki-laki putih tinggi jakun sedang berbicara di depan di atas podium. Ku lihat dia sedang memperkenalkan namanya. Dia bernama Kelvin.

'Berhubung hari ini masih hari pertama jadi kita membuat hari ini untuk perkenalan dulu. Kalian pasti nunggu ini dari tadikan... ketua ospek di kampus ini yang keren ganteng dan kaya... hahahaha... gak usah lama lama sekarang kita panggil ketua ospek kita Aliandigo George Alkatiri di mohon kesini,' ujar Kak Kelvin dan turun dari podium.

Tak selang beberapa menit terlihat seorang laki laki berjalan menundukkan kepalanya dan memakai topi menuju podium. Aku ingin tahu seberapa gantengnya sih dia sampai digilai banyak mahasiswi? Saat dia mengangkat kepalanya tiba-tiba saja anak yang ada di belakangku mendorongku dan membuat aku terjatuh dan lututku terluka.

"Awh..." keluhku.

“Hah... Prilly aduh... heh lo gimana sih. Lihat tuh temen gue jatuh,” ujar Sasa dan membantuku berdiri. Terlihat lututku memar tergores tanah dan kotor. Sasa membantuku menbersihkan bajuku dan lukaku hati hati.

"Prill gue bantu ke UKS ya?" Aku menganggukkan kepalaku dan Sasa menggiringku berjalan ke UKS.

****

"Awh.... pelan pelan Sa asssshhhh...," ujarku saat Sasa memberi alkohol ke dalam lukaku. Aku melihat Sasa juga ikut meringis saat mengobatinya.

"Iya sorry deh. Lagian nih ya ngapain sih tadi tuhh... cewek cewek barbar gitu," ucapnya Sasa. Aku hanya tersenyum.

"Udahlah Sa mungkin tadi cewek cewek itu pengen lihat si ketua ospek yang katanya ganteng itu," kataku. Sasa terlihat berbinar saat aku menyebut ketua ospek. Sepertinya dia menyukai ketua ospek itu.

"Dia benar benar ganteng tahu Pril. Gue tadi sempat melihatnya walau cuma sebentar tapi gue seneng banget. Ini semua gara gara tuhh cewek cewek tadi." Aku tersenyum mendengarnya. Sasa memang selalu seperti itu jika dia kesal dan aku bisa pastikan cewek tadi yang membuatku terjatuh akan menjadi orang pertama yang di bencinya di kampus ini.

"Udah udah mending sekarang lo ke lapangan gih. Lo gak mau ngelihat kak siapa itu namanya emmm... Alibaba ya?" tanyaku. Aku memang lupa namanya dan asal menyebut haha..,

"Ih Prilly namanya itu bukan Alibaba tapi Aliandigo tau. Tapi kalo gue kesana nanti lo sama siapa? Gak ah.. gue disini aja nemenin lo." Ya beginilah Sasa dia terlalu sayang padaku. Tapi aku juga tidak mau merepotkan dia jadi aku memaksanya agar dia ke lapangan saja. Akhirnya sasapun menurut dan dia meninggalkanku di UKS sendirian.

Aku melihat sekelilingku. Sepi. Satu kata untuk suasana di UKS. Aku jadi merinding sendiri. Aku melihat sebuah buku di atas nakas. Aku mengambil buku itu. Buku itu lumayan tebal dan saat aku membuka lembar pertama aku melihat sebuah nama Aliandigo George Alkatiri. Namanya seperti tidak asing. Tapi aku tidak terlalu memikirkannya dan mulai membaca bukunya. Buku ini ternyata buku tentang bisnis. Aku tidak mengerti tentang bisnis tapi aku membacanya saja dari pada aku tidak melakukan apa apa.

Aku mendengar pintu terbuka. Pasti itu Sasa. Dia memang selalu kawatir padaku sampai sampai dia tidak berani meninggalkanku sendirian di UKS.

"Sa lo ngapain balik lagi sih... gue kan udah bilang kalo gue gak papa sendirian di sini," ucapku malas dengan pandangan masih fokus pada buku yang ada di tanganku. Tidak ada sahutan apapun dari Sasa. Suara langkah kaki mendekat ke arahku membuatku menghela nafas lelah. Tiba-tiba buku yang ada di tanganku diambil membuatku tersentak kaget. Aku berdecak.

"Sasa kok diambil sih bukun.....nya?" Aku terbelak mlihat seseorang di depanku. Dia bukan Sasa tapi seorang laki laki dan aku tidak mengenal dia.

Aku lihat dia memakai almameter senior kampus ini. Pasti dia itu senior. Aku jadi gugup bagaimana tidak. Dia sangat tampan dengan rambut hitam yang di jambul, alisnya tebal, bulu mata yang lentik, mata hitam legam nan tajamnya, hidung mancung, dan bibir yang tipis merah alami. Dia seperti malaikat. Tapi wajahnya terlihat datar dan dingin. Tatapannya tajam menatapku. Apa itu adalah bukunya dan dia marah karena aku membaca bukunya? Kenapa harus marah?

"Berani banget lo pegang buku orang dan membacanya!" Dia berucap dengan nada dingin dan menatapku semakin tajam. Aku menjadi sedikit takut. Aku memberanikan diriku menatapnya.

"Kenapa? Aku hanya membacanya tidak merusaknya. Buku itukan hanya berisi tentang pelajaran bisnis. Aku juga tidak mengerti apa isinya."

"Lo berani ngebantah dan nantang gue ya?" Aku terbelalak. Dari mana kata kataku yang menantangnya? Dan memang kenapa jika aku membantahnya?

"Menangnya kenapa? Apa kata kataku salah? Meskipun kamu seniorku di kampus ini tapi aku tidak akan pernah takut sama kamu!" kataku kesal. Dan sepertinya dia marah mendengar ucapanku.

"Keluar dari ruangan ini!" Katanya dingin. Aku berdigik mendengrnya. Entah kenapa mendengarnya berbicara seperti itu membuatku takut.

"Aku lag-"

"Keluar sekarang atau lo akan terima akibatnya!" sentaknya dengan tegas dan sedikit membentakku. Aku tersentak dan langsung turun dari ranjang UKS. Dia hanya memandangku tanpa membantu.

Tidakkah dia memiliki rasa kemanusiaan padaku? Melihat aku kesulitan seperti ini seharusnya dia membantuku. Kakiku sedang terluka dan sulit untuk berjalan sendiri. Disaat kakiku sudah menyentuh lantai dan berjalan tiba-tiba saja kakiku terasa sangat sakit dan aku tidak bisa menahan beban tubuhku. Aku terpekik kaget saat tubuhku terjungkal kebelakang. Kenapa hari ini aku benar benar sial sekali?! Kupejamkan mataku untuk bersiap merasakan sakit dan malu karena jatuh di depan senior tadi.

______________________________________________________

Bersambung......

#1 My Cold Senior Is My Husband ( Tersedia Di KaryaKarsa )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang