Setelah mendengar perkataan Joshe, Arthur pun tidak percaya dengan hal tersebut dan membantahnya,
"Sudah cukup dengan omong kosong mu! Mana mungkin kamu adalah ayahku! Baiklah, kesabaranku sudah habis!"
"Arthur, aku kira selama ini kamu pintar. Ternyata kamu cuma orang bodoh yang tidak bisa membedakan kenyataan dan khayalan. Menurutmu kenapa dulu orang yang ku kirim bisa menjemputmu di panti asuhan? Apakah mereka bisa tahu begitu saja mengenai keberadaanmu? Pikirkanlah hal tersebut.", ucap Joshe.
Wajah Arthur pun berubah menjadi panik dan pucat. Ia tidak percaya dan juga tidak menyangka kalau ternyata selama ini, orang yang ingin ia bunuh dan orang yang mempekerjakannya sebagai pembunuh adalah ayah kandungnya sendiri. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Apakah ia tetap harus membunuh Joshe? Apakah ia harus membiarkan Joshe hidup dan memaafkannya?
"Arthur, terimalah kenyataannya kalau aku ini ayahmu. Selama ini aku mempekerjakanmu sebagai agen demi kebaikanmu. Aku ingin kau bisa menjadi kuat dan mampu menjaga dirimu sendiri dan hal itu sekarang sudah terwujud. Kau bahkan bisa menangkapku seperti ini. Sekarang, lepaskan aku Arthur. Mari kita bangun organisasi ini agar organisasi ini bisa lebih berkembang lagi dan tentu saja kau akan menjadi tangan kananku.", ucap Joshe.
Arthur hanya terdiam mendengar perkataan Joshe. Ia benar-benar merasa terpukul dengan kenyataan itu dan ia tidak tau apa yang harus dilakukannya lagi. Emily mengerti apa yang dirasakan Arthur dan Emily pun membantu menenangkan Arthur.
"Arthur, aku tau ini semua terdengar aneh dan mungkin sangat menyakitkan, tapi ketahuilah 1 hal. Meskipun ia memang ayah kandungmu, itu tidak mengubah apapun. Ia tetaplah seorang penjahat yang bahkan ternyata sangat kejam karena memaksa anaknya menjadi pembunuh bayaran dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Bahkan sekarang ia mengajakmu untuk kembali bergabung dengan organisasi terkutuk ini. Kau tidak pantas untuk kembali bersamanya. Dan Arthur, aku berjanji akan selalu berada disisimu dalam keadaan apapun.", ucap Emily sambil memeluk Arthur.
Mendengar perkataan Emily, Arthur pun menjadi lebih tenang dan sudah membuat keputusan.
"Emily, terima kasih untuk segalanya. Aku sangat bersyukur karena kamu ada disampingku. Joshe, Emily telah menyadarkanku. Memang benar kau ayahku, kau menjadikanku pembunuh bayaran, dan kau membuatku membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Pada mulanya, aku memang berniat untuk membunuhmu, tapi setelah kupikir, aku tidak akan membunuhmu. Aku tidak ingin menjadi sama sepertimu. Bersiaplah karena kau akan mendekam dibalik penjara."
"Arthur, aku sudah memberimu kesempatan untuk kembali dan menjadi tangan kananku. Tapi nampaknya kamu sangat keras kepala. Aku tidak akan berada dibalik penjara. Namun, kau yang akan menjadi tahananku Arthur. Sebentar lagi para agen Mist akan datang kesini dan menangkap kalian berdua. Kau dan Emily.", ucap Joshe.
Mendengar perkataan Joshe, Arthur pun bingung,
"Apa maksudmu? Bagaimana bisa para agen Mist datang kesini? Mereka bahkan tidak mengetahui kalau kau sedang kutahan.", ucap Arthur.
"Arthur, dari awal aku berlari sebenarnya aku bisa saja langsung memanggil para pengawalku. Akan tetapi, aku berpura-pura takut karena aku merasa sudah saatnya aku memberitahumu kalau aku ini adalah ayahmu dan aku ingin kau kembali bergabung bersamaku. Tapi kau menyia-nyiakan kesempatan itu.", ucap Joshe.
"Bagaimana caranya kau memanggil para pengawalmu?", ucap Arthur.
Joshe pun menjawab sambil tersenyum,
"Oh, mudah saja. Aku tinggal menekan jam tangan yang ku pakai ini (sambil membenturkan jam tangan ke kursi) dan..."
Teet... teet... teet...
Seketika alarm di gedung itu pun berbunyi. Emily dan Arthur pun terkejut dan panik.Tak lama setelah alarm itu berbunyi para agen Mist pun datang mendobrak pintu ruangan itu dan masuk sambil menodongkan senjata kepada Emily dan Arthur.
Dua orang agen Mist menghampiri Joshe dan melepaskan Joshe.
Emily dan Arthur pun terdiam sambil mengangkat tangan mereka. Mereka benar-benar berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan.
"Well, well. Arthur, kesempatanmu sudah terbuang sia-sia dan sekarang kamu beserta pacarmu Emily akan menerima balasan karena sudah mencoba menyiksaku. Bawa mereka!", ucap Joshe.
Para agen Mist pun membawa Emily dan Arthur keluar. Mereka di bawa ke sebuah lapangan.
Emily dan Arthur sekarang dalam keadaan terikat dan berada di tengah-tengah kerumunan para agen Mist sambil di sorot oleh beberapa buah lampu.
Joshe pun datang menghampiri mereka.
Emily dan Arthur benar-benar hanya terdiam dengan wajah sedikit pucat karena mereka sangat tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa.
"Perhatian! Para agenku sekalian, di sampingku ini bisa kalian lihat terdapat seorang laki-laki dan perempuan. Aku yakin kalian mengetahui siapa perempuan ini. Agen terbaik kita saat ini. Dan disebelahnya mungkin tidak semua dari kalian mengenalnya. Dia adalah Arthur. Agen terbaikku sebelum Emily. Mungkin kalian semua tidak tau, tapi Arthur adalah anakku.
Hari ini, aku akan memberi contoh kepada kalian semua bahwa jika kalian sudah bergabung bersama Mist, kalian tidak boleh berpaling menjadi penghianat seperti mereka berdua atau kalian akan menerima akibatnya seperti yang akan aku lakukan sebentar lagi.", ucap Joshe.Mendengar perkataan Joshe, perasaan Arthur pun mengatakan bahwa akan terjadi hal yang sangat buruk.
"Joshe! Apa yang akan kau lakukan?! Aku mohon jangan lakukan apapun terhadap Emily! Luapkan saja semua kekesalanmu kepadaku!", ucap Arthur.
"Oh, Arthur. Kau ini kan anakku, jadi aku akan memberikan sedikit perlakuan khusus kepadamu. Akan tetapi, Emily bukan siapa-siapa jadi aku akan memberi pelajaran kepadanya terlebih dahulu.", ucap Joshe.
"Arthur, aku tidak ingin kau terluka, biar aku yg menanggung semua ini.", ucap Emily sambil tersenyum.
"Tidak, Emily! Aku tidak akan membiarkan Joshe menyakitimu! Joshe! Jika kau berani menyakiti Emily, aku berjanji akan membunuhmu!", ucap Arthur.
"Aw, momen yang sangat menyentuh sekali. Tapi Arthur, aku yakin kau akan segera terbiasa dengan hal menyakitkan ini. Baiklah, sudah saatnya. Emily, ini pelajaran untukmu.", ucap Joshe.
Joshe pun menodongkan pistol kearah kepala Emily, melepaskan pengaman di pistol yang ia pegang, dan bersiap untuk menembak.
"Oh ya, Emily ada kata terakhir?", tanya Joshe.
"Sampai jumpa, Arthur! Aku sangat menyayangimu!", ucap Emily sambil tersenyum.
"Tidak! Joshe hentikan! Jangan tembak Emily! Tembak saja aku!", ucap Arthur sambil menangis dan berusaha bangun dan berjalan ke arah Joshe.
Akan tetapi, para agen Mist menahan Arthur. Arthur berusaha melawan sekuat tenaga dan..
DORRR...
YOU ARE READING
Arthur
Mystery / ThrillerArthur adalah seorang pria yang memiliki kemampuan yang melebihi orang-orang pada umumnya. Ia direkrut oleh sebuah organisasi rahasia yang pekerjaannya terbilang kotor. Arthur diharuskan untuk melakukan pengintaian terhadap orang-orang tertentu yang...