*Back to Rose Pov*
Tik...tok...tik...tok...
Ukh...aku sama sekali tidak bisa tidur, sudah berapa kali aku mengubah posisi tidurku tapi tetap saja gak bisa tidur, habisnya sejak tadi bayangan Ken selalu melintas dipikiranku. Ukh sejak kejadian malam itu aku jadi tak bisa melupakannya, tapi aku senang kalau perasaanku terbalas.
"Dia pria yang baik, karena itu aku tak boleh menyakitinya apalagi membuatnya sampai menangis." Gumamku menatap langit-langit kamarku sambil tersenyum, sampai aku mencium wangi darah, walau ini berasal dari beberapa blok dimana tempatku berada, juga entah kenapa aku merasa seperti diawasi.
'Mungkin hanya perasaanku saja.' Batinku mencoba kembali tidur.
Tiba-tiba saja seseorang membekap mulut dan hidungku dengan sapu tangan yang sudah diberi semacam alcohol, aku mencoba melawan tapi tubuhku seketikah melemas, yang kuingat hanya siluet seorang wanita bersurai coklat panjang sedang menyeringai kearahku sembari bergumam.
"Oyasuminasai Rosechan."
"Sa...Sayu...ri." Ucapku sebelum kegelapan menguasaiku, kenapa Sayuri melakukan hal ini padaku?.
.
.
.*Normal Pov*
Mitsuo yang baru saja pulang dari kantor CCG memutuskan untuk mampir keapartemen kakaknya, dia begitu lelah karena tugasnya cukup menumpuk, belum lagi Aogiri Tree yang tiba-tiba saja menyerang markas CCG didistrik 11 juga mereka akan merencanakan untuk menyerang markas dari Aogiri. Karena itu dia ingin menginap diapartemen kakaknya, soalnya apartemennya sendiri lumayan jauh dari CCG.
Segera saja Mitsuo menekan bel apartemen Rose tapi tak ada siapapun yang menjawab, aneh sekali, seharusnya kakaknya sudah pulang jam segini mengingat pekerjaan sebagai seorang novelis pastinya dia lebih banyak berada dirumah.
'Apa neechan tidak ada dirumah ya, tapi saat aku telpon poselnya juga tidak diangkat.' Batin Mitsuo mengambil kunci cadangan yang selalu kakaknya letakan di bawah vas besar disamping pintu masuk lalu membuka pintunya. Mitsuo langsung menyergit begitu dia mencium aroma Ghoul dari kamar kakaknya.
"Neechan." Panggilnya tapi tak ada siapapun disana.
Dia menatap sekeliling, kasur yang berantakan, pintu balkon yang terbuka, ponsel Rose yang tergeletak dimeja juga aroma dari Ghoul membuat Mitsuo seketikah melebarkan matanya.
"Masakah oneechan, tapi kenapa?, dia tidak pernah punya urusan dengan para Ghoul, paling Ghoul yang dia temui adalah Ghoul dari distrik 20, Uta, dia pasti tau sesuatu."
Segera saja Mitsuo keluar dari apartemen Rose dan berlari cukup kencang menuju sebuah toko topeng milik Uta. Tanpa mengetuk pintu, Mitsuo masuk kedalam toko itu lalu mengarahkan kuku tajamnya pada leher Uta yang sedang menggambar sketsa topeng di mejanya.
"Mitsuo?."
"Dimana oneechan?." Tanya Mitsuo dingin, membuat Uta memasang wajah bingung.
"Apa maksudmu?."
"Aku tanya dimana oneechan?."
"Aku tidak tau, tadi pagi dia memang kesini, tapi dia langsung pulang setelah memberiku oleh-oleh." Jawab Uta membalik tubuhnya dan menatap kearah Mitsuo yang memberikan deathglare padanya.
"Kamu tidak berbohong?."
"Apa aku terlihat berbohong?." Mitsuo menatap Uta lekat-lekat lalu menghela nafas, menjauhkan tangannya dari leher Uta karena dia memang terbukti tidak berbohong padanya.
"Lalu kemana dia pergi?."
"Huh memangnya ada apa dengan Rose?."
"Dia tiba-tiba saja menghilang dari apartemennya, aku tak merasakan hawanya dimanapun tapi aku sempat merasakan hawa Ghoul dari kamarnya serta darah, aku yakin kalau oneechan di culik oleh Ghoul tapi siapa?, aku gak pernah melihat neechan bermasalah dengan para Ghoul." Jelas Mitsuo yang lagi-lagi membuat Uta terkejut.
"Apa ini ada hubungannya dengan Aogiri Tree?."
"Tidak mungkin, neechan tidak akan mau berurusan dengan mereka, tapi kalau sampai ini terjadi bisa sangat gawat."
Uta kembali berpikir, mencoba mencari kemungkinan yang lain selain Aogiri Tree karena benar apa kata Mitsuo kalau Rose tak mungkin mencari masalah dengan Aogiri Tree, tapi entah kenapa dia tak bisa menemukan jawabannya.
"Untuk sementara ini aku akan mencoba melacak keberadaannya." Ucap Mitsuo bersiap akan keluar.
"Tunggu Mitsuo, jika kamu sudah menemukan dimana Rose berada, hubungi aku." Pinta Uta dengan wajah khawatir yang di jawab anggukan kepala oleh Mitsuo sebelum dia menutup pintunya. Uta hanya bisa berharap kalau Rose akan baik-baik saja.
.
*Rose Pov*
Aku membuka mataku perlahan begitu aku mencium wangi darah disekitarku, ukh dimana aku?, kepalaku rasanya pusing sekali dan lagi kenapa tanganku terikat oleh besi.
"Kamu sudah bangun Rosechan." Ucap suara didepanku, membuatku mendongkak dan menemukan Sayuri sedang tersenyum menyeringai padaku, dia memakai jubah berwarna merah khas Aogiri Tree.
"Sayuri, apa yang kamu lakukan padaku?, apa maksudnya semua ini?."
"Tenanglah Rosechan, aku hanya menuruti perintah untuk membawamu kemari."
"Perintah?, siapa?."
"Kamu akan tau nanti, tapi aku tak mengerti, menggunakan manusia sepertimu untuk menyiksa pemuda itu, dia benar-benar kejam ya." Pemuda?, apa maksudnya menggunakanku untuk menyiksa orang lain.
"Oi Sayuri jangan berbicara dengan tawanan kita." Ucap seorang pria berbadan cukup besar dan mengenakan topeng berwarna putih diwajahnya, sebentar dia kan.
'Yamori, jangan-jangan dia mau menyiksa Ghoul lagi?.'
"Ara Yamori-san, aku hanya mengajaknya ngobrol supaya tidak bosan, berada disini sudah sangat membosankan." Jawab Sayuri enteng tanpa tau bahwa Yamori menampakkan wajah kesal dan berniat memukulnya, tentunya dengan mudah Sayuri menghindari serangan Yamori.
"Hee bercanda-bercanda, maa kamu bukan orang yang bisa diajak bercanda sih."
"Hah kamu ini, cepat bawa gadis ini ketempat Kaneki berada." Perintah Yamori sebelum dirinya pergi dari hadapan kami berdua, sedangkan aku langsung melebarkan mataku, jangan-jangan Ken yang menjadi objek penyiksaan Yamori.
"Ah sepertinya kamu terkejut ya Rosechan, soalnya orang yang menjadi objek penyiksaan Yamori adalah kekasihmu Kaneki Ken." Ucap Sayuri mendekatkan wajahnya padaku dengan seringai yang tak pernah lepas dari bibirnya.
Ya dia sudah tau soal hubunganku dengan Kaneki karena aku memberitahunya, aku pikir dia bisa dipercaya, tapi sepertinya perkiraanku salah.
"Jauhkan tangan kotor kalian dari Ken, kalau sampai dia kenapa-napa, aku tak akan segan-segan padamu."
"Hoo aku takut, lagipula apa yang bisa dilakukan manusia lemah sepertimu." Ucap Sayuri menarik kerah bajuku, memaksaku untuk berdiri.
"Saa ayo kita kunjungi Kaneki-kun." Lanjutnya meletakanku dipundaknya dan membawaku pergi dari tempat itu. Kenapa tubuhku lemas sekali, kalau begini aku tak akan bisa melawannya atau menyelamatkan Ken.
"Kamu pasti heran ya kenapa tubuhmu bisa lemas, hehehe biar aku beri tau sesuatu, tubuhmu lemas karena saat kamu tertidur aku memberimu obat agar tubuhmu melemah, jadi kamu gak akan bisa kemana-mana." Jawab Sayuri tanpa berniat mengurangi kecepatan seolah dia tak keberatan membawaku seperti ini, aku harus bisa bertindak, tapi apa?, dengan kondisiku seperti ini aku tak mungkin bisa melakukan apa-apa.
"Kamu butuh bantuan." Ucap seseorang dikepalaku dan saat itulah aku melihat bayangan Rize didepanku.
Ah aku ingat kalau kami bisa berkomunikasi sebulan sekali lewat telepati saat aku memberitau Rize kalau aku adalah seorang vampire (ya Rize juga tau tentang siapa diriku sebenarnya).
'Rize.'
"Kamu terlihat kesulitan Rosechan." Lanjutnya sembari membelai pipiku, mungkin Rize bisa menyelamatkan Ken.
'Rize tolong bantu Ken.' Pintaku menatap penuh harap padanya.
"Membantu Kaneki-kun?."
'Ya, hanya kamu yang bisa membantunya.'
"Hmm baiklah, akan aku bantu sebisaku." Jawab Rize menghilang dari hadapanku, aku hanya bisa berharap dia melakukannya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire X Ghoul (I)
FanficApa kalian percaya pada makluk-makluk mistik?. Penyihir, peri, vampire, demon, ghoul dan teman-temannya. Mungkin sebagian dari kalian tidak mempercayainya. Tapi aku percaya kok kalau mereka itu ada. Karena aku salah satu dari mereka.