Part 5

9K 452 0
                                    

Kirana yang sedang duduk disalah satu bangku kantin sambil sesekali menyesap jus alpukatnya. Ia sedang bermain flappy bird yang ada di handphone nya. Sesekali burung itu jatuh, ia akan menggerutu tak jelas karena burung tersebut.

"DOR!!" Dea mengageti Kirana. Sedangkan Laras hanya duduk lalu mengambil jus Alpukat miliknya. Kirana mendengus akakn kelakuan kedua sahabatnya ini. Entah apa yang terjadi jika mereka bukan sahabatnya.

"Lo kemana aja sih! Gue nunggu lama disini! Lo kebelet apa sekalian nginep?!" Ucap kirana dengan kesalnya kepada kedua sahabatnya yang cengar cengir dengan ucapan Kirana.

"Kita ke kamar mandi lah!" Jawab Dea riang seakan akan dia tak bersalah apapapun. Laras hanya sibuj dengan jus alpukat milik Kirana.

"Yee gue juga udah tau kalo kalian ke kamar mandi. Tapi kenapa sampai lama?" Ucap Kirana yang sudah mulai kesal.

"Oh, tadi pas kita keluar dari kamar mandi, kita dicegat sama --" omongan Dea terpotong karena dengan cepat Laras menutup mulut Dea. Memang, Dea sedikit ember.

"Dicegat sama siapa?" Kata Kirana dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Eh, eh, anu kita dicegat sama ... Sama...sama Diego! Iya! Dia tadi nagih uang kas kita karena dia liat kita berdua belum bayar! Gitu!" Ucap Laras dengan cepat dan sedikit gugup membuat Kirana memicingkan matanya menatap curiga kepada kedua temannya.

"Bener kalian begitu?" Tanya Kirana tidak yakin.

"Iya! Bener! Kita tadi--"

"Hay Kirana dan kawan kawan!" Ucapan Dea terpotong ketika curut kirana datang dengan membawa senyum yang menurutnya aneh untuk dilihat. Dan jangan lupakan kedua curut tambahan yang selalu ikut kemanapun mereka pergi.

Kedatangan Dion, Raka, dan Ferlan membuat Dea bernafas lega. Sedangkan Laras mengucap alhamdulillah dan sujut dilantai membuat sekelilingnya mengeryit heran.

"Lo ngapain sampe sujud sujud gitu?" Tanya Kirana.

"Gue lagi syukuran na" ucap Laras polos.

"Nah, lo ngapain kesini heh?!" Bentak kirana kepada dion.

"Gue harap, lo gabakal lupa perjanjian kita kemaren." Ucap Dion santai dengan melipat kedua tangannya di depan dada dan duduk di depan kirana.

"P-perjan-janjian yang m-mana?" Kirana gugup saat ditanyai apakah dia ingat dengan peejanjiannya.

Udah lo gausah banyang omong! Ikut gue sekarang!" Ucap dion tegas kepada Kirana dengan menarik tangan kirana. Bahkan ia menariknya seolah olah kambing guling milik dion.

Kirana yang diperlakukan seperti itu hanya menggerutu karena dia dan dion menjadi bahan tontonan oleh warga sekolah sekitar.

Sementara keempat teman mereka hanya menatap cengo kepada 2 insan yang sedang bermain tarik tarikan dijalan.

Setelah sampai di mobil, dion langsung mendorong masuk kirana kedalam mobilnya, lalu dijalankannya mobil itu kearah tujuan.

"L-Lo! LO MAU BAWA GUE KEMANA HAH?" Teriak kirana sambil berusaha membuka pintu mobil. Tetapi, tidak ada harapan untuk membukanya lantaran sudah terkunci rapat.

"Lo jangan macem macem ya ke gue!!" Kata Kirana dengan tajam.

"Mending lo diem! Gue gabakalan macem macem ke lo. Gue mau ngajak lo jalan doang, emang salah?" Ucap dion dengan sedikit nada bentakan.

"Trus ngapain lo bawa gue secara paksa kesini? Lo mau gue sikat?! Jangan remehin gue lu! Gini gini gue pernah ikut bela diri!"

"Mending LO DIEM! Ato gue CIUM!!" Bentak Dion yang membuat kirana tak berkutat dari tempat duduknya dan melotot ke arah dion.

Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang