Yeri membiarkanku terus melumat bibirnya dengan nafsu menggebu-gebu. Aku tahu dia sangat malu tapi dia tidak protes, hanya saja sesekali ia memalingkan wajah merah tomatnya.
Aku mulai berani, tangan kananku dengan kasar mencengkeram pantatnya yang sintal dari luar celana dalamnya. Dia meringis pelan, antara ingin berontak dan mendesah. Kuturunkan kepalaku ke lehernya dan kuciptakan beberapa kiss mark disana."Mmhh..cckk...ngghh" nikmat sekali leher yeri.
Dengan tidak sabaran kubuka satu persatu kancing kemeja yang ia pakai, ia sempat menahan tanganku, "tu-tuan...jangan lakukan..aku malu.."
Kucium matanya agar tenang, "aku akan bertanggung jawab" kataku penuh tekanan dan kepastian.Lantas ku lancarkan aksiku kembali, kubuka kemejanya dan kunikmati pemandangan indah di hadapanku. Ternyata yeri tidak memakai bra, pantas saja waktu kuinjak tadi rasanya sangat kenyal.
Payudaranya bulat, sedang, kurasa pas di genggamanku, dengan puting merah muda yang sudah tegang. Birahi ku kian membara.Tanpa aba-aba, aku jongkok dan mukaku tepat di hadapan payudaranya, yeri mencoba menutupnya dengan tangan, ku tepis tangannya dan buru-buru ku lahap payudara kirinya ke mulutku sepenuhnya, sementara tanganku asyik memijat pantatnya. Kugigit putingnya, kutarik, kuhisap-hisap, "hmmm..." aku benar-benar terbuai, ini bukan yang pertama kali buatku tapi ini yang paling dahsyat karena yeri masih malu-malu.
Tanganku merambat ke celana dalamnya, langsung ku tarik ke bawah celana dalamnya dalam hitungan sekian detik.
Kini mataku menatap vagina-nya yang putih dengan sedikit bulu-bulu halus. Yeri mengerang sambil menggerak-gerakkan pahanya malu, ia menutup selangkangannya dengan tangan, wajahnya jauh lebih merah, "jangan liat...aku-aku..malu.." ia menutup mukanya dengan 1 tangannya.
Kusingkap tangannya yang ada di selangkangan, "tidak, ini akan jadi milikku" kataku penuh percaya diri.Kutempelkan wajahku di vagina-nya. Kuhirup aroma khasnya dan kuhembuskan nafas hangatku disana. Ini akan Menggairahkan, sudah lama aku tidak menikmati tubuh wanita dan kali ini aku beruntung mendapat yeri. Tentu saja kali ini aku mencampurkan rasa cinta dalam setiap sentuhanku.
Kulingkarkan tangan kananku di pahanya dan kugendong dia.
Bhug! Kuhempaskan tubuhnya ke kasur, ia masih menutup wajahnya malu-malu.
"Eungh..jangan sekarang.." lirihnya.
Aku tidak berniat untuk merespons yeri sekarang, aku ingin sesegera mungkin menikmati tubuhnya.
Kubuka kakinya, tampak bibir vaginanya yang merah terbuka.
Jakunku naik turun, sialan!Kubungkukkan badanku dan kujilat vaginanya yang agak basah, "mmhh....tckk..ahh..ummhh" kujilat terus menerus, kutusuk-tusuk lubangnya dengan lidah, sesekali kuhisap klitorisnya sampai bengkak.
Yeri menggelinjang berkali-kali, tangan kirinya berusaha mendorong pundakku namun sesekali meremas rambutku pelan sambil terus meracau, "ughh...uhh...ja-jangan....oughh ngg..akhh.."
Rintihannya semakin membakar birahiku, betul-betul merdu terdengar. Setelah puas kunikmati vaginanya, aku menurunkan celanaku, terlihat penisku yang sudah tegak berurat.
Yeri menutup wajahnya, dia tidak ingin melihat penisku saking malunya.
Tanganku berusaha menepis tangan yeri tapi ia menolak, "tidak mau...aku malu...aku belum siap untuk melihatnya.."Kulangkahkan lututku perlahan ke wajahnya, sekarang penisku tepat di hadapan wajahnya. "Ayo buka matamu sayang...aku sudah memakai celanaku.." ujarku berbohong sambil mengelus tangannya lembut.
Dengan polosnya ia menurut, ia menurunkan tangannya dan seketika berteriak ; "AHH!"
Belum sempat ia menutup wajahnya kembali,tangannya langsung kutahan di kasur dan semakin ku dekatkan penisku ke wajahnya.Ia menutup matanya dan mulai menangis, "uhh...aku tidak mau lihat...". Sengaja kusentuhkan penisku ke bibirnya yang tertutup rapat lalu dengan iseng kutelusuri seluruh wajahnya dengan penisku yang panjang.
"A-aku tidak..," baru saja ia membuka mulut, langsung kumasukkan kepala penisku ke mulutnya, ia berontak tapi semakin kupaksa, ia akhirnya hanya bisa pasrah menerima penisku di mulutnya yang hangat.Tidak tega juga aku melihat wajahnya yang merah dan air matanya yang terus mengalir.
Kutarik penisku dan kukecup keningnya, "sayang..tahan ya.."ujarku lembut. Ia hanya memalingkan wajahnya ke samping tanda bahwa ia malu sekaligus mengiyakan.
Tanpa banyak bicara lagi, aku kembali ke vaginanya. Kubuka lagi kakinya dan kutaruh di pinggulku, kutatap bibir vaginanya yang kedut-kedut. Aku sudah tak sabar untuk merenggut keperawanannya sekarang juga.
Kuarahkan kepala penisku ke bibir vaginanya, kudorong perlahan,
"Akhh!" Belum apa-apa, yeri sudah menjerit kesakitan sambil meremas sprei kasur.VOTE PLEASE!
KLIK ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Pink!
RomanceBertemu kembali setelah 10 tahun? "Kakak pelindung.. biarkan aku bersamamu! Kau adalah pelindungku!" Bolehkah aku mencintai gadis ini? Derajat kita terlalu berbeda ! Tapi aku ingin ada selalu berada di sisimu. Gadis lollipop -Story By. HUGO-