Saat ku buka mata, hal pertama yang ku lihat adalah seorang suster, yang sedang membersihkan peralatan infus. Seketika ku tersadar , aku di rumah sakit. Oh shit ..
FLASH BACK.
Dont touch my girl, bastard.
Itu suara gene, ku tersenyum ke arah gene, sebagai ungkapan terima kasih ku. Karna dia sudah menunjukan kepedulian nya padaku.
Laki laki itu berjalan dengan santai kearahku, dan tidak memperdulikan ancaman gene.
Hehehehe, your girlfriend have nice body, mybe if she can make me happy on the bad, I 'll think back to kill you.
Saat laki laki tersebut sudah berada di sampingku, aku mengatakan sesuatu dengan berbisik , sehingga hanya dia yang mendengarnya.
Hey, ugly. Did you listen. Dont touch me, because I'm his girl. N also don't try to touch him because he is my boy.
Laki laki itu tersenyum ke arahku , tapi mengucapkan sesuatu yang di tujukan pada gene.
Sorry boy, aku harus memeriksa pacarmu, dan ku beritahu satu hal , jangan kwatirkan pacarmu karna dia lah yang menjagamu. Benarkan G..? Or georgina ?
Seketika aku terkejut dengan kata kata nya, sebegitu terkenalkah diriku, tanpa peringatan saat aku melihat gerakan kepalanya , saat itu aku tau arti dari sinyal yang dia berikan pada anak buah nya.
Dan dengan sekali anggukan anak buahnya sudah melumpuhkan gene, dan itu membuat ku emosi. Dengan sekali putar posisiku sudah mengunci pergerakan lelaki ini. Dan tanpa sadar dari telapak tanganku sudah keluar senjata api jenis pistol. Yang sudah menempel di leher lelaki ini.
Aku sudah peringatkan , jangan menyentuh ku tapi kamu tetap menyentuh ku, dan aku juga sudah peringatkan jangan sentuh dia, karna dia milikku. Dan kau juga tidak mendengarkan. Suruh anak buahmu mundur atau mereka juga merasakan hal sama yang akan kau rasakan.
Jlep.
salah seorang dari mereka menembek mengenai pundak ku. Dan itu membuatku menjadi hilang kendali. Dengan gerakan cepat ku arahkan senjataku ke arah mereka. Dan dengan lelaki ini sebagai pelindung ku.
Pertarungan pun tak terelakkan, dengan akhir kemenangan di pihakku, walaupun aku juga tetap terluka.
Setelah semua di bereskan hanya tinggal lelaki ini. Ku tau dia tertembak di bagian paha, ku lepaskan dia dan ku berjalan ke arahnya. Ku tersenyum, bengis kearahnya, aku sudah muak dengan wajah nya.
Bagai mana sekarang, Mr. Tidak ada pengawal. Hanya sorang pecundang yang menyedihkan.
Tangan ini yang tadi menyentuhku kan,
kreeekkk
Suara patahan tulang, tepatnya pergelangan tangan,
aawww,
Keturunan Alexander selalu berdarah panas. Hehehehe, ternyata lexa mempunyai anak yang manis.
Jlep, jlep.
bagaimana Mr, masih bisa bicara.
Kepala ini yang tadi memberi isyarat, hmm,,,??
Kreeekkkk,
Suara patahan leher,
Setelah beberapa saat, setelah semuanya terkendali, ku bisa merasakan sesuatu seperti menyengat dari tanganku, seperti pisau yang menancap.
Dan sektika dari telapak tangan ku , ku merasakan sakit yang luar biasa, yang kurasakan adalah seperti daging yang di koyak secara paksa.
Setelah bisa menguasai keadaan,