"Hai bro!!"sapa seorang pemuda berpakaian lengkap SMA itu. Yang dipanggil menengok dan menemukan sahabat karibnya yang telah lama tidak ada kabar.
"Zefan?ini lo fan?"pekik pria jambul itu. Pria yang dipanggil Zefan itu mengangguk sambil tertawa renyah. Kedua nya itu berbincang ria sesama pria. Akrab bahkan sangat akrab.
"Pulang kapan Fan?kok gak ngabarin gue sih?"ucap pria jambul itu pura-pura sedih.
"Nomor gue ganti Ren. Biasa lah orang sibuk."canda Zefan melempar kacang kulit kearah pria yang bernama Ren itu.
"Sialan. Sakit bego!"umpat Ren itu meringis kesakitan.
"Lebay banget sih,brother gue Reynal Azell Ganendra."pecah sudah tawa Zefan yang membahana itu.
"Berisik bego! Gue kan Prince ES jadi harus jaga image dong."ucap Ren dengan tampang Sok Coolnya itu.
"Iya dah tau. Berubah jadi dulu lagi dong Bro! Yang gampang berbaur dengan orang. Jangan kaya sekarang yang HUMBLEnya sama gue doang."Zefan berceloteh asal. Membuat Ren diam seketika. Matanya tajam, rahangnya mengeras menahan amarah yang ditahannya.
"Hmm.sorry ya Ren gue lupa soal kejadian 'itu'"sesal Zefan itu dijawab dengan hembusan nafas kasar dari Ren. Ren memijat kepalanya pening. Membahas hal ini membuat-nya mengingat masa lalu.
"Duluan." Ren berjalan gontai dikoridor sekolahnya. Senyumnya hilang, diganti dengan sikapnya yang Dingin kembali.
Ren mencari posisi yang tepat. Dipojok kantin. Tempat biasanya dia menghabiskan waktu istirahatnya. Tempat yang paling sudut dan hanya beberapa meja dekat dengannya. Dia mengarah kebangku itu.
SREKK..
bunyi bangku digeser terdengar. Ren melihat cewe 'itu' lagi dihadapannya."Ngapain lo disini!"tanya nya datar dan dingin.
"Gue cuma cari bangku yang kosong. Abisnya yang lain pada penuh semua. Jadi ya bangku yang kosong cuma disini doang ya udah gue kesini deh."jawab cewe itu polos. Dan mendudukan pantatnya ke bangku kantin tersebut.
"Eh siapa yang suruh lo duduk?cabut sana ini tempat gue."Ren mendudukan juga pantatnya dikursi itu. Besebrangan dengan cewe itu.
"Ih jahat banget sih,gue kan gatau mau duduk dimana lagi."ucapnya itu sambil airmata yang mengembang dikelopak matanya itu.
"Jangan nangis!yauda gue bolehin lo disini."ujar Ren dingin sambil asik menyulut rokoknya itu. Vio berbinar bahagia akhirnya Prince ES nya itu bisa baik juga.
"Makasih."ucap Vio tulus dan tersenyum bahagia. Vio memakan bakso yang dipesannya tadi dengan semangat. Diam-diam Vio melirik cowo didepannya itu. Dia baru sadar bahwa cowo didepannya itu sangat menawan. Seperti seorang titisan Dewa Yunani. Alis yang tebal, hidung yang mancung menantang,bibir yang merah seksi aduhai dan jambul sebagai mahkota yang sangat menawan dan memikat wanita-wanita diluar sana. Sikapnya yang cuek membuat Vio penasaran dan mau menyelediki tentang itu.
"Udah kali ngeliatinnya."suara bariton itu terdengar tanpa melirik sedikitpun kearah Vio. 'Shit!mati kutu'umpat Vio dalam hati. Dia jadi salah tingkat setiap didekat cowo beku itu. Jantungnya selalu berdetak lebih cepat saat bertemu dia. Vio mengalihkan wajahnya yang sudah merah merona itu. Tapi yang di pujanya hanya sibuk hanya dunianya sendiri dan masih asik menyulut rokoknya.
***
Vio berjalan ke arah parkiran. Hari ini dia pulang dengan sobatnya itu. Leonardo Zefandra. Leo sudah stand by didepan pintu mobil dengan gaya sok coolnya itu."Udah siap tuan putri?"canda Leo sambil membukakan pintu untuk Vio. Manis. Lagi-lagi Vio mendapatkan perlakuan manis dari Leo. Vio sudah menganggap Leo itu sebagai abangnya gak ada perasaan lebih untuk Leo darinya.
Alunan musik kesukaan mereka berdua menemani keheningan didalam mobil itu. Sibuk dengan fikiran masing-masing.
"Na, lo mau langsung pulang apa mau ke kedai biasa?"tanya Leo memecahkan keheningan mereka berdua.
"Langsung pulang aja. Gue lagi capek."jawab Vio sekenanya. Dan kembali fokus ke arah luar jendela mobil.
Tak lama mobil yang mereka tumpangi sampai dipelantaran rumah bernuansa biru cerah itu.
"Makasih ya Do. Love you my boy!"ujar Vio mencium pipi Leo begitu ceria dan cekikikan.
"Hati-hati dijalan ya."ujar Vio lagi dengan senyuman yang tidak luntur dalam wajahnya yang berseri itu.
"Iya my girl. Love you too."ucap Leo mengacak rambut Vio pelan. Dan masuk kembali kemobilnya. Vio melambaikan tangan dan dijawab senyum tulus dari Leo.
'gue sayang lo tulus Na, bahkan lebih dari sekedar sahabat.'gumamnya gusar. Fikirannya sedang kalut dan butuh hiburan saat ini.
#########
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Boy
Teen Fiction"Dibalik mata yang sedingin ES, ada hati yang berdetak di dalam-nya." Membuatnya dingin seperti ini karena hal masa lalu. Faktor keluarga yang kurang harmonis yang dialami REYNALD AZELL GANENDRA itu. Sampai lama kelamaan hatinya yang BEKU itu bisa...