Pada akhirnya, malam itu, mereka berdua saling memikirkan satu sama lain. Saling menangisi satu sama lain. Dan sama-sama terlelap ketika jam menunjukkan pukul 00.00.
.
.
.
.
.
.
"Hey, makanlah dengan pelan," Luhan terkekeh saat melihat Seohyun yang makan dengan begitu ... rakusnya.
Yah bisa dikatakan mereka berdua—ah, mungkin hanya Seohyun saja—hampir sekarat karena skripsi kelompok yang diberikan dosen Cho. Tugas itu memerlukan penelitian, riset, dan survey yang mustahil dikerjakan selama 2 hari. Namun syukurlah semua lelah keringat mereka telah terbayar habis dengan nilai A+ dari dosen Cho.
Kau tau apa yang membuat mereka mendapat nilai A+? Ternyata Seohyun salah mendengar pengumuman. Telinganya hanya menangkap kata 'tugas penting' 'harus' dan 'dua hari' karena saat itu ia sedang sibuk mencari kabel laptopnya. Sedangkan pengumuman aslinya adalah, 'murid akan diberikan tugas penting, harus dikumpul minimal dua hari dan maksimal tujuh hari setelah tugas disampaikan'.
Ini semua salah Seohyun, namun setidaknya mereka mendapatkan nilai A+ dari yang lain karena mengumpulkan tugas dengan cepat, didukung dengan isi materi yang sangat bagus.
"Akwu tak pwernah mwerasa selwapr inyi~" celetuk Seohyun dengan makanan full dimulut. Yah, saking gila nya mereka bekerja bersama-sama, mereka bahkan hanya makan sekali saja dari yang seharusnya (2 hari = 6 kali makan). Kadang mereka hanya mengganjal perut dengan membeli kentang goreng. (Padahal Luhan menginginkan sebuah burger atau pizza, namun Seohyun malah memberi tatapan laparnya dan berkata 'Beli kentang goreng atau kumakan kau!')
Itulah sebabnya mengapa Seohyun benar-benar menunjukkan sisi 'memalukan'nya pada Luhan untuk saat ini. (Makan rakus didepan pacarmu adalah hal yang memalukan, bukan?). Namun Luhan,pacarnya yang sudah menemaninya selama 4 tahun itu hanya mengulas senyum kecil dibibirnya, bukannya malah jijik dengan nasi yang menempel disudut bibirnya. Luhan nyengir sebelum mengambil itu lalu mengunyahnya pelan. Seohyun terlihat seperti anak-anak saja.
"Xiannie aku serius, makanlah dengan pelan.." Gumam Luhan yang memanggil Seohyun dengan nama chinesse-nya. Itu adalah panggilan sayang Luhan selain nama lebay yang lain, seperti 'honey' 'chubaby' 'darling' 'sayang' 'istriku'. Jujur saja, yang terakhir itu membuat Luhan sukses kesakitan karena pipinya yang dicubit.
Setelah dicubit, Luhan pasti akan berkata 'ya!! seharusnya aku yang mencubit pipi chubby milikmu itu, istriku!!' Dan Luhan mendapat cubitan lagi di pipinya yang sebelah. Bisa dibilang dari semua nama panggilan itu, yang paling disukai Seohyun adalah 'Xian'. Dan Luhan yang sangat lebay itu kadang menambahkan '-ie' sehingga menjadi 'Xiannie'.
Ah, semua panggilan sayang itu tak berarti dibanding sebuah perbuatan tulus. Karena ucapan itu bisa diucapkan dengan mudah di mulut, namun perbuatan tulus begitu susah untuk dibuktikan. Hanya orang-orang sabar dan rendah hati yang bisa melakukannya.
"Aygwoooo~ Kauw twerlalu- UHUK!" Seohyun yang tersedak membuat Luhan panik dan refleks menuangkan air minum ke gelas milik Seohyun. Yeoja itu dengan cepat meneguk semua air yang mendorong makanannya di tenggorokan, lalu menaruh kembali gelas kosong itu ke meja dengan perasaan lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Play Me
FanfictionLuhan dan Seohyun adalah pasangan yang serasi, bahkan itu diakui secara tidak langsung oleh dosen Cho--dosen galak di kampus mereka. Namun, semulus-mulusnya suatu hubungan, pasti akan 'lecet' juga. Dan pada kasus Luhan dan Seohyun, masalah ini buka...