Seberkas cahaya perlahan-lahan tertangkap oleh kedua matanya. Seorang gadis berambut sebahu yang dikenalnya adalah orang pertama yang dilihatnya ketika Yonghwa membuka mata.
Gadis itu tersenyum sumringah, "Yong sudah sadar!" teriaknya.
Tiba-tiba tiga orang lelaki yang dikenalnya muncul melalui pintu. Mereka sigap mengelilinginya yang masih terbaring di ranjang.
"Kau tidak ingin bertanya apa yang terjadi padamu?" tanya gadis berambut sebahu, lebih terkesan menawarkan.
"Ah, jangan bilang dia amnesia!" ujar lelaki yang paling tinggi. Dua laki-laki lainnya pun bergantian memukul kepalanya dengan kepalan tangan.
Yonghwa tertawa melihat tingkah mereka, "Lee Jonghyun, Lee Jungshin, Kang Minhyuk, Park Shin Hye." ujar Yonghwa sambil menunjuk keempat temannya satu-persatu.
Keempat temannya berseru senang sambil bertepuk tangan.
"Kau lihat, Jungshin. Dia tidak amnesia," ujar Shin Hye senang.
"Ah, dia terlalu banyak menonton drama." sahut Minhyuk. Jungshin hanya menanggapinya dengan tawa.
"Yong, apa yang kau ingat terakhir?" tanya Jonghyun yang sejak tadi tidak berbicara.
Yonghwa terdiam, ia mencoba membuka memorinya. Ah, ia ingat. Seohyun. Sikap aneh gadis itu. Ia boleh bertemu gadis itu empat hari lagi. Nilai buruk. Melamun. Guru memarahinya. Hukuman. Berlari di lapangan. Jonghyun membuntutinya. Seohyun tiba-tiba lewat. Pertanyaan Jonghyun...
"Yong?" tanya Shin Hye, menyadarkannya.
"Ne, aku ingat. Aku berlari di lapangan, lalu..." Yonghwa terdiam. Apa yang terjadi setelah itu?
"Jung Yonghwa! Tidak sesederhana itu! Kau berlari sebanyak lima puluh putaran di lapangan seluas itu! Kemudian kau berlari meninggalkanku jauh sekali, lalu tiba-tiba kau menabrak tiang bendera. Kau lihat, kepalamu lebam dan mengeluarkan banyak darah karena kau berlari dengan sangat cepat." jelas Jonghyun, terlihat sangat gemas.
Yonghwa menyentuh keningnya yang terbalut perban dengan perlahan. Ia pun meringis kesakitan.
"Ah, selebihnya kau tahu, kan, ini dimana?" tanya Jungshin.
Yonghwa memperhatikan sekelilingnya, "Klinik sekolah," jawabnya yakin.
Keempat temannya mengangguk tenang.
Tiba-tiba pintu klinik terbuka, ada seseorang yang masuk.
"Jung Yonghwa? Kau sudah sadar?"
Yonghwa menegakkan posisi tubuhnya. Bukankah itu suara guru sejarahnya?
"Han-seonsaengnim, Jung Yonghwa sudah sadar!" seru Shin Hye, menyambut seorang wanita paruh baya yang masuk.
Wanita tersebut tidak menghampiri mereka, ia tetap berdiri di depan pintu.
"Ya, Jung Yonghwa. Aku tidak menyuruhmu berlari di lapangan supaya melupakan masalahmu dengan cara ini. Seharusnya kau berlari dengan santai, supaya masalahmu dapat kau pikirkan dengan baik." tutur kepala sekolah merangkap guru sejarah tersebut.
Yonghwa mencoba tersenyum sopan untuk menanggapinya.
"Istirahatlah dengan baik," lanjut wanita tersebut sambil berjalan menuju tempat tidur lain. Han-seonsaengnim memang terbiasa memeriksa keadaan murid-muridnya di klinik setiap jam istirahat.
"Yong, tinggal satu orang yang belum menjengukmu," celetuk Minhyuk, setelah Han-seonsaengnim sudah tidak tampak.
"Kau benar, Minhyuk-ah. Dimana pacarmu, Yong?" tanya Jungshin menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars
Fanfiction[COMPLETED] Yonghwa tidak tahu harus berbuat apa ketika Seohyun-nya tiba-tiba berubah sikap. Gadis itu selalu terlihat tenang, air mukanya tidak mudah ia tebak. Yang ia tahu, ia hanya melakukan hal yang menurutnya terbaik untuk gadis itu. Tapi apa y...