Dulu aku tidak begini.
Dulu aku bukan seorang anak yang mengerikan.
Dulu aku bukan seorang anak yang kejam.
Dulu aku bukan seorang anak yang dijauhi oleh semua orang.
Dulu aku bukan seorang anak yang bekerja memungut dan membersihkan sampah untuk bertahan hidup.
Dulu aku bukan seorang anak yang tidak tinggal menetap.
Dulu aku adalah seorang anak yang sangat bahagia.
Dicintai dan disukai semua orang.
Memiliki keluarga, rumah yang hangat, teman-teman yang baik, dan sekolah yang sempurna.
Dulu aku masih memiliki ibu dan ayah kandung, dan dua adik seorang perempuan dan seorang laki-laki.
Dulu rumahku tidak seberapa besarnya, tapi kenyamanannya sungguh luar biasa. Tiap anak memiliki kamar tersendiri. Dan di setiap kamar tersedia kamar mandi dan televisi kecil.
Ada ruang tengah dengan sofa empuk, karpet bulu, yang berhadapan dengan perapian dengan sebuah televisi besar yang menempel di atasnya. Setiap ada waktu luang, kami akan menyempatkan diri untuk menonton bersama.
Lalu ada ruang makan yang satu ruangan dengan dapur, dalam ruangan tersebut terdapat jendela yang memperlihatkan pemandangan taman belakang kami.
Di taman tersebut ibu menanam buah-buahan kecil dan bunga-bunga yang indah. Di setiap makan bersama, kami selalu memandangi taman belakang untuk memperkirakan berapa banyak perbedaan yang terjadi dalam pertumbuhan tanaman-tanaman tersebut setiap harinya. Mengobrol tentang hal-hal sederhana seperti cuaca pada hari itu, sekolah, atau membuat rencana untuk liburan yang akan datang.
Maaf baru sedikit.
Coming soon part selanjutnya Masa Lalu 2 yang masih menceritakan masa lalu anak ini tentang bagaimana ia kehilangan seluruh keluarganya dan kabur dari rumah.
Terimakasih telah membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruined And Built
General FictionMerasa kehilangan, Meninggalkan Rumah, Menghilang di tempat yang tidak dikenal untuk bertemu seseorang yang bernasib hampir sama.