Part 15

26.8K 471 17
                                    

"Oh my goodnes. I really miss you, my monkey girls!" Nivina maqomi, atau biasa Lox sebut dengan maqomo itu sedang memeluk Lox dengan sangat erat.

Sesudah selesai sesi berpelukannya. Vina langsung menyerahkan kantung berisi makanan pada sahabatnya.

Kemudian mata Vina menangkap sosok pria di balik punggung Lox saat ini. "Who is he?" Nivina dengan senyum bodohnya seperti biasa. Dan Lox cukup mengetahui bahwa gadis itu sekarang sedang menyalakan mode alarm kepo-nya.

"He's just my—"

"Boyfriend! Iam her mine," Aaron berkata dengan riangnya. Dan itu benar-benar membuat seorang Nivina semakin terlihat bersemangat dengan sisi 'kepo-nya' tentu saja.

"Serius? Kapan kalian jadian? Dan—"

"Come on, Vina! Duduklah di sofa terlebih dahulu. Tidak baik jika kita masih berdiri di ambang pintu." Ucap Lox mengingatkan yang langsung saja di turuti oleh sahabatnya itu.

Dengan Vina yang sudah mendaratkan bokongnya di sofa. Membuat Aaron dan Lox meminta waktu sebentar untuk berganti baju.

Tentu saja Vina mengizinkan sambil melirik nakal ke arah mereka berdua dengan tatapan jahil.

Sementara itu di kamar.
Lox sedang membuka baju milik Aaron dan melemparkan ke arah pemiliknya. Aaron yang melihat Lox telanjang bulat pun menyeringai lebar, "Kita akan melakukan ronde kedua lagi?"

Lox yang sedang memakai underwearnya dengan kesusahan pun memberikan tatapan tajam ke arah Aaron

"Just in hell, Asshole!"

"So, lets go to the hell. And do fuck again hehehe." Aaron yang berniat ingin mendekat pun langsung Lox cegat dengan melemparkan celana jeans pria itu.

"Cepat kenakan pakaianmu, Aaron! Dan kumohon untuk bertingkah normal hari ini."

"Kapan aku bertingkah tidak normal?" Namun Aaron menurut karena Pria itu sedang memakai kaos biru dongkernya yang semula di pakai Lox.

"Baru beberapa menit saja kau tidak ingat," Lox sudah selesai memakai baju yang layak. "Kau lupa bahwa tadi kau hanya mengenakan sprei di depan sahabatku? Apakah kau pikir itu normal? Ku yakin Vina akan berpikir yang macam-macam pada kita!"

"So what, Honey?"

"Just forget it!" Lox membuka pintu. Sebelum itu ia menoleh pada Aaron sekali lagi, "Kuharap kau tidak memberitahu-nya akan pekerjaanku selama ini. Karena aku cukup malu untuk berterus terang padanya. Kau janji, Aaron?!"

Aaron menaikan resleting celana jeansnya. Pria itu mengangguk patuh, "Yeah aku janji."

"Bagus! Satu lagi!" Lox menganggukan kepalanya sendiri. "Kau jangan mengaku sebagai pacarku didepan Nivina. Cause your not my boyfriend. Kau janji?"

Aaron pun kini sudah rapih dengan pakaiannya. Pria itu tidak menjawab pertanyaan Lox hingga gadis itu harus mengulangi perkataannya lagi.

Namun yang justru Aaron lakukan adalah menggeser tubuh Lox yang masih di ambang pintu, kemudian melewati begitu saja. Akan tetapi Lox sempat mendengar Aaron berbisik pelan.

"Tidak dengan yang satu itu..."

*******

Mendorong pintu Cafe. Lox beserta dengan sahabatnya, Nivina, pun mulai mencari tempat duduk ke arah sudut ruangan.

Pada hari ini, mereka berdua merencanakan untuk berjalan bersama, mengingat Nivina jarang sekali mengunjungi kota London.

Awal mula pertemanan mereka di mulai ketika memasuki bangku sekolah menengah ke atas. Apa lagi ternyata menjadi teman sebangku, membuat keduanya menjadi lebih dekat satu sama lain. Semua yang terjadi selalu mereka ceritakan, tak peduli sekecil apapun.

Bad Work Good LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang