ANTAGONIST

13.8K 1K 107
                                    

  "Siapa bilang tokoh antagonis tidak pernah bisa menang?"

.

.

.

Suasana Kerajaan tampak damai hari ini. Para Dayang terlihat berkeliaran di sekitar halaman Istana. Ah, hari ini adalah hari penting untuk mereka semua. Hari diadakannya kompetisi masak untuk menyaring calon Dayang terbaik di Istana.

  "Appa!"

Yeoja kecil yang mengenakan hanbok Putri Mahkota itu terlihat senang ketika mata sipitnya menangkap bayang sang Appa. Kaisar terbijaksana yang pernah ada di masa itu.

  "Ahrin ah" Kekeh Yunho geli.

Namja tampan itu menggendong putri kecilnya seraya berjalan mendekati taman Istana.

  "Umma eodisseoyo?" Tanya Yunho seraya mengecup pipi yeoja kecil itu.

Jung Ahrin tertawa. Ia menepuk lembut pipi Appanya.

  "Umma di Istana dengan Ibu Suri"

Yunho mengangguk. Namja tampan itu berjalan menuju ruang utama Istana dan menemukan keluarganya sedang berkumpul di sana. Yunho segera menurunkan Ahrin dari gendongannya dan tersenyum menatap istrinya.

  "Rin ah, jangan mengganggu Appa" Ujar Ahra lembut.

Yeoja kecil itu mempoutkan bibirnya lucu. Ia mendengus dan berlari memeluk Ibu Suri yang tertawa.

  "Gwenchana sayang, aku juga merindukan Putri Mahkota" Sahut Yunho duduk di samping Permaisurinya.

Ahra tersenyum manis. Ia mengusap lembut rambut cokelat namja tampan itu.

  "Jadi, Yunho, bagaimana dengan perintah Appamu untuk segera memiliki Selir hm?" Tanya Ibu Suri.

Ahra tertegun. Ia segera menatap suaminya. Memberi pesan lewat tatapan matanya untuk menolak perintah Kaisar terdahulu. Yunho yang melihat itu mengangguk pelan dan merengkuh bahu Permaisurinya.

  "Ani, Halmoni, aku tidak akan memiliki Selir"

  "Mwo? Apa kau tahu akibatnya kalau Appamu mendengar, Kaisar?"

  "Aku tahu Halmoni, tapi..Permaisuri sudah cukup untukku"

  "Tidak akan cukup tanpa hadirnya seorang Putra Mahkota, Kaisar"

DEG.

Mata sipit Ahra membesar sekejap. Hatinya terasa sedih mendengar kalimat itu. Ia tahu kalau Ibu Suri tidak bermaksud jahat. Tapi tetap saja, kenyataan bahwa ia tidak akan bisa mengandung lagi setelah melahirkan Ahrin membuatnya sedih. Pada akhirnya seluruh kerajaan tentu membutuhkan pewaris yang bisa memerintah sekaligus berperang.

  "Mohon menjaga perasaan Permaisuri, Halmoni, aku akan mencoba untuk berbicara dengan Appa nanti" Ujar Yunho pelan.

Ibu Suri hanya mengangguk.


-------


Yunho menghela nafasnya setelah ia memasuki kamar. Namja tampan itu menaruh jubahnya di atas meja dan beranjak menghampiri kekasihnya yang terlihat sedih di ranjang. Ahra menundukkan wajahnya menahan tangis.

  "Apa yang kau tangisi hm?" Gumam Yunho tersenyum.

Yeoja berambut hitam itu menggeleng lemah. Ia mendongakkan wajahnya menatap harap mata musang suaminya.

  "Aku hanya takut, kalau kau benar-benar akan memiliki seorang Selir, Kaisar" Bisiknya lirih.

Omo.

ANTAGONISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang