Bagian 3

1.5K 63 1
                                    


Suara Ibu yang berteriak-teriak dengan Ayah membuatku bangun dari tidurku.Hal ini sudah biasa aku dengar.Setelah kematian Andara,saudara kembarku 2 tahun yang lalu membuat mereka berdua menjadi sering bercekcok tentang hal yang menyangkut kematian Andara.Kupingku rasanya sudah bosan untuk mendengarkan mereka berdua yang saling mempertahankan opininya masing-masing.

"Aku udah cape mas seharian ngurusin Masha dan rumah.Jangan pancing aku terus mas !"Bentak ibuku.
"Itu semua gara-gara kamu yang gak becus urusin anak ! makanya Andara gak ada itu semua gara-gara kamu dan anak sialan itu !"Jawab ayahku dengan nada tingi.
"Jangan salahin Masha atas kejadian itu ! Masha tidak salah ! ini semua memang seharusnya terjadi pada Kita semua mas !"
"Oh ! jadi kamu seneng Andara mati gitu ?"
"Siapa yang bilang seneng mas ? Aku juga gak mau Andara pergi dari kehidupan kita?"
"Kalo begitu, kenapa kamu masih bela-belain anak sialan itu ?"
"Siapa anak sialan itu mas ? siapa ?"
"Masha !"
"Dia bukan anak sialan.Dia anaku mas ! anak kita !"
"Dia memang anakmu tapi bukan anakku !"
"Mas! Masha juga darah dagingmu seperti Andara !"
"Dari dulu,dia memang berbeda dengan Andara ! Aku tak pernah menyukainya."
"Asal mas tau ! Masha mungkin memang berbeda dengan Andara yang seperti langit dan bumi,tapi mereka tetap anakku.Aku yang melahirkannya jadi aku tau siapa mereka."
"Jadi sekarang kamu mengira kalau aku gak tau sifat anakku,begitu ?"
"mas jangan salah faham !"

Aku hanya menutup telinga sekencang-kencangnya dan menangis.Kenapa ayahku tak pernah menyayangiku?Apa karna aku berada dalam kejadian maut yang menewaskan kakak kembarku,Andara?

Sore itu kami berdua sedang berjalan pulang menuju rumah.Kami masih mengunakan seragam sekolah dan kami memutuskan untuk pergi ketaman kota sebelum pulang kerumah.Semua yang kami pakai selalu sama.Dari mulai ujung kaki hingga ujung kepala semuanya sama,yang membedakan hanyalah warnanya.Menurutku,Andara adalah wanita yang sempurna.Dia memiliki paras yang cantik,sifatnya yang dewasa,feminim,baik,dan ramah membuat semua pria mungkin takkan menolak cintanya.Berbeda denganku,walau pun wajahku sangat mirip dengan Andara,tapi kepribadianku 180 derajat berbeda dengan Andara.Aku pemdiam,pemalu,pesimis dan tidak terlalu suka bersosialisasi.Mungkin itu juga salah satu penyebab lebih populernya Andara dibanding denganku di sekolah.

"Sya,dua hari lagi kan ulang tahun kita yang ke-17,gimana kalo kita undang temen-temen kita kerumah ?"Ajak Andara sambil mengajakku duduk dikursi ditepi danau.
"Kamu aja.kamu kan yang punya teman disekolah."jawabku ketus.
"kok kamu ngomong gitu sih Sya.Temen aku ya temen kamu juga."
"Tapi mereka lebih senangnya sama kamu 'Ra.Aku gak pernah punya temen sebanyak kamu."
"Gak boleh ngomong gitu ah.Terus Rio mau kamu kemanain?"Rayunya.
"Apa coba jadi bahas tentang Rio?"Seketika mukaku menjadi merah.Aku menutupi mukaku sambil berdiri.
"Hahaha.Ciyee malu ya ?"Tanya Andara sambil menggelitik ku.
"Siapa yang malu ? ihh diem dehh !"Aku berusaha menghindar.
Andara terus saja mengodaku dan tanpa sengaja aku mendorongnya hingga jatuh ke tengah danau.
"Haha, makanya jangan suka usil dehh !"
"Masya ! lihat seragamku jadi basah ahh !nanti ibu pasti marah !"
"Haha suruh siapa coba usil.Ayo ah cepat kesini, udah sore."
"Ya bentar."
Andara berenang dari tengah danau menuju tepi,tapi tiba-tiba Andara menjerit dan seperti tidak bisa berenang.
"Aaaaa ! Sya, kakiku keram !"Ujarnya.
"jangan bercanda deh ! udahan usilnya !"
"Aku gak bohong Sya ! aku gak bisa renang !"
"Jangan bohong deh 'Ra, aku tau kamu itu jago banget renang.kalo aku, baru gak bisa renang.Ataau kamu ngeledek aku ya ?"
"Aku gak bohong,ini beneran Sya !"
"Gak percaya, gak percaya gak percaya !"
"Ayahh !"Teriak Andara yang kemudian tenggelam.

Seketika aku panik dan langsung percaya bahwa Andara memang benar-benar keram.Aku bingung.Apa yang harus aku lakukan,aku tidak bisa berenang tapi Andara dalam bahaya !Akhirnya aku memberanikan dengan perlahan-lahan berjalan dari tepi danau dan mengulurkan tanganku pada Andara.
"Pegang tangan aku 'Ra !"Teriakku.
"gak bisa ! cepet Sya, aku udah gak kuatt !"jawabnya sambil menangis.
Aku maju lagi beberapa langkah,namun aku terjatuh dan ikut tercebur ke danau.Aku panik karena aku tak bisa berenang,dan kini kami berdua dalam bahaya.Andara memegang tanganku dan menenangkanku.
"Tenang Sya.Aku ada disini.Kamu jangan panik !"
"Tapi aku gak bisa renang Ra !"
"Sekarang,rileks."jawanya."kalo udah,kayuh kedua kakimu perlahan-lahan."tambahnya.
"Aku gak bisaa !"
"kamu bisa!"
"Enggak ra !"
"kamu bisa.Nah lihat kamu ngambang kan ?"
Ternyata aku bisa.Ini sangat mudah.Tapi pegangan Andara makin melonggar dan raut wajahnya pun makin terlihat lemas.
"Ra,kamu harus kuat !ayo pegangan kepunggungku, kita ketepi yah ?"Tanyaku sedikit panik.
Andara hanya mengangguk dan menyilangkan tangannya keleherku.Aku mencoba berenang,tapi kemudian aku tenggelam,aku paksakan kayuhan kakiku dan kemudian aku dapat berenang dan ketepi.
Aku baringkan Andara yang terlihat pucat.

"Ra,kita udah ditepi! masa malah tidur sihh ?"

Namun Andara tetap tak menjawabnya.Mungkin Andara kemasukkan air.Aku tekan-tekan dadanya,namun dari mulutnya tidak keluar air sedikitpun.Tanganku mulai bergetar,mataku mulai berkaca-kaca,firasatku mulai tak enak.Aku sandarkan kepalaku didadanya.

"Andara." bisikku terkejut.jantungnya sudah tak berdetak lagi.Aku cek denyut nadinya,namun hal yang sama aku rasakan juga didenyut nadinya.

"Bercandanya gak lucu Ra.Bangun ! nanti ibu marah kalo kita pulang telat Ra!"
Andara tetap tak menjawabnya.
"Ra ! bangun Ra ! aku marah kalo kamu gak buka matamu dalam itungan ke lima ! 1.. 2.. 3.. 4.. 5.."Aku bergetar seperti tersengat listrik.Apa yang kulakukan ? Andara mati gara-gara aku ! Aku seorang pembunuh !. "Andaraa !" teriakku.

Aku segera menelpon UGD dan mereka datang dan membawa Andara untuk segera ditolong.
Andara ada di UGD.Sementara aku duduk di ruang tungu sembari harap-harap cemas dengan baju yang basah kuyup.Tak lama aku menelpon Ayah dan ibu, mereka datang dan menanyakan kejadian yang terjadi pada kami berdua.
"Ada apa Sya ? kenapa baju kamu basah kuyup kayak gini ?"Tanya ibu cemas.
"Awas saja kalo sampai Andara kenapa-napa !"Ancam ayah sambil menunjukku.

Aku hanya bisa terdiam dan menangis karena takut Andara sudah mati.15 menit kemudian,Dokter keluar dari ruangan Andara.
"Keluarga Andara Putri ?"Tanya dokter.

"Saya ayahnya dok !"Jawab ayah.
"Maaf.Nyawa putri bapak tak bisa terselamatkan.Kakinya keram sewaktu dia mencoba berenang dan apa Andara memiliki riwayat penyakit ashma Pak?"
"Apaa ? Kenapa dia bisa berenang dok ? Anak saya gak mungkin mati dook ! gak mungkiin !"Teriak ayah.
"Sebaiknya bapak ikhlaskan kepergian anak bapak.Permisi. "Pamit dokter itu pergi.
Dengan wajah yang penuh kesedihan,amarah,bercampur satu,ayah menghampiriku dan menamparku.
"Apa yang kau lakukan pada anakku ?"
"ak.. aku tak sengaja mendorongnya."Jawabku takut.
"Dasar anak tak berguna !"
"Sudahh mas ! Kita ikhlaskan saja Andara yang sudah tenang di alam sana ! Masya tidak sengaja melakukannya."
"kau bukan anakku."Ucap ayah sambil pergi keluar.

Itulah kata terakhir yang ayah ucapkan padaku.Sekarang Dia tak pernah berkata satu katapun padaku.Kebenciannya padaku mungkin sangatlah dalam hingga dia tidak mau mengakuiku sebagai anaknya lagi.

Kejadian itu selalu menguras air mataku setiap kali aku mengingatnya.Aku mengambil album foto keluargaku di bawah ranjangku.Aku buka lembar per lembar album itu dan melihat kenangan-kenangan indah yang dulu kita lalui berempat dengan kebahagian,kasih sayang kini tinggal penderitaan dan kebencian yang ada didalam rumah ini.Saat aku membuka lembar terakhir dari album,terselip fotoku dan Andara yang diambil saat sehari sebelum insiden itu terjadi.Aku hanya dapat melihat raut wajah Andara di foto yang terlihat bahagia.Lihatlah Andara ! inilah keadaan setelah kau pergi dan meninggalkan kami bertiga.Ayah dan ibu sering bertengkar,dan sekarang aku dan ayah tak pernah saling bicara seperti tak pernah kenal.kenapa kau yang harus pergi,seharusnya aku yang pergi.Karena aku merasa kau lah yang patut hidup bukan aku.Aku tak pernah disukai oleh siapapun bahkan aku dibenci oleh ayahku sendiri, sebenarnya apa artiku didunia ini ?

Bersambung

The FrozenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang