Chapter 7
Kehadiran pie di samping kim membuat jantung kim tak henti-hentinya berdebar, ada rasa ingin menghindar namun kaki kim sangat berat untuk menjauh dari pie dan dengan segala cara kim mencoba untuk bisa mengendalikan perasaannya namun semakin keras kim berusaha tetap saja sikap kim dapat terbaca dengan jelas oleh pie.
" kim, kau kenapa?!? dan kenapa kau terlihat ketakutan seperti itu?!? " ucap pie yang merasa penasaran.
" A,,, aku tidak apa-apa!!! " ucap kim dengan perasaan semakin berdebar.
" Tapi kenapa kau terlihat sedikit berkeringat " ucap pie sambil menatap wajah kim.
" Ah, soal itu?!? mungkin karena udara di sini sangat panas makanya aku berkeringat " ucap kim yang berusaha menutupi perasaannya pada pie.
" Begitu?!? " ucap pie yang masih terus menatap wajah kim.
Melihat pie yang terus menatapnya membuat kim semakin tidak berdaya, jantungnya semakin berdebar dan semakin tidak terkendali.
" Ada apa denganku dan kenapa jantungku terus berdebar " batin kim.
Pie terus memperhatikan kim dan sesekali tersenyum, senyuman pie membuat lutut kim menjadi mati rasa.
" Oh ya kim, bolehkah aku berkunjung ke rumahmu?!? " ucap pie sambil memberikan senyuman manis pada kim.
" A,,, apa?!? " ucap kim.
" Aku bilang bolehkah aku berkunjung ke rumahmu? tapi kalau tidak boleh ya tidak apa-apa " ucap pie.
" Tentu saja kau boleh berkunjung ke rumahku, kapanpun kau mau kau bisa datang " ucap kim dengan tegas.
" Benarkah?!? " ucap pie dengan perasaan gembira.
" Tentu saja!!! " ucap kim yang tersenyum melihat senyuman pie.
" Bagaimana kalau sekarang saja kau bawa aku ke rumahmu " ucap pie.
Kim terkejut mendengar perkataan pie.
" A,,, apa?!? " ucap kim.
" Ayolah kim, aku sedikit merasa bosan jadi aku ingin pergi ke rumahmu karena siapa tau saja aku bisa menemukan hal yang menyenangkan di tempatmu " ucap pie dengan wajah berseri.
" Baiklah kalau itu yang kau inginkan " ucap kim sambil tersenyum.
Kim merasa sangat senang saat pie memintanya untuk membawanya ke rumahnya.
" Apa kau masih ingin belajar memotret " ucap kim.
" Lain kali saja lagi pula aku sangat penasaran ingin melihat seperti apa tempat tinggalmu " ucap pie.
" Ya sudah kalau begitu, ayo kita pergi dari sini " ucap kim.
Kim dan pie melangkahkan kaki menjauhi pinggir danau lalu berjalan menuju pintu gerbang taman, setelah hampir setengah jam mereka berjalan menuju ke gerbang taman akhirnya mereka sampai di depan gerbang taman, banyaknya mobil yang berlalu lalang di depan gerbang taman membuat kim dan pie tidak kesulitan mendapatkan tumpangan, kim menghentikan taksi yang berjalan mendekatinya setelah taksi berhenti kim pun segera membukakan pintu mobil untuk pie.
" Silahkan " ucap kim dengan ramah.
" Kau ini terlalu baik padaku " ucap pie sambil tersenyum.
" Sudah seharusnya aku bersikap baik pada wanita secantik dirimu " ucap kim membalas senyuman pie.
" Kau ini, apa kau sedang berusaha menggodaku?!? " ucap pie sambil tersenyum lebar.
" Mungkin saja seperti itu " ucap kim membalas senyuman pie.
Pie terdiam sejenak sambil tersenyum pada kim setelah itu masuk ke dalam mobil di susul oleh kim, kim menutup pintu mobil lalu mobil pun melaju secara perlahan menjauhi gerbang taman, 2 jam kemudian merekapun tiba di apartemen tempat kim tinggal. kim dan pie turun tepat di depan apartemen, pie sedikit tidak percaya kalau kim tinggal di apartemen yang terbilang cukup berkelas dan mahal.
" Apa kau tinggal di sini?!? " ucap pie sambil terus menatap ke arah gedung apartemen.
" Iya, aku tinggal di sini, memangnya kenapa?!? " ucap kim yang sedikit penasaran dengan pertanyaan pie.
" Apartemen ini hanya bisa di tempati oleh kalangan atas saja, aku bahkan tidak mungkin bisa tinggal di apartemen seperti ini " ucap pie dengan raut wajah sedih.
" Kalau kau mau kau bisa tinggal bersamaku kebetulan aku tinggal sendiri, aku memiliki teman tapi dia tidak tinggal bersamaku karena dia memiliki rumah sendiri " ucap kim sambil menatap pie.
" Kita ini baru pertama kali bertemu tapi kau malah menawarkan ku untuk tinggal bersamamu, bagaimana kalau aku ini seorang penjahat? " ucap pie dengan tatapan serius.
Kim terdiam sejenak sambil tertawa kecil menatap ke arah pie.
" Kalau begitu aku sangat beruntung karena bisa tinggal seatap dengan penjahat cantik seperti mu " goda kim pada pie.
" Kau ini, apa kau sangat suka menggoda orang " ucap pie dengan senyuman malu2.
" Tidak juga dan kalau kau mau tau sebenarnya ini adalah pertama kalinya aku menggoda seseorang " ucap kim sambil tersenyum.
" Lalu apa kau punya saudara? " ucap pie.
" Aku adalah anak tunggal dalam keluargaku " jawab kim.
" Lalu kenapa kau memutuskan untuk tinggal sendiri? " ucap pie.
" Itu karena aku ingin belajar hidup mandiri " jawab kim.
" Apa kau sudah memiliki kekasih? " ucap pie.
Ucapan pie membuat kim terkejut.
" Kalau aku memiliki kekasih mana mungkin aku berani membawamu kemari dan menawarkan mu untuk tinggal bersama " ucap kim.
Jawaban kim membuat perasaan pie senang karena sebenarnya diam2 pie menyukai kim meskipun mereka baru pertama kali bertemu.
" Kau sendiri apa kau sudah memiliki kekasih? " ucap kim.
Petanyaan kim membuat pie juga merasa terkejut.
" Aku belum memiliki kekasih tapi saat ini aku menyukai seseorang " ucap pie malu2.
Mendengar perkataan pie membuat kim merasa patah hati karena sebenarnya dia juga menyukai pie.
" Jadi begitu?!? lalu apa dia tau kalau kau menyukainya? " ucap kim.
" Aku belum berani memberitahukan padanya karena aku takut dia tidak menyukaiku " ucap pie dengan raut wajah sedih.
" Kalau kau tidak mengatakannya bagaimana bisa kau tau perasaannya padamu? " ucap kim.
" Kau memang benar tapi aku masih butuh waktu untuk bisa melakukan itu " ucap pie.
" Ya sudah kalau begitu aku harap dia juga mencintaimu sama seperti kau mencintainya " ucap kim dengan perasaan sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly love
FanfictionChapter 1 Pukul 7 pagi matahari bersinar dengan terang di atas langit hingga cahayanya menembus jendela kamar kim dan sinarnya tepat mengenai wajah kim yang masih tertidur lelap. kim yang merasa terganggu oleh cahaya matahari langsung membuka mata...