Hujan

26 3 1
                                    

Suatu masalah kala itu hinggap di antara ke hidupanku.
"Argh, sial!" ucapku. Aku memejamkan kedua mataku. Saat itu, aku tengah menatap keluar jendela yang berada di kamarku. Yah, bisa dibilang tempat persembunyianku dari dunia luar yang -menyeramkan- melelahkan. Rintik hujan menjadi topping pada hidangan senja yang begitu manis. Langit senja yang membiaskan warna-warni menuju malam. Ah, tenang. Titik-titik air yang berjatuhan dari awan hitam pekat, perlahan-lahan mulai membasahi daratan yang kering. Perlahan, ku buka mataku untuk melihat keluar jendela. Hanya hujan. Namun membuat damai. Suara yang ramai  menyerbu atap rumah. Namun tak berisik. Ku temukan kedamaian yang luar biasa. Tiba-tiba terbesit sesuatu di benaku.

-dunia hanya kiasan semata, yang perlu di hadapi dengan simpul sederhana yang dibuat bibir. Singkatnya, masalah hanyalah bumbu kehidupan yang perlu dinikmati.-

senyumku muncul seketika.

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang